Kenali 5 Gaya Hidup Sehat yang Justru Berdampak Buruk bagi Tubuh

20 Mei 2022 11:55 WIB
Ilustrasi sehat dan bugar di usia tua.
Ilustrasi sehat dan bugar di usia tua. ( PEXELS/RUN 4 FFWPU)

Sonora.ID - Berbagai macam gaya hidup sehat seringkali dilakukan oleh banyak orang agar mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat.

Dengan menerapkan gaya hidup sehat, diharapkan dapat membantu daya tahan tubuh agar lebih kebal terhadap ancaman berbagai macam virus dan terhindar dari berbagai jenis penyakit.

Namun, banyak orang yang tidak tahu bahwa terdapat beberapa kebiasaan hidup sehat yang justru dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh lantaran takarannya yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kondisi tubuh.

Kebiasaan hidup sehat yang seperti ini dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh. Apa saja? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: AWAS! Sudah Ada 9 Kasus di Inggris, Apa Itu Cacar Monyet atau Monkeypox?

1. Minum air terlalu banyak

Air memang sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi jika terlalu banyak mengonsumsi air dapat menjadi pemicu keracunan air dan terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel tubuh terkontaminasi oleh cairan berbahaya, terutama sel otak.

Konsumsi air yang berlebihan juga dapat menyebabkan hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium dalam darah. 

Menurut dokter anak dan penyakit dalam di UCHealth di Fort Collins, Christina Lang, MD, terdapat korelasi antara minum air berlebihan dengan pembengkakan otak.

“Minum air berlebihan hingga melebihi batas air yang dapat dikeluarkan ginjal dan tanpa adanya penggantian elektrolit seperti sodium dan kalium dapat menyebabkan pembengkakkan otak,” ujar Lang.

2. Suplemen makanan

Suplemen makanan adalah salah satu hal yang menjadi penyebab ribuan orang mengalami gangguan kesehatan hingga masuk UGD setiap tahunnya.

Hal ini ditenggarai oleh pengklasifikasian Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang menggolongkan suplemen sebagai makanan. Sehingga sangat sulit untuk diketahui mana suplemen yang aman bagi tubuh. 

Dengan adanya klasifikasi baru ini produsen suplemen dapat mempromosikan berbagai jenis suplemen yang dianggap aman secara bebas.

Padahal FDA hanya dapat mengidentifikasi bahwa produk suplemen itu berbahaya setelah produk tersebut beredar di pasaran.

Sehingga risiko mengenai masalah kesehatan yang timbul dari produk suplemen berbahaya ini tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: Waspadai Lebih Awal, Ini 3 Gejala Flu Singapura yang Mudah Dikenali, Ternyata Sariawan Termasuk?

3. Olahraga berlebihan

Olahraga memang baik untuk menunjang stamina, tetapi jika dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan sel dalam tubuh.

Menurut seorang dokter bedah kardiovaskular di NYC Syrgical Associate Dr. David A.Greuner, berolahraga di luar batas kemampuan dapat memaksa tubuh untuk menyesuaikan agar menjadi lebih kuat, dan ini dapat menjadi penyebab kerusakan sel dalam tubuh. Sehingga setelah berolahraga tubuh akan terasa nyeri dan lelah.

Saat tubuh mengalami kerusakan sel diperlukan waktu yang cukup untuk memperbaikinya sehingga jika olahraga dilakukan secara berlebihan, tubuh tidak akan dapat memperbaiki sel-sel yang rusak tersebut dengan optimal.

4. Orthorexia

Orthorexia adalah obsesi untuk makan makanan sehat saja dan ini merupakn gangguan makan yang biasanya hanya berfokus pada kualitas makan bukan kuantitasnya.

Gangguan makan ini menyebabkan seorang penderita hanya ingin makan makanan sehat saja. Jika keinginan tersebut tidak dihentikan maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih serius karena orthorexia juga dapat menyebabkan malnutrisi.

Baca Juga: Rugi Kalau Gak Ikutan! Ini Cara Diet Roy Marten yang Bikin Bugar Meski Sudah 70 Tahun

5. Intermittent fasting bagi penderita diabetes

Intermittent fasting adalah salah satu jenis diet yang mengatur pola makan dengan cara berpuasa atau tidak makan dalam beberapa waktu tetapi masih diperbolehkan mengonsumsi minuman. Tetapi metode ini cenderung mengatur kebiasaan makan bukan mengurangi atau membatasi makanan yang dikonsumsi.

Bagi penderita diabetes disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan intermittent fasting karena kadar glukosa dalam darah bisa turun.

Menurut pakar diabetes Dr. Robert Ratner, selama melakukan intermittent fasting atau time restricted feeding diperlukan penyesuaian pengobatan bagi penderita diabetes agar terhindar dari hipoglikema.

Hal ini dilakukan untuk menjaga agar kadar glukosa dalam darah tetap dalam batas normal.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm