Ekonomi Indonesia Menuju Digital Friendly, Apa yang Perlu Disiapkan?

9 Februari 2021 15:00 WIB
Deputy Director General Office of the Chief Economics Research and Regional Cooperation Department of Asian Development Bank, Edimon Ginting saat berbicara di Smart Business Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Radio Smart FM (9/2/2021)
Deputy Director General Office of the Chief Economics Research and Regional Cooperation Department of Asian Development Bank, Edimon Ginting saat berbicara di Smart Business Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Radio Smart FM (9/2/2021) ( )

Sonora.ID - Pandemi virus corona membawa perubahan yang sangat besar pada Indonesia bahkan dunia, salah satunya adalah pada sektor ekonomi.

Meski laporan perekonomian Indonesia di tahun 2020 tidak lebih buruk dari berbagai negara di Asia, namun pandemi ini membawa perubahan yang sangat besar pada perekonomian Indonesia.

Senada dengan hal tersebut, Deputy Director General Office of the Chief Economic Research and Regional Cooperation Department of ADB, Edimon Ginting menyatakan bahwa sama seperti yang terjadi pada krisis moneter tahun 1998 yang lalu, akan ada dampak perubahan perekonomian di Indonesia dan dunia.

Baca Juga: Biden Dilantik sebagai Presiden AS, Apa Dampaknya bagi Perekonomian Indonesia?

“Menurut saya dampaknya adalah digital ekonomi. Digital ekonomi mau/tidak mau akan tumbuh lebih cepat. Struktur ekonomi kita yang sekarang ini mungkin enggak cocok lagi untuk struktur ekonomi ke depan, ini akan memerlukan reformasi struktural,” ungkap Edimon dalam acara Smart Business Outlook 2021 yang diselenggarakan oleh Radio Smart FM (9/2/2021).

Penting adanya reformasi struktural tersebut untuk wujudkan ekonomi Indonesia menjadi digital friendly, agar tidak tertinggal dengan perekonomian dunia.

Bicara akan reformasi, pihaknya menyebutkan setidaknya ada tiga hal yang memegang peranan penting menunjang perekonomian digital di Indonesia.

Baca Juga: BI sebut Ekonomi Sulawesi Selatan Tunjukkan Perbaikan

Tiga hal tersebut adalah SDM yang mumpuni, infrastruktur yang merata, serta memperbaiki dan memperdalam sektor keuangan Indonesia.

“Pembangunan infrastruktur yang merata, dan lagi-lagi pembangunan SDM. Kemudian, kita harus memperbaiki dan memperdalam sektor ekonomi kita. Karena untuk ekonomi digital itu, credit card itu penting sekali, sedangkan akses credit card di Indonesia itu masih sangat rendah ya,” sambungnya.

Deputy Director General Office of the Chief Economics Research and Regional Cooperation Department of ADB, Edimon Ginting

Edimon menyatakan bahwa pergerakan sektor ekonomi menjadi serba digital ini pun bisa dijadikan momentum untuk memperbaiki finance atau keuangan Indonesia.

Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Sri Mulyani Perpanjang Kebijakan Pembebasan Pajak Karyawan

“Karena itu, digital ekonomi ini juga harus kita pakai untuk memperbaiki akses ke finance. Nanti akan mendukung investasi,” tambahnya.

Sebelumnya, pihaknya menyatakan bahwa pada tahun 2020 lalu, perekonomian Indonesia berada di –2,07 persen.

Angka ini lebih baik dari Singapura, Malaysia, dan Thailand, yang bisa mencapai angka sekitar –6 persen, tetapi Indonesia tidak lebih baik dari China dan Vietnam.

Baca Juga: Vaksinasi Disebut Bangkitkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

“Memang pertumbuhan ekonomi di banyak negara dipengaruhi oleh dua hal yang paling penting menurut saya. Pertama adalah konsumsi domestik, kalau pandeminya sudah di-handle dengan baik, biasanya konsumsi domestiknya sudah mulai positif. Kemudian yang kedua, dampak Covid shock ini tergantung pada kondisi awal. Indonesia termasuk yang kondisi awalnya sehat,” jelas Edimon Ginting.

Perekonomian di tengah pandemi ini sangat bergantung pada dua hal lainnya, yaitu kebijakan pemerintah yang cukup cepat dan kepatuhan sosial.

Kedua faktor ini menjadi modal bagi Vietnam dan China sehingga pertumbuhan ekonomi masih terbilang baik meski di tengah kondisi pandemi.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Resmi Beroperasi, Begini Tanggapan Pakar Ekonomi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm