Kisah Hidup Jaya Suprana, Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang Dulu Pernah Jadi Tukang Bubut

1 Oktober 2022 15:20 WIB
Berikut adalah kisah hidup Jaya Suprana, pendiri MURI.
Berikut adalah kisah hidup Jaya Suprana, pendiri MURI. ( Sonora/Dian Mega S)

Itu ia lakukan tanpa rasa malu sama sekali. Bahkan, semasa muda sebelum ia bertolak ke Jerman pula, Jaya pernah menjadi pedagang buku bekas di bilangan Semarang.

Baru setelah ia pulang menuntut ilmu dari Jerman itu, kerja kerasnya mulai terbayar. Setelah selama delapan tahun yang monoton, Jaya hanya menjadi seorang pekerja di perusahaan jamu milik keluarganya sendiri, jabatannya lalu naik menjadi presiden komisaris. Di titik inilah, nasib mujur semakin berpihak ke hidupnya.

Singkat kata, pada Januari 1970, berdekatan dengan Museum Jamu Jago miliknya, Jaya mendirikan MURI untuk menghimpun semua prestasi, perilaku, dan kegiatan yang unik, langka, dan kreatif di Indonesia. Kini, museum bikinannya itu telah menjadi objek wisata resmi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Mulai dari situ, di Indonesia, nama Jaya dikenal di mana-mana.

Maka, sebagai pengusaha, ia telah sukses menjalankan urusannya lewat Perusahaan Jamu Jago miliknya. Di sisi lain, namanya juga disematkan sebagai gambaran seorang manusia multidimensional sebagiamana yang disebut di awal tulisan ini.

Selain mendirikan MURI dan menjadi presiden komisaris sebuah perusahaan besar, Jaya telah mendapatkan puluhan penghargaan nasional maupun internasional dalam bidang seni musik (dari Freundeskreis des Konservatoriums Muenster, Jerman, dan dari Pangeran Bernhard, Belanda), kebudayaan (Budaya Bhakti Upapradana), komputer (Best in Personal Computing Award 1995 dari Apple Macintosh Inc.), hingga industri-bisnis (The Best Executive Award 1998). Di titik ini, ia bahkan tampak sebagai lelaki dengan kemampuan adimanusiawi.

Namun, terlepas dari semua itu, segala pencapaian Jaya tak membuatnya lupa diri. Menjadi manusia yang menyandang kekayaan, popularitas, dan kepandaian di saat yang sama, lelaki Tionghoa yang besar dalam masyarakat Jawa itu dikenal sebagai manusia filantropis.

Di tanah warisan almarhumah ibunya seluas seluas 900 m2 di kawasan Candi Baru, Semarang, Jaya Suprana membangun Panti Asuhan Rotary-Suprana. Di sana, ia mengurusi hidup banyak anak-anak kurang mampu.

Baginya, segala pencapaian tetaplah hanya pencapaian. Jaya Suprana benar-benar mengingat nasihat almarhum ayahnya, bahwa hidup hanya “menunggu mati saja dan siap pergi ke surga”.

Demikian kisah hidup Jaya Suprana, sang pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Semoga menginspirasi.

Baca Juga: Begini Kisah Hidup Achmad Zaky, Pendiri Bukalapak Asal Sragen

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm