10 Contoh Cerpen Motivasi Singkat, Kisah Penuh Pesan Moral

4 Oktober 2022 14:00 WIB
Ilustrasi Contoh Cerpen Motivasi
Ilustrasi Contoh Cerpen Motivasi ( Freepik.com)

Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persahabatan dan kami selalu berbagi cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine bersama orang tuanya pindah ke luar kota. Mendengar kabar itu, aku sedih karena akan sulit untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat komunikasi canggih, tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita secara langsung.

Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA, sehingga aku berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku menulis, “apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”

6. Persiapan Ujian

Ujian sekolah selalu dipandang menjengkelkan oleh Andin.

Ia selalu malas dan cenderung takut jika minggu ujian akan tiba.

“Malas banget, ujian itu bikin pusing,” keluh Andin pada seorang temannya.

Saking malasnya, Andin justru tak bisa belajar karena ia takut tak bisa mengerjakan soal-soal saat ujian.

Andin hanya memandang buku-buku latihan soal dan tak mampu untuk berkonsentrasi.

Malam berikutnya kejadian serupa dialami Andin…

Ia kian tegang karena sulit untuk berkonsentrasi sementara ujian sudah akan datang.

Gerak-gerik Andin yang gusar dibaca oleh ibunya.

Mulanya sang ibu bertanya kepada Andin, bagaimana persiapannya untuk menghadapi ujian.

“Lancar bu, aku setiap malam belajar,” ungkap Andin pada ibunya.

Lalu pada malamnya, sang ibu diam-diam berkunjung ke kamar Andin.

Di sana Andin terlihat berkeringat dan terlihat serba bingung.

Lagi-lagi, Andi sulit belajar karena merasa takut.

Esok paginya, Ibu Andin kembali bertanya, tapi pertanyaanya berbeda.

“Semalam belajar apa, Andin?”

Andin bingung karena ia sama sekali tak bisa menyerap apa yang dipelajari semalam.

“Matematika,” jawab Andin singkat.

Tahu jika anaknya kesulitan, Ibu Andin lalu memberikan masukan.

“Andin, tak masalah jika kamu takut menghadapi ujian, tak masalah juga bila hasilnya kurang bagus.”

“Namun yang pasti, belajarlah dengan hati gembira dan jangan simpan rasa takut. Sebab seburuk apa pun hasil ujian yang penting kita sudah berusaha.”

Andin kemudian melihat ibunya dan kemudian menangis. Ia lalu berkata pada ibunya, jika sudah seminggu ini tidak bisa belajar karena takut.

Malam yang lain tiba, tapi kali ini hati Andin merasa tenang karena mendapat kata-kata motivasi oleh ibunya.

“Hari ini aku belajar dulu, soal hasil tidak masalah yang penting berusaha,” tutur Andin dalam hati.

Sampai akhirnya ia pun bisa belajar maksimal untuk menghadapi ujian sekolahnya dalam waktu dekat.

Baca Juga: Dispersip Kalsel Gandeng Faisal Oddang dalam Kelas Menulis Cerpen

7. Hadiah dari Ayah

Masuk tahun ajaran baru dan aku naik ke kelas 2 SD, di kelas ini, aku selalu ingat dengan motivasi ayah agar rajin belajar. Kemudian aku terus belajar agar bisa masuk ke 10 besar, tetapi ketika belajar aku selalu merasa lelah karena sudah belajar di sekolah dan belajar lagi di rumah. Bahkan, aku seperti merasa sia-sia ketika sudah belajar dengan sungguh-sungguh karena tetap belum bisa masuk ke 10 besar.

Tak pernah berhenti, ayah selalu berusaha mengingatkanku untuk terus semangat dan tidak pernah menyerah.

Ayah berkata, “coba kamu lihat waktu kelas satu kamu sudah berhasil mencapai 15 besar, kini di kelas 2 SD, kamu sudah naik ke peringkat 12 besar itu tandanya usaha kamu tidak sia-sia.”

Aku yang mendengarkan perkataan ayah menjadi lebih semangat untuk melakukan belajar kembali di rumah.

Ketika semester pertama di kelas 3 SD, aku sangat senang karena berhasil masuk ke 9 besar. Ayah mendengar kabar itu sangat senang dan tak lupa dengan janjinya ketika pertama kali aku masuk SD.

“Anak ayah memang hebat, kamu mau hadiah apa karena sudah berhasil masuk ke 9 besar?”

“Aku ingin hadiah mainan robot-robotan yang kemarin kita lihat di mall.”

“Berarti hari minggu besok, kita pergi ke mall untuk beli robot-robotan.”

Setelah mendapatkan hadiah, akhirnya aku mengerti bahwa berjuang dengan sungguh-sungguh pasti akan ada hasilnya.

8. Buah Kebaikan

Pada suatu hari terdapat rumah yang berada di tengah hutan. Rumah tersebut dihuni oleh ibu dan seorang anak kecil. Pada waktu pagi hari, anak tersebut bermain di halaman rumahnya kemudian munculah seekor rusa.

Rusa tersebut memiliki tanduk yang panjang. Rusa itu datang dengan mencoba memasukan tanduknya ke baju sang anak kecil. Karena hal tersebut, anak kecil pun menjadi terangkat. Anak kecil itu kemudian menangis dan teriak memanggil ibunya.

Ibu yang mendengar suara anaknya yang menangis pun datang dan melihat apa yang sedang terjadi di luar. Tidak sangka rusa membawa anak kecil tersebut ke dalam hutan. Sang ibu sekuat tenaga mengejar rusa tersebut ke dalam hutan dan mengikuti arah rusa itu berlari. 

Sang ibu berhasil mengikuti rusa tersebut dan bahagia melihat anaknya kembali dan mengambil anaknya dan kemudian pergi dari hutan tersebut. Betapa terkejutnya saat sesampainya di rumah, ia melihat kondisi rumah yang sudah rusak akibat tertimpa pohon besar. 

Ibu ini kemudian mengingat jika dirinya pernah menyelamatkan anak rusa dari pemburu. Sang ibu menutupi anak rusa dengan kain sehingga pemburu tidak bisa melihatnya. Saat pemburu sudah menghilang, sang ibu kemudian membuka kain tersebut. 

Tidak disangka rusa yang membawa anaknya tadi merupakan rusa yang pernah ia selamatkan dulu. Rusa tersebut seakan-akan mengucapkan rasa terima kasih untuk ibu karena pernah menyelamatkannya. Kini sang rusa menyelamatkan ibu dari pohon yang roboh.

9. Membantu Membuat Hati Senang

Perkenalkan aku Putri yang saat ini sedang menempuh pendidikan Sekolah Dasar kelas 5. Setiap hari, aku selalu diantar oleh ayahku saat pergi bersekolah. Aku sangat senang karena ayah selalu mengantarkanku tepat waktu, sehingga tidak pernah terlambat sekolah.

Di sekolah, aku bertemu banyak sekali teman yang sangat seru dan asyik, sehingga tidak pernah merasakan bosan. Ketika pulang sekolah pun, aku pulang bersama dengan teman-teman yang kebetulan rumah kami berdekatan. Pada suatu waktu, ketika pulang, kami melihat ada seorang ibu yang barang belanjanya terjatuh karena terlalu banyak. Melihat hal itu, kami segera membantunya.

Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada Ibu, kemudian Ibu berkata, “bagus, nak, jangan pernah ragu untuk membantu orang lain”. Kemudian, aku juga bilang, “ternyata membantu orang lain sangat menyenangkan.” Sejak kejadian itu, aku selalu berusaha membantu orang lain saat sedang membutuhkan bantuan.

10. Hidup Hari Ini

Bagus adalah orang yang ingin selalu nomor satu.

Jika ada ujian dia selalu ingin selesai duluan, PR pun ia kerjakan setelah pulang dari sekolah.

Saking rajinnya, ia jarang sekali bermain bersama teman-temannya.

Memang hal itu tidaklah buruk, justru sangat baik.

Kebiasaan di atas, sudah dilakukan bagus sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga waktu SMA.

Prestasi di sekolahnya pun memang terbilang mentereng, selalu masuk 3 besar di kelasnya.

Lambat laun, Bagus dewasa dan mulai merenungi banyak hal.

Satu hal yang paling mengganggu pikirannya adalah mengenai kehidupan sosialnya.

Ia merasa tak mempunyai banyak teman karena terlalu sibuk belajar untuk menyiapkan masa depan.

Walau ia jago dalam urusan belajar, tapi hatinya merasa hampa karena selalu sendirian.

Hingga satu waktu, saat menjelang libur semester, ketika teman-temannya sibuk menyiapkan liburan Bagus justru siap-siap untuk kembali belajar.

Namun ia kembali merenung dan sedih, lantaran tak ada satu pun yang mengajaknya untuk pergi berlibur.

Waktu liburan akhir tiba dan bagus menghabiskan waktu liburannya dengan belajar untuk semester selanjutnya.

Kembali sekolah, Bagus kini tampak lebih murung.

Ia murung berhari-hari dan diketahui oleh gurunya.

Merasa khawatir, sang guru lalu meminta Bagus untuk datang ke ruangannya.

Mulanya Bagus bingung, apakah ia melakukan kesalahan?

Bagus pun bergegas menemui gurunya tersebut.

“Bagus, kenapa?” jawab sang guru.

Bagus lalu menceritakan mengenai persoalannya yang sedang ia hadapai.

Sang guru hanya memberikan pesan singkat.

“Bagus, hiduplah untuk hari ini, biar esok menjadi misteri,” tutur si guru.

“Maksudnya begini, kamu boleh mengerjakan sesuatu untuk besok hari, tapi jangan lupakan hari ini, nikmatilah hari ini.”

“Jangan sampai kamu hidup terlalu cepat hingga tidak punya teman, ingat, Gus, hiduplah hari ini.”

Kata-kata guru di atas membuat Bagus berpikir, ia ternyata terlalu sibuk dan khawatir dengan masa depan, sedangkan masa sekarang ia hiraukan.

Perkataan sang guru termaktub oleh Bagus, si murid rajin ini mulai hidup pelan-pelan dan tak serba cepat.

Ia mulai bisa menikmati hidup dan sedikit demi sedikit mempunyai teman.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Buku Motivasi Terbaik! Membakar Semangat Meraih Kesuksesan

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm