Konversi Bahan Bakar ke Gas, PT Vale Bersiap Menuju Karbon Netral 2050

12 September 2021 14:40 WIB
Proses pengolahan nikel oleh PT Vale
Proses pengolahan nikel oleh PT Vale ( PT Vale)

Makassar, Sonora.ID - Perusahaan tambang dan pengolahan nikel, PT Vale Indonesia, menunjukkan komitmennya menjadi industri yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan terus mengurangi tingkat emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi nikel. 

Diketahui, sepanjang lima dekade, PT Vale telah membangun dan mengoperasikan tiga Pembagkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas total 365 Megawatt.  

Keberadaan tiga PLTA tersebut mampu menurunkan ketergantungan perusahaan terhadap bahan bakar fosil untuk menyuplai energi ke pabrik pengolahan. 

PT Vale juga menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor operasional Perusahaan. 

Hanya saja, operasional PLTA saja dinilai belum cukup untuk mengikis emisi karbon. PT Vale mengambil ancang-ancang melakukan konversi batu bara ke gas. 

"Saat ini, walaupun sudah didukung 100 persen PLTA,  kami masih menggunakan minyak dan batu bara untuk operasional tanur (tungku) pengering dan reduksi. Akan tetapi, kemungkinan besar akan mengarah ke gas," ujar Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy kepada awak media melalui zoom meeting, baru-baru ini. 

Baca Juga: Dorong Pariwisata Lutim, Pemprov Sulsel Ingin Ambil Alih Bandara Vale

Terkait komitmen itu, pihaknya bahkan ikut serta dalam Paris Agreement reduce greenhouse gas emissions. Pihaknya manargetkan, sepertiga emisi karbon harus turun pada 2030 untuk menuju karbon netral 2050 mendatang. 

Menurut Febriany, konversi batu bara ke gas menjadi pilihan strategis untuk mewujudkan cita-cita tersebut. 

"Jadi target kita fokus di tanur pengering dan tanur reduksi saat ini masih minyak dan batu bara. Kemungkinan besar kita mengarah ke gas. Karena gas ini emisi karbonnya setengah dari batu bara dan minyak," ucapnya.

Baca Juga: Keindahan Danau Matano Mulai Terkikis karena Sampah, PT Vale dan Pemda Lutim Turun Tangan

Febriany pun menyebut, pelaksanaan konversi ke gas bisa menurunkan emisi karbon hingga 28 persen. Karenanya, program tersebut menjadi salah satu project kunci perusahaan yang akan membantu mencapai target reduksi emisi karbon 33 persen pada 2030.

Terkait target tersebut, kata Febriany, pihaknya telah membuat project dan kajian khusus. 

Lebih jauh, Febriany menambahkan, konversi batu bara ke gas mulai akan diterapkan pada dua proyek smelter baru PT Vale yakni smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah. 

Kendati penggunaan gas dalam pengolahan smelter belum lazim, namun pihaknya berusaha menjadi percontohan dari sisi emisi karbon untuk nikel industri di Indonesia.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm