Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah se-DIY dengan Tema “Sinergi untuk Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan”

22 September 2022 20:00 WIB
Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah se-DIY.
Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah se-DIY. ( Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta)

Sonora.ID - Dalam rangka memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan.
 
Tujuannya untuk mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional sebagaimana arahan Presiden RI, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY.
 
Dalam hal ini, Presiden RI menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah se-DIY dengan mengusung tema “Sinergi untuk Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan”.
 
 
Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah se-DIY dilaksanakan pada hari Kamis, 22 September 2022 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta yang dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY, Kepala Badan Pangan Nasional RI, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Kemendagri, Sekda DIY, Wakapolda DIY, kepala dinas dan anggota TPID se-DIY, perwakilan akademisi, serta stakeholders terkait.
 
Sebagaimana roadmap TPID DIY 2022-2024 sesuai dengan arahan Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN), salah satu sorotan utama dalam kerangka jalan tersebut ialah mengenai pentingnya stabilitas harga dan ketahanan pangan untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.
 
Hal tersebut sejalan dengan kondisi global, nasional, dan DIY di mana inflasi yang tinggi kian menjadi momok di tengah pemulihan
ekonomi.
 
Inflasi kian meningkat, berbeda dengan kondisi pandemi dua tahun yang lalu.
Adapun hingga Agustus 2022 ini, inflasi DIY tercatat telah tumbuh 5,52% (yoy), angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian nasional 4,69% (yoy).
 
Bank Indonesia menilai kondisi tersebut mengindikasikan tantangan pengendalian inflasi ke depan yang tidak akan mudah.
 
Menurut paparan Kepala Bank Indonesia KPw DIY, Budiharto Setyawan, bahwa “Setidaknya terdapat 3 (tiga) tantangan besar kedepan, Pertama, disrupsi dari sisi penawaran baik secara global maupun local (supply shock) akibat pandemi.
 
Kondisi pembatasan mobilitas yang berlangsung selama dua tahun lebih masih menyisakan hambatan atau disrupsi pada sisi penawaran.
 
Di sisi lain, permintaan kian menunjukkan perbaikan sejalan dengan pulihnya geliat ekonomi.
 
Alhasil terjadi ketidaksepadanan atau mismatch di mana sisi penawaran tidak dapat merespon kenaikan permintaan secara cepat. 
 
 
Kedua, adalah isu ketahanan pangan, baik secara nasional maupun lokal DIY.
 
Penawaran pangan yang kian terbatas juga diperparah dengan ketegangan politik Rusia-Ukraina yang merupakan negara produsen gandum dunia, serta kebijakan proteksionisme pangan beberapa negara.
 
Hal ini tentu menjadi tantangan dalam pemenuhan komoditas pangan impor nasional.
 
Jika ditinjau lagi, DIY juga masih bergantung terhadap daerah lain dalam pemenuhan beberapa komoditas pangan.
 
Oleh karena itu, perlu perhatian dan upaya luar biasa (extra effort) dari TPID dalam mewujudkan ketahanan pangan DIY. 
 
Ketiga, adalah kendala dari sisi produksi dan distribusi, khususnya akibat faktor cuaca yang tidak menentu.
 
Gangguan cuaca seperti La Nina dan banjir masih menjadi tantangan dalam pengendalian inflasi.
 
Belum lekang dari ingatan kita mengenai kenaikan harga cabai pada awal hingga pertengahan Triwulan III lalu akibat faktor cuaca yang menyebabkan kegagalan panen dan rentannya serangan hama.
 
”Berkaca dari tiga hal tersebut, penting bagi TPID untuk memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan untuk mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia DIY juga sangat mengapresiasi komitmen dari Pemda DIY melalui penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah DIY dan Bulog Kantor Wilayah DIY tentang Pengelolaan Pangan yang Terintegrasi di Wilayah DIY. Tidak hanya itu, DIY juga telah meluncurkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2022 pada 16 Agustus 2022 lalu. Tak hanya berupa seremoni, TPID juga menindaklanjutinya melalui program Pasar Murah di 8 titik, pelaksanaan Kerja sama Antar Daerah (KAD) komoditas cabai, penyerahan 4.000 bibit cabai kepada 22 pesantren, serta inisiasi Pertanian Terpadu Urban Farming Kota
Yogyakarta.
 
Selanjutnya, kegiatan-kegiatan tersebut akan terus dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada.
 
Lebih lanjut, dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi
Daerah se-DIY kali ini juga diselenggarakan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta terkait Fasilitasi Pembuatan Pupuk Sampah Organik dalam rangka Pertanian Terpadu Urban Farming Kota Yogyakarta.
 
Diharapkan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah DIY dan sinergi antar lembaga yang sudah terjalin dengan sangat baik dapat semakin memantapkan upaya peningkatan ketahanan pangan DIY, serta mendorong akselerasi pemulihan ekonomi DIY. 
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm