Selain risiko kesehatan jasmani, menikah di usia belia akan memberikan dampak masalah sosial dan psikis.
Salah satu masalah yang beresiko dialami orang yang menikah diusia belia adalah remaja mengalami masalah perekonomian keluarga, emosi belum stabil hingga rusaknya rumah tangga karena tak harmonis.
Pernikahan dini juga secara tidak langsung menambah kasus perceraian di Indonesia. Ha ini terjadi lantaran , "pelaku" nikah muda belum siap menjalani kehidupan berkeluarga.
"Karena itu, kesiapan psikologis sangat penting agar pasangan siap dan mampu menghadapi berbagai masalah yang timbul dengan cara yang bijak," kata Hasto.
Baca Juga: Bukan Hanya Karena Pandemi, Kepala BKKBN: Salah Satu Faktor Perceraian adalah Pernikahan Dini
"Kesiapan psikologis diartikan sebagai kesiapan individu menjalankan peran sebagai suami atau istri, meliputi pengetahuan akan tugasnya dalam rumah tangga, kesiapan mental, perilaku, perasaan, pikiran, serta sikap seseorang."
BKKBN meminta agar masyarakat tidak terpengaruh oleh ajakan menikah di usia muda yang ditawarkan Aisha Weddings.
Ditegaskan, pernikahan sebaiknya dilandaskan kematangan persiapan dari pria dan wanita, baik kematangan secara psikologis maupun jasmani.
Baca Juga: Kenali Long Hauler Covid-19, Gejala yang Tak Kunjung Sembuh dari Pasien