Hujan Deras dan Arus Sungai Meningkat, Jembatan Sasak Bengawan Solo Ambrol

30 September 2022 16:00 WIB
Jembatan sasak yang terbuat dari bambu di atas Sungai Bengawan Solo hancur dan sebagian hanyut.
Jembatan sasak yang terbuat dari bambu di atas Sungai Bengawan Solo hancur dan sebagian hanyut. ( Tribun Solo)

Solo, Sonora.ID - Jembatan sasak yang terbuat dari bambu di atas Sungai Bengawan Solo hancur dan sebagian hanyut. 

Padahal jembatan itu baru dibuat beberapa hari lalu di Kampung Ngepung, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo yang menghubungkan dengan Kabupaten Sukoharjo.

Jembatan tersebut digunakan sebagai jembatan alternatif di Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres setelah Jembatan Mojo ditutup karena perbaikan.

Seperti informasi yang didapat sebelumnya jembatan tersebut dibuat senilai Rp 20 juta itu, hanyut pada Kamis (29/9/2022) malam sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu hujan deras disertai arus sungai sangat besar.

"Banyak sampah juga, sehingga bikin jembatan ambrol," ucap salah satu warga sekitar. 

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Ribuan Pengendara Terpaksa Lewati Jembatan Sesek

Sebelumnya, pengelola jembatan sasak Sangkrah, Supriyadi (58) mengatakan alasannya membuat jembatan yang terbuat dari bambu tersebut karena banyak warga yang terdampak karena penutupan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug B.

"Lha ini untuk masyarakat, kasihan yang kerja, sekolah kan banyak, biasanya lewatnya jembatan Mojo mereka," kata Supriyadi, Kamis (29/9/2022).

Dirinya membantah jika jembatan sasak sangrah ini dibuat untuk mengikuti jembatan sasak di Kampung Beton.

Menurutnya pembangunan jembatan ini lebih dikarenakan banyaknya orang yang memanfaatkan jembatan sasak di Kampung Beton hingga antrian mengular.

 Hal tersebut yang membuat banyak pihak akhirnya tetap terlambat beraktivitas lantaran ramainya animo masyarakat yang melintas di sana.

"Enggak ngikutin (jembatan sasak Kampung Beton). Sebetulnya (di) Kampung Beton terlalu banyak yang nyebrang. Ini kasihan, masuk jam 7, atau setengah 7 tapi sudah ramai, 100 meter lebih antre," terangnya.

Adapun pembangunan jembatan sasak Sangrah tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat di Sangkrah dan Gadingan. Dari hasil tersebut, terkumpul sekitar Rp 20 juta.

"Swadaya masyarakat, habis kurang lebih sekitar Rp 20 juta dari patungan warga," ungkapnya.

Baca Juga: Proyek Pembangunan Dimulai, Perkantoran Terpadu Pemkab Sragen Mulai Diratakan

Supriyadi mengungkapkan, terdapat 16 orang pekerja yang membantu membangun jembatan yang dari bambu tersebut. Pekerjaan dimulai Senin lalu dan dikerjakan hingga pukul 02.00 WIB atau dini hari.

"Rencananya kalau nggak Jumat ya Sabtu bisa dilewati, ya Sabtu sudah siap," ucapnya.

Untuk sekali menyeberang, lanjut Supriyadi, warga tidak mematok harga.

"Ya Rp 2 ribu untuk sekali menyeberang, tapi kami tidak mematok, kalau enggak punya uang nggak apa-apa," katanya.

Pihaknya memastikan Jembatan Sasak Sangkrah ini aman untuk dilalui.

"Ada ban dan pelampung, ada juga yang bantu untuk menyebrang jembatan," pungkas Supriyadi.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm