Mengenal Berbagai Macam Tradisi Masyarakat di Pulau Jawa untuk Menyambut Bulan Ramadan

25 Maret 2022 13:25 WIB
Ilustrasi puasa Ramadan
Ilustrasi puasa Ramadan ( pexels)

Sonora.ID - Dalam rangka menyambut kedatangan bulan Ramadan, masyarakat di Pulau Jawa memiliki berbagai macam tradisi yang biasa dilakukan jelang Ramadan.

Ramadan merupakan bulan suci yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam karena bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam, di mana pada bulan tersebut seluruh umat muslim diwajibkan untuk berpuasa dan di dalamnya terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Tentu hal tersebut membawa kegembiraan bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Dalam mengekspresikan kegembiraan untuk menyambut bulan Ramadan, masyarakat di Indonesia khususnya di Pulau Jawa memiliki tradisi-tradisi unik yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan.

Baca Juga: Resep Kerupuk Gendar dari Nasi Sisa, Cocok untuk Stok Ramadan

  1. Megengan

Megengan berasal dari kata megeng yang memiliki arti menahan sehingga filosofi dari megengan adalah menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Megengan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur untuk menyambut bulan Ramadan.

Tradisi ini dijalankan dengan cara membaca doa-doa seperti tahlil dan istighosah bersama yang kemudian dilanjutkan dengan membagikan makanan dan kue-kue atau jajan pasar tradisional kepada jamaah yang mengikuti kegiatan tersebut. Salah satu kue yang harus ada saat melakukan tradisi megengan yaitu kue apem.

Tradisi megengan identik dengan kue apem, yaitu kue yang terbuat dari tepung beras. Nama kue apem ternyata berasal dari Bahasa Arab yaitu afwan yang memiliki makna ampunan atau maaf.

Sehingga makanan ini dijadikan sebagai simbol untuk memohon ampun kepada Tuhan atas segala doa yang telah dilakukan. 

Harapan masyarakat melalui tradisi megengan ini adalah agar dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan tenang dan ikhlas karena Allah SWT telah mengampuni dosa yang diperbuat.

  1. Nyorog

Suku Betawi yang berada di Pulau Jawa bagian Barat juga memiliki tradisi sendiri dalam rangka menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini disebut dengan nyorog. 

Tradisi nyorog ini biasanya dilakukan dengan membagikan bingkisan kepada sanak keluarga. 

Bingkisan yang diberikan dapat berupa bahan makanan mentah, kopi, susu, gula, ikan ataupun makanan khas betawi seperti sayur gabung pucung yang sudah dikemas dalam rantang.

Tujuan dari tradisi nyorog yaitu untuk mengingatkan bahwa bulan Ramadan akan segera tiba dan juga sebagai momentum untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara.

  1. Dandangan

Tradisi dandangan sudah ada sejak 450 tahun lalu yang dikenalkan oleh Sunan Kudus.

Awal mula adanya tradisi dandangan ini muncul lantaran berkumpulnya masyarakat di Masjid dan Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dimulainya waktu puasa yang ditandai dengan adanya suara tabuhan beduk.

Bunyi dari beduk yang menimbulkan suara “dang, dang, dang” ini lah yang kemudian disebut dengan istilah dandangan.

Kemudian seiring berjalannya waktu, momentum ini sering dimanfaatkan oleh pedagang untuk membuka lapak dagangannya. Sehingga, kini keramaian tersebut dikenal sebagai pasar malam yang ada jelang Ramadan.

Baca Juga: Lampion dan Ornamen Masjid Akan Menghiasi Jalan Jendral Sudirman Hingga Balaikota Selama Ramadhan

  1. Nyadran

Masyarakat di Pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah juga memiliki tradisi Nyadran untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.

Kata Nyadran berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu sraddha yang memiliki arti keyakinan.

Tradisi Nyadran dilaksanakan dengan mengunjungi makam orang-orang yang sudah meninggal, membersihkan makan dan menabur bunga.

Acara puncak dari tradisi nyadran ini yaitu mengadakan kenduri atau selamatan di makam leluhur.

Di beberapa daerah di Jawa, Nyadran juga dilaksanakan sebagai ajang menjalin silaturahmi bagi warga dengan berkumpul bersama.

  1. Padusan

Padusan juga merupakan tradisi warisan leluhur yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa.

Pada umumnya tradisi padusan ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Tradisi padusan memiliki tujuan untuk menyucikan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan Ramadan.

Biasanya tradisi ini dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air atau di sumur-sumur.

Ritual ini memiliki makna yang cukup dalam yaitu sebagai sarana untuk kontemplasi diri dari berbagai kesalahan yang telah dilakukan.

Mengingat dalamnya makna dalam tradisi ini, maka seharusnya ritual ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi.

Selama bulan Ramadan masyarakat Indonesia juga memiliki berbagai macam kegiatan seru yang hanya dilakukan pada bulan Ramadan seperti ngabuburit, buka puasa bersama (bukber), sahur on the road dan mudik di akhir bulan Ramadan atau jelang hari raya Idul Fitri.

https://jatim.tribunnews.com/2022/03/22/5-tradisi-dalam-menyambut-bulan-ramadan-di-pulau-jawa-megengan-di-jatim-hingga-dandangan-di-kudus?page=4

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm