PLN Ajak Semua Pihak Dukung Penggunaan Energi Listrik di Sektor Transportasi 

12 Oktober 2022 10:05 WIB
PLN mengajak semuah pihak untuk bisa mendukung adanya penggunaan energi listrik di sektor transpotasi
PLN mengajak semuah pihak untuk bisa mendukung adanya penggunaan energi listrik di sektor transpotasi ( Saortua Marbun)

Sonora.ID - Upaya mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol persen pada 2060 membutuhkan dukungan berbagai pihak.

Direktur Utama PT. PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan kolaborasi menjadi solusi atas target nol emisi (zero emission) yang mengakibatkan pemanasan global saat ini.

Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca membutuhkan koloborasi kebijakan dan strategi, kolaborasi teknologi, kolaborasi inovasi dan investasi.

“Salahsatu dari persoalan yang membutuhkan kolaborasi adalah di sektor transportasi yang menghasilkan emisi hingga 280 juta ton. Jika Business As Usual, angka ini akan meningkat hingga 860 juta ton pada tahun 2060”, ujar Darmawan Prasodjo saat menyampaikan pidato kunci (keynoter speech) diskusi Bincang Dua Puluh dalam rangkaian progam G20 Kompas bekerja sama dengan PLN, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (11/10/2022)

Darmawan menjelaskan transisi energi berbahan dasar fosil ke listrik menjadi solusi pengurangan emisi gas buang di sektor transportasi.

Baca Juga: 6 Jurus PLN Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik

Bukan hanya mengurangi polusi, penggunaan energi listrik di kendaraan lebih murah.

PLN telah melakukan uji coba untuk menghitung kebutuhan listrik bagi kendaraan dengan rute Jakarta ke Bali.

Hasil hitungan membuktikan biayanya hanya seperlima harga BBM fosil.

“Kami hitung biayanya hanya seperlima untuk bahan bakar mobil listrik. Hitungnya gimana? Satu liter bensin untuk jarak 10 kilometer (KM). Sekarang 10 KM mobil listrik itu butuhnya berapa kWh? Sekitar 1,2 – 1.4 kWh listrik. Ada sebagian yang 1,5 kWh. Emisi karbonnya berapa? 1 kWh listrik emisinya kalau dari batubara itu 850 gram. Bukan 1,1 kilogram, karena apa? Ada pembangkit listrik di Muara Karang, Muara Tawar Tanjung Priok menggunakan gas. Ada pembangkit listrik tenaga (PLT) Hidro Cirata, Saguling. Ada juga panas bumi. Dicampur semuanya 850 gram, dikalikan 1,5 kWh per 1 liter ekuivalen. Sekitar 1,2-1,3 kilogram per liter ekuivalen. Jadi kalau transformasi dari transportasi berbasis BBM beralih pada listrik, emisinya berkurang 50 persen”, ujarnya.

Halaman Berikutnya
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm