Apa Obat untuk Covid-19? Dokter: Sampai Sekarang Belum Ada, Tapi…

1 Juli 2021 17:15 WIB
Ilustrasi obat atau pil pelangsing
Ilustrasi obat atau pil pelangsing ( Freepik)

Sonora.ID - Lebih dari satu tahun pandemi virus corona melanda Indonesia, dan hingga artikel ini dibuat, kasus baru Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami pertambahan.

Sempat turun pada bulan Mei 2021, terjadi lonjakan penambahan kasus di akhir-akhir bulan Juni 2021, hingga beberapa wilayah kembali memberlakukan PSBB dan pembatasan seperti di awal pandemi.

Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyatakan bahwa meski sudah berlangsung lebih dari satu tahun, namun hingga saat ini belum ada obat yang pasti untuk menghancurkan virus corona tersebut.

Baca Juga: Ini Alasan BPOM Memberi Izin Uji Klinis Obat Ivermectin untuk Covid-19

“Sebetulnya kalau ditanyakan obat untuk penyakit Covid-19 sampai sekarang sih masih belum ada yang spesifik, dalam arti misalnya pasti obat ini,” ungkapnya menegaskan.

Jika orang demam, obat yang pasti adalah dengan memberikan paracetamol, sedangkan dalam  kasus Covid-19 ini belum ada obat yang ditemukan secara pasti untuk menghancurkan virus corona di dalam tubuh seseorang.

Meski demikian, dr. Santi menegaskan bahwa dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan gejala yang ditunjukkan oleh setiap pasien.

Baca Juga: Dapat Izin Edar, Ini Fakta Seputar Ivermectin yang Diklaim Bisa Jadi Obat Covid-19

“Jadi, obat-obat yang dipakai, itu adalah obat-obat yang dianggap cukup ampuh. Tapi bahwa pasti mengobati? Pasti dalam penelitian. Kalau ditanya gejalanya dulu diobati baru virusnya, sebenarnya sih bareng-bareng diobatinya,” sambung dr. Santi.

Ketika seseorang terpapar virus corona dan mendapatkan pantauan langsung dari dokter, dr. Santi menyatakan bahwa biasanya dokter akan memberikan obat anti virus dan diberikan obat-obatan yang sesuai dengan gejalanya.

Karena Covid-19 ini menunjukkan gejala yang berbeda pada setiap orang yang terpapar, maka memungkinkan adanya perbedaan obat antara pasien yang satu dengan yang lain.

Baca Juga: WHO Tidak Rekomendasikan Remdesivir untuk Mengobati Covid-19

“Ada orang yang batuk, pilek. Ada orang yang batuknya tidak, pileknya tidak, tapi dia diare, mual-mual sedikit, atau beberapa sakit kepala dan merasa  lemas. Jadi obat-obat yang diberikan adalah obat-obat yang disesuaikan dengan gejala yang diderita,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dr. Santi tidak membenarkan adanya informasi dari grup WhatsApp yang mendata obat-obatan yang dianggap ampuh untuk atasi Covid-19.

“Kalau tidak batuk, enggak perlu dikasih obat batuk. Jadi, obat disesuaikan dengan gejala, enggak bisa dipukul rata,” ungkap dr. Santi.

Baca Juga: Obat Covid-19 Hasil Racikan Holding BUMN Farmasi Siap Digunakan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm