9 Gejala Sleep Apnea, Bisa Beresiko Serangan Jantung Tapi Sering Diabaikan Banyak Orang

5 Januari 2021 13:32 WIB
Ilustrasi tidur dengan guling
Ilustrasi tidur dengan guling ( thelocalsociety)

Sonora.ID - Pada dasarnya Sleep Apnea adalah gangguan tidur yang mengakibatkan potensi berhenti bernafas. Hal ini terjadi lantaran faktor penuaan dan obesitas.

Sleep apnea sebenarnya adalah masalah kesehatan yang harus diwaspadai namun kerap kali orang lalai.

Selain beresiko mengalami berhenti nafas Sleep Apnea juga beresiko tinggi membuat pengidapnya terkena serangan jantung.

Kondisi umum seseorang terkena Sleep Apnea ditandai dengan mendengkur dengan sangat keras kala tidur dan merasa lelah padahal sudah tidur semalaman.

Melansir Sleep Foundation via Kompas.com, terdapat tiga jenis sleep apnea yang dapat terjadi, yakni: 

Baca Juga: Awas, Ini 6 Dampak Buruk Bagi Kesehatan Jika Terlalu Banyak Mengkonsumsi Vitamin C

1. Obstructive sleep apnea (OSA)

Obstructive sleep apnea adalah jenis sleep apnea yang lebih umum terjadi di banding lainnya. Jenis sleep apnea ini terjadi ketika otot di belakangan tenggorokan terlalu rileks.

Hal ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertelan.

Central sleep apnea (CSA) Central sleep apnea terjadi ketika otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke otot yang mengontrol pernapasan.

Hal ini membuat penderita tidak bisa bernapas lega selama beberapa waktu. Complex sleep apnea Complex sleep apnea juga dikenal sebagai central sleep apnea yang muncul dalam pengobatan, yang terjadi ketika seseorang menderita obstructive sleep apnea dan central sleep apnea pada saat yang sama.

Baca Juga: Suka Pakai Kontak Lens, Wajib Perhatikan 4 Hal Ini Untuk Cegah Infeksi

Merangkum WebMD, sleep apnea termasuk kondisi yang layak diwaspadai.

Jika tidak ditangani, sleep apnea dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, di antaranya:

- Tekanan darah tinggi

- Stroke

- Gagal jantung, detak jantung tidak teratur, dan serangan jantung

- Diabetes tipe 2

- Depresi

- Memburuknya attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), yakni kondisi sulit memusatkan perhatian serta menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif.

Sakit kepala Seperti diketahui, seseorang dengan sleep apnea yang tidak diobati bisa mengalami kondisi berhenti bernapas berulang kali selama tidur, terkadang sampai ratusan kali.

Baca Juga: Dipercaya Bikin Darah Tinggi, Garam Laut Rupanya Bisa Mengatur Tekanan Darah, Kok Bisa?

Ini berarti otak dan bagian tubuh lainnya mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat menimbulkan sejumlah masalah.

Lebih lanjut, sleep apnea yang tidak diobati mungkin dapat menyebabkan kinerja yang buruk dalam aktivitas sehari-hari, seperti di tempat kerja dan sekolah, kecelakaan kendaraan.

Melansir Mayo Clinic via Kompas.com, pada umumnya gejala obstructive sleep apnea dan central sleep apnea cenderung sama bahkan tumpang tindih.

Akibatnya untuk beberapa kasus akan sulut untuk menentukan jenis Sleep Apnea yang diali oleh seseorang.

Tanda dan gejala obstructive sleep apnea dan central sleep apnea yang paling umum meliputi:

1. Mendengkur keras

2. Episode di mana penderita berhenti bernapas saat tidur yang akan dilaporkan oleh orang lain

3. Terengah-engah saat tidur

4. Bangun dengan mulut kering

5. Sakit kepala pagi atau saat bangun tidur

6. Kesulitan untuk tetap tidur (insomnia)

7. Kantuk di siang hari yang berlebihan (hipersomnia)

8. Kesulitan untuk fokus atau konsentrasi

9. Sifat lekas marah

Baca Juga: Resolusi Sehat 2021, dr. Santi: Mimpi Besar Gak Cukup, Harus Dipecah!

Mendengkur keras menjadi salah satu indikasi masalah yang berpotensi serius, tetapi tidak semua orang yang menderita sleep apnea mendengkur.

Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda memiliki tanda atau gejala sleep apnea di atas. Tanyakan kepada dokter tentang masalah tidur yang membuat Anda lelah, mengantuk, dan mudah tersinggung.

Dokter mungkin memiliki beberapa saran yang disesuaikan dengan situasi spesifik Anda atau mereka mungkin merekomendasikan Anda ke dokter spesialis tidur atau seorang sleep physician.

Spesialis tidur dapat melakukan studi tidur atau polisomnogram untuk membantu mendiagnosis sleep apnea.

Tes ini memantau banyak hal seperti gelombang otak, gerakan mata, pernapasan, dan kadar oksigen dalam darah.

Suara mendengkur dan terengah-engah, serta henti napas saat tidur, juga diukur. Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda yang menunjukkan sleep apnea, jangan ragu untuk segera diskusikan kekhawatiran Anda dengan dokter sepsialis anak.

Setelah diagnosis, dokter anak akan memberikan sejumlah saran terkait pengobatan.

Mereka sering kali akan merujuk Anda ke ahli otolaringologi atau dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) untuk melihat apakah menghilangkan amandel dan kelenjar gondok dapat menyelesaikan masalah

Baca Juga: Ini Penyebab Menstruasi Pada Remaja Wanita Datang Lebih Awal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Gejala Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Picu Serangan Jantung"

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm