Bagikan :
Sonora.ID – Seleb TikTok Jeje yang terkenal dengan jargon andalannya “slebew” belakangan tengah viral karena tingkahnya yang nyeleneh dan suaranya yang unik.
Berawal dari muncul di konten TikTok tanya jawab, popularitas gadis yang terkenal sering nongkrong bersama anak-anak Bojong dan Citayam cs di Sudirman ini semakin meroket.
Bahkan, Jeje juga sudah beberapa kali hadir di podcast selebriti terkenal, seperti podcast Atta Halilintar.
Seiring dengan viralnya sosok Jeje, makin banyak pula warganet yang penasaran dengan identitas aslinya, seperti orangtua hingga di mana ia tinggal.
Sebenarnya dalam beberapa kesempatan, gadis berusia 16 tahun itu memang kerap menceritakan kisah kelam masa lalunya yang membuat dirinya kabur dari rumah.
Baca Juga: Heboh! Netizen Kecam Minta Hapus Program Acara Bucin Fuji dan Thariq Halilintar: Tidak Mendidik!
Jeje mengaku sebenarnya tinggal di Kemang dan punya alasan akhirnya ikutan nongkrong di Sudirman.
Jeje mengaku memilih kabur dari rumah karena menerima tindakan pelecehan dari salah satu pekerja di rumahnya.
Namun meski keluarganya telah mengetahui aksi bejat si pelaku, alih-alih memecat pekerja tersebut Ibu dan neneknya malah menyalahkan Jeje atas apa yang dia alami, karena cara berpakaiannya sendiri.
Setelah kisah kelam masa lalu Jeje terbongkar, belakangan Beredar sebuah video di media sosial TikTok, aktor Dede Yusuf sedang berbincang dengan wanita yang mengaku ibu kandung Jeje,
Wakil Ketua Komisi X DPR RI menuturkan bahwa wanita bernama Sarah itu mencari keberadaan sang putri, Jasmine.
Setelah itu, wanita bernama Sarah tersebut buka suara dan mengungkapkan harapannya agar Jeje bisa segera pulang.
"Halo, Assalamualaikum, halo Jasmine ini mamih, Jasmine kita semua berharap Jasmine pulang ke rumah," ucapnya.
"Karena selama ini mamih juga sudah berupaya menghubungi Jasmine tapi mamih mengalami kesulitan untuk mengontak Jasmine," kata Sarah menambahkan.
Dia mengklaim bahwa selama ini tidak ada masalah apapun dengan Jeje di rumah, sehingga 'artis' Sudirman itu diminta untuk segera pulang.
Tidak hanya itu, Sarah juga memperkenalkan sosok bayi laki-laki yang duduk tenang di pangkuannya.
"Dan ini juga adek kamu Malik, sekarang udah usia 6 bulan, kamu belum pernah ketemu sama sekali sama adik kamu," katanya.
"Kami semua berharap kamu segera pulang ya Jas, kita selesaikan dengan baik-baik," ucap Sarah menambahkan.
Berbeda dengan saat mereka masih balita, anak yang sudah memasuki usia remaja cendrung menjadi lebih defensif dan tertutup.
Mereka juga lebih sensitif ketika Anda mendorong atau membicarakan hal yang tidak mereka sukai.
Apalagi remaja juga kerap tantrum karena menganggap orangtua tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diinginkannya.
Jika terus menerus dibiarkan, hal ini yang bisa memicu jurang antara orangtua dan remaja semakin besar.
Baca Juga: Cut Meyriska dan Roger Danuarta Akui Pisah Ranjang Demi Anak: Memang Harus Berpisah!
Itulah sebabnya supaya komunikasi antara Bunda dan si remaja tetap berjalan mulus, Anda harus mengubah cara berkomunikasi menjadi lebih efektif.
Namun jangan khawatir, ada beberapa tips membangun komunikasi yang baik dengan remaja yang bisa Anda coba terapkan di rumah. Semoga membantu.
Dengarkan
Salah satu kunci komunikasi lancar adalah mau mendengarkan. Remaja cenderung memiliki keinginan untuk menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
Maka dari itu, ayah dan ibu bisa coba untuk memberi waktu dan dengarkan apa yang disampaikan.
Jangan Dimarahi
Bangunlah sebuah percakapan dua arah, bukannya “ceramah” dari orangtua dan mengharuskan remaja untuk sebatas mendengarkan.
Alih-alih komunikasi lancar, hal ini malah bisa membuat anak semakin merasa dihakimi.
Tidak hanya itu, orangtua juga mungkin akan merasa lelah dan berujung pada mengeluh bahwa remaja tidak bisa diajak bicara.
Sering mengajak anak mengobrol santai
Sesibuk apapun orangtua, sempatkan waktu untuk berbagi, berbincang dan diskusi dengan anak tentang berbagai macam hal.
Topik-topik tersebut bisa tentang kegiatan ekstrakurikuler, perkembangan akademik, film yang sudah ditonton bersama kawan, piala dunia atau topik-topik serius seperti korupsi di Indonesia dan sebagainya.
Interaksi dan komunikasi intens membuat hubungan orang tua dan anak lebih kuat dan harmonis.
Baca Juga: Nastusha Nangis Karena Nggak Diajak Main, Ini Pelajaran Hidup yang Chelsea Olivia Berikan ke Anak!
Memberi contoh nyata
Dalam aktivitas pengasuhan, contoh ataupun teladan adalah kunci utama penanaman perilaku positif pada anak.
Bila orangtua juga memperlakukan orang tua, kakek atau nenek, maka remaja tersebut mendapatkan contoh dan teladan nyata dalam berperilaku.
Jangan Menyerang
Mungkin saja remaja melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua.
Meski begitu, bukan berarti ayah dan ibu boleh menyerang dan menyalahkan anak karena hal itu.
Hindari kebiasaan memandang remaja tidak mengerti apa-apa, hanya karena dia belum memiliki pengalaman atau kemampuan seperti yang dimiliki orangtua.
Perlu diingat, orangtua tidak selalu benar dan anak tidak melulu salah.
Hormati Pendapat Remaja
Orangtua juga disarankan untuk menunjukkan rasa hormat (respect) terhadap pendapat yang diutarakan remaja.
Dengan begitu, komunikasi yang lancar bisa lebih mudah dibangun.
Baca Juga: Paket Lengkap! Ini 7 Rahasia Membesarkan Anak yang Bahagia dan Sukses
