Mengenal Visi 'Pelangi' Putri Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan

2 Maret 2022 12:17 WIB
Fransisca Octaviani saat berada di Balai Kota Banjarmasin
Fransisca Octaviani saat berada di Balai Kota Banjarmasin ( Smart FM Banjarmasin / Juma)

Banjarmasin, Sonora.ID – Mengenakan kostum sasirangan berkelir merah marun, Fransisca Octaviani, finalis Putri Indonesia 2022 perwakilan Kalsel tampak datang ke Balai Kota Banjarmasin, Selasa (01/3).

Maksud dan tujuan kedatangan perempuan 26 tahun itu ingin bertemu dengan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.

Chika, sapaan akrabnya sendiri sudah beberapa hari terakhir ini berada di Bumi Antasari dengan membawa misi tersendiri.

Chika membawa misi advokasi 'Pelangi', yang merupakan singkatan dari Pendidikan Alam Peraih Mimpi.

Adapun tujuan dari misi itu adalah mendidik anak-anak kurang mampu, untuk memanfaatkan ruang terbuka dan alam sebagai sarana arsitektur untuk belajar, hingga meraih mimpinya.

"Bisa belajar di sungai, di bawah pohon dan lain sebagainya. Intinya, memanfaatkan alam atau ruang terbuka yang ada. Tidak harus menggunakan ruang tertutup atau gedung khusus pendidikan," jelasnya, saat ditemui Smart FM Banjarmasin.

Inspirasi itu sendiri diambilnya dari hasil studi yang pernah dilakukannya. Tepatnya, saat dia mendapat kesempatan mengikuti program Student Action di Jerman. Termasuk, saat dia juga berkesempatan mendesain ruang terbuka hijau (RTH), di situ.

Baca Juga: Lanjut PPKM Level 3, Wali Kota Banjarmasin Beberkan Penyebabnya

Dia melihat, sistem pendidikan anak kecil di luar negeri berbeda dengan anak-anak di Indonesia. Di luar negeri, menurutnya anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain dan belajar di taman atau ruang dan alam terbuka sejak dini.

"Itu mengaktifkan saraf motorik anak. Itu membuat anak-anak sedari kecil lebih aktif dan lebih berkembang. Mereka menjadi lebih berani karena banyak berbaur di alam," jelasnya.

"Sistem seperti itu yang ingin saya adopsi lalu ditularkan ke Kalsel," tambahnya.

Lantas, apakah metode bermain sekaligus belajar seperti itu pernah diterapkan di Kalsel? 

Terkait hal itu, Chika mengaku saat ini baru menerapkannya di kawasan Martapura, Kabupaten Banjar. Namanya, sekolah alam terapung.

Dijelaskannya, anak-anak masing-masing menaiki perahu, mereka mendayung sendiri untuk pergi sekolah atau bertemu dengan guru.

"Yang saya tahu, sekolah Alam Terapung  itu hanya diikuti enam murid. Saya rasa, metode seperti ini salah satu pemanfaatan sekolah alam," jelasnya.

Lalu, kapan metode itu bakal diterapkan di Kota Banjarmasin?

Sarjana S1 Teknik Arsitektur di Universitas Trisakti Jakarta itu mengatakan, bila ada kesempatan datang lagi ke Kalsel, dia menginginkan adanya sosialisasi terlebih dahulu.

"Jika memang pemerintah setempat mendukung, kita akan segera menerapkannya," tambahnya.

Lebih jauh, Ia menerangkan, yang paling membuatnya tergerak menularkan metode sekolah alam yang dinamainya 'Pelangi' itu, lantaran dia melihat ada banyak anak kecil yang butuh pendidikan.

"Lalu, yang membuat saya tertarik mengadopsi metode itu, saya melihat anak kecil umumnya gemar bercerita. Dan apabila diasah, tentu sangat bagus untuk perkembangan pendidikannya," tutupnya.

Baca Juga: Yustisi Tanpa Sanksi, Satpol PP Banjarmasin Pilih Edukasi Prokes

Sekedar diketahui, meski Chika mewakili Provinsi Kalsel, namun dia ternyata tidak tinggal di Banjarmasin.

Chika lahir dan besar serta tinggal di Jakarta. Namun sang kakek hingga keluarganya, tinggal di Kota Banjarmasin, tepatnya di kawasan Banjar Indah.

"Di tahun 1970-an, kakek saya, pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Provinsi Kalsel. Saya juga sering bolak-balik ke Kalsel," ungkapnya.

Terpisah, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengapresiasi kedatangan Chika ke Balai Kota dan metodenya itu. Ia juga mendoakan, agar Chika bisa meraih hasil terbaik ketika bersaing dengan 44 finalis lainnya.

"Masih ada dua bulan sebelum dia mengikuti karantina sebagai finalis. Saya berharap, Chika bisa menguasai sejarah, budaya, hingga kerajinan tangan hasil karya anak banua. Seperti Kain Sasirangan dan Bakul Purun," ucapnya.

"Tadi, saya juga menitipkan semangat kampanye pengurangan pemakaian kantong plastik. Kota Banjarmasin, menjadi pelopor dan itu menjadi spirit bagi Indonesia dan inspirasi bagi kota lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: Wabup Tanbu Datangi Balai Kota Banjarmasin! Ini yang Dibicarakan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
Inspirasi itu sendiri diambilnya dari hasil studi yang pernah dilakukannya. Tepatnya, saat dia mendapat kesempatan mengikuti program Student Action di Jerman. Termasuk, saat dia juga berkesempatan mendesain ruang terbuka hijau (RTH), di situ.