Toxic Relationship Tidak Akan Terjadi Jika Pasangan Bukan Bucin

23 Februari 2021 22:05 WIB
ilustrasi pasangan kekasih
ilustrasi pasangan kekasih ( freepik)

Medan, Sonora.ID - Sekarang ini marak di kalangan remaja istilah Toxic Relationship atau hubungan beracun alias tidak sehat.

Founder Lembaga Karin Kahandira, Meilani Fabiola yang akrab disapa Kak Mei, mengatakan pada dasarnya toxic relationship bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja, baik dalam hubungan pertemanan, pasangan juga keluarga. Baik di lingkungan pekerjaan, sekolah bahkan di dalam rumah tangga.

"Kalau dibiarkan akan berdampak pada jati diri pihak yang menjadi korban toxic relationship. Karakternya menjadi mati karena tidak bisa menjadi diri sendiri, merasa tertekan, yang lebih parahnya lagi bisa berujung pada depresi" ujar Kak Mei pada program acara Sonora Siang yang mengangkat topik “Toxic Relationship Pada Remaja”.

Baca Juga: Harus Segera Diakhiri! Ini 7 Tanda Pasangan Anda Toxic Parah

Selain itu, menurut kak Mei, bahaya bagi remaja ketika tidak bisa menjadi diri sendiri, tidak bisa keluar dari hubungan beracun ini, akan berdampak pada masa depan.

Jika berlanjut dalam hubungan rumah tangga, dan toxic relationship tetap ada, bisa menjadi toxic parent bagi anak-anaknya kelak.

Remaja Lebih Rentan terhadap Toxic Relationship

Dari diskusi dan sharing terhadap kasus-kasus remaja yang ditangani para Duta Genre, para remaja lebih rentan terhadap toxic relationship karena pada umumnya mereka belum matang dalam mengambil keputusan dan emosi.

Menurut Nazwa Maghfira, Duta Genre kota Binjai yang ikut dalam perbincangan, para remaja sekarang lebih kritis, namun belum bijaksana mengambil keputusan. Remaja belum paham benar pacaran itu apa dan harusnya bagaimana. Lebih banyak yang coba-coba atau latah karena temannya sudah mempunyai hubungan lebih private

“Banyak yang merasa pacaran itu berarti sudah memiliki hak terhadap pasangannya. Berhak mengekang bergaul. Bahkan untuk mengambil keputusan pun harus bertanya pada pacar. Takut putus jika tidak dituruti kemauan pacar”, kata Nazwa

Di sisi lain, Ardiansyah yang juga Duta Genre kota Binjai menilai, seharusnya pacar bisa mejadi sumber energi positif, menyemangati, memberi masukan dan dukungan ke arah yang positif.

“Pacaran tidak harus merubah orang yang dicintai, melainkan menerima apa adanya pasangan. Pasangan berhak untuk berkembang, menggali potensi diri. Sebagai pasangannya ada baiknya kita ikut mendukung pujaan hati untuk ke arah lebih baik”, ujar Ardiansyah.

Baca Juga: Pernah Nyangkut di Toxic Relationship? Ini 3 Tanda Trauma yang Sering Diabaikan

Bagaimana remaja menyikapi Toxic Relationship atau Pola Asuh Toxic dari orang tuanya?

Di mata remaja, kebanyakan orang tua merasa yang dilakukannya adalah yang terbaik. Sementara dalam pemikiran remaja, hal itu tidak sesuai dengan karakter dan keinginannya. Belum lagi orangtua sering membandingkan potensi anaknya dengan anak lain bahkan anggota keluarga sendiri.

Padahal remaja menginginkan apresiasi dari orangtua untuk hal yang dipilih dan dilakukan mereka.

Menurut kak Mei, kalau dikaji lebih dalam, toxic relationship tidak akan terjadi jika salah satunya bukan bucin (budak cinta). Bucin adalah sebutan yang diberikan kepada orang yang terlalu mencintai pacar/ pasangannya.

“Namanya budak diapa-apain juga mau, ‘kan? Remaja yang bucin ini biasanya tidak mampu menghargai dan mencintai diri sendiri. Padahal dia juga mungkin punya banyak kelebihan. Namun orang-orang di sekitarnya, dalam hal ini keluarga, hanya fokus pada kekurangannya. Dalam lingkungan keluarga, orangtua tidak pernah mengapresiasi prestasi dan kinerja anaknya. Ketika anak berbuat sesuatu yang hebat malah dikecilkan, bukannya diberi penghargaan. Seolah-olah yang dilakukan anak adalah hal biasa.”

Selain itu, ada juga orangtua yang memaksa kehendak terhadap anaknya sehingga anak menjadi takut menyampaikan pendapatnya. Trauma yang dialami di rumah akan membentuk karakternya di luar juga, seperti tidak percaya diri bahkan menjadi bucin ketika berhubungan dengan pasangannya.

“Remaja yang mengalami Toxic relationship tidak terlepas dari Toxic parenting dalam keluarganya. Ketika anak mendapatkan toxic parenting dalam keluarga dia akan menjadi karakter yang lemah, sehingga besar kemungkinan mereka akan menjadi korban toxic relationship.”

Baca Juga: Ini Dia 5 Zodiak Cowok Paling Kasar dengan Pasangan, Awas Toxic!

Komunikasi dan Keterbukaan adalah Solusi menghindari Toxic Relationship

Ketika anak sudah beranjak remaja, orangtua tidak bisa menjadi orang yang paling tau, selalu menasehati, diikuti kemauannya. Sesekali orangtua perlu menempatkan diri sebagai sahabat anak remajanya. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Harus mengerti kekurangan anak dan kelebihan anak. Memberi support terhadap kekurangan anak. Mengasah dan meningkatkan kelebihan anak. Sehingga anak merasa punya pegangan dan kebanggan untuk lebih percaya diri.

“Berhenti membandingkan anak dengan kelebihan anak yang lain. Berhenti memaksa kehendak jika anak merasa tidak cocok atau tidak nyaman. Orangtua seharusnya lebih banyak bercerita daripada menasehati”

Intinya, orangtua dan anak sebisa mungkin menerapkan fungsi keluarga dengan baik, membuka komunikasi yang baik dengan anak, mendukung anak untuk lebih mencintai diri sendiri karena kunci lepas dari Toxic Relationship menghargai diri sendiri.

Jangan lewatkan Woman & Parenting, setiap Rabu pukul 10.00 – 12.00 WIB di 90,4 FM Sonora Medan, bersama Meilani Fabiola (Founder lembaga Karin Kahandira) & Agustinus Ketaren (Founder Mega Quality Training & Consulting). Dipandu oleh Rien Aprianty.

 

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm