Bagikan :
Sonora.ID - Banyak sekali jenis penyakit jantung yang kerap diidap oleh masyarakat Indonesia karena pola makan tidak sehat, seperti penyakit jantung koroner.
Dilansir dari Medical News Today, penyakit jantung koroner ini disebabkan oleh penumpukan plak di dalam arteri yang menghalangi aliran darah normal.
Penumpukan plak tersebut tidak hanya menyebabkan penyakit jantung koroner saja, tetapi juga menyebabkan berbagai macam penyakit lain, seperti stroke dan serangan jantung.
Oleh sebab itu, Anda harus bisa menjaga pola makan dengan baik agar terhindar dari penumpukan plak dalam arteri yang menyebabkan penyakit jantung koroner.
Berdasarkan Health Grades, setidaknya ada 6 makanan penyebab jantung kororner yang kerap dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Marshanda Hilang, Ini 4 Cara Tubuh Beri Sinyal Bipolar Disorder yang Sering Diabaikan!
Berikut ini adalah daftar ke-6 makanan penyebab jantung koroner yang harus Anda stop konsumsi mulai hari ini:
1. Olahan susu dan krim utuh
2. Keju dengan lemak tinggi
3. Daging merah lemak tinggi
4. Daging olahan, seperti sosis, pepperoni, bakso, dan masih banyak lagi
5. Es krim
6. Mentega
Terdapat alasan mengapa ke-6 makanan penyebab jantung koroner tersebut wajib Anda hindari.
Ini lantaran jenis makanan tersebut mengandung kadar lemak jenuh yang terlampau tinggi.
Health Grades mengungkapkan bahwa penumpukan plak di arteri ini disebabkan oleh kolesterol LDL (lemak jahat), sehingga aliran darah terganggu.
Ahli medis sendiri menyarankan untuk mengonsumsi lemak jenuh sebanyak < 7% dari total kalori harian yang masuk ke dalam tubuh.
American Heart Association menyarankan untuk mengonsumsi setidaknya 120 kalori yang terdiri dari lemak jenuh.
Secara rinci, pria disarankan untuk mengonsumi sebanyak 30 gr lemak jenuh dan 20 gr lemak jenuh untuk wanita.
Selain itu, Anda pun disarankan untuk berolahraga rutin agar kalori di dalam tubuh dapat terbakar dan lemak jenuh pun tidak menumpuk di dalam tubuh.
Dengan membatasi asupan lemak jenuh dan olahraga rutin, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner di kemudian hari.
