Sonora ID –Digitalisasi dalam new normal telah memaksa transformasi strategi branding perusahaan dengan konsumen lokal dan internasional.
Persaingan yang kini lebih banyak terjadi dalam dunia maya memberikan pilihan tak terbatas bagi para pembeli.
Jika tidak berhasil membaca perubahan perilaku konsumen, usaha yang sudah tahan banting selama puluhan tahun dapat runtuh begitu saja
Dalam webinar Smart Business Outlook 2021 sesi Strategy Building Brand on Digital Era’ (25/11/2021) yang diselenggarakan oleh Radio Smart FM, Silih Agung Wasesa, Founder Asia PR mengungkapkan bahwa celah untuk mendapat profit sebenarnya tidak berkurang dan bahkan justru meningkat selama pandemi.
Baca Juga: Smart Business Outlook 2022; 'Strategi Balas Dendam (Rebound) Wisata'
“Secara ekosistem sebenarnya hampir sama, ada pabrik, ada showroom, kemudian jaringan distribusi sampai ke consumer. Cuma perbedaan sekarang, shoroomnya adalah showroom digital,” ujar Sillih
Dibandingkan dengan media cetak, radio, televisi, penguatan branding tentunya harus difokuskan di sosial media.
Salah satu satu strategi branding yang dapat diterapkan pada ruangan atau area baru ini adalah membangun kolaborasi dibandingkan kompetisi.
“Dulu vespa nomor satu, kecap nomor satu. Sekarang kalau ada brand yang merasa nomor satu, konsumennya malah ngejauhin.” jelas Silih.
Berkomunikasi melalui ‘celetukan’ dengan kompetitor di sosial media adalah salah satu bentuk kolaborasi sederhana yang terbukti memberikan dampak positif pada citra brand perusahaan.
Suasana mutual benefit harus terus dibangun dan keuntungan yang didapatkan dari hubungan tersebut dilihat sebagai resiko dibandingkan hal utama yang dicari.
Baca Juga: 5 Kiat-kiat Mencapai Target Penjualan di Masa Next Normal ala James Gwee!
Silih juga menggarisbawahi bahwa citra tulus dan generous adalah faktor lain yang harus diutamakan ketika membangun brand.
Konsumen terungkap akan membeli produk dari perusahaan yang dinilai ‘baik’ bahkan ketika mereka tidak membutuhkan produknya.
“Di awal pandemi ada salah itu produk kosmetik yang memberikan bantuan ke pemerintah sekitar 9 miliar. Pada bulan ketiga [mereka memberikan] 45 miliar. Waktu itu kita lagi WFH dan lockdown, kita gak butuh kosmetik tetapi penjualannya malah meningkat,” ungkap Silih.
Proses menarik pelanggan dimulai dari promosi yang menunjukan ‘kebaikan’ perusahaan dan mengajak calon pelanggan untuk berbuat baik lalu.
Kedekatan produk dengan pelanggan akan terbentuk dengan sendirinya.
Daripada promo besar-besaran di papan ikan, media jenis ini berada pada tahap ketiga yang berfungsi untuk reminder citra yang sudah buat sebelumnya melalui action nyata.
Smart Business Outlook 2021 diselenggarakan selama 2 hari, 24-25 November 2021.
Tak hanya membahas ‘Strategy Building Brand on Digital Era’, masih ada sederet sesi lainnya yang akan dibawakan oleh narasumber yang kompeten di bidangnya.
Akan ada CEO Gambaran Brand Indonesia, Arto Biantoro serta motivator dan pakar marketing, Tung Desem Waringin.
Baca Juga: 5 Aspek Pemasaran 5.0 dan Rahasia 'Customer Need ' Masa Pandemi