Habitat Asal Terganggu, 27 Ekor Bekantan Diserahkan ke BKSDA Kalsel

1 November 2022 15:00 WIB
salah satu bekantan asal Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berhasil dievakuasi
salah satu bekantan asal Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berhasil dievakuasi ( Smart Banjarmasin/Eva)

Banjarmasin, Sonora.ID - Sebanyak 27 ekor bekantan yang berasal dari kawasan hutan di Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, diserahterimakan kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan oleh Ketua DPRD Provinsi, Supian HK, pada Selasa (01/11) siang.

Penyerahan dilakukan secara simbolis sebanyak 5 ekor, sebagai salah satu upaya untuk mendukung konservasi satwa endemik yang juga maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan itu.

Terpantau, kelima primata itu dalam kondisi sehat, bahkan dua di antaranya masih terbilang balita dan sisanya bekantan dewasa.

Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Supian HK, mengungkapkan bahwa bekantan tersebut awalnya tinggal di habitat alaminya di Desa Paminggir, di lahan seluas 22 hektar sejak tahun 1980-an.

Namun karena meningkatnya jumlah penduduk yang berdampak pada kebutuhan lahan yang turut bertambah, lahan yang ada saat ini hanya tersisa 8 hektar.

"Kita khawatir, kalau tetap dipertahankan di kawasan itu, justru nanti akan berimbas pada populasinya yang semakin sedikit. Sulit berkembang biak karena kawasan itu berdekatan dengan habitat kerbau rawa," tuturnya kepada awak media.

Ia menambahkan, proses untuk evakuasi kawanan bekantan yang bernama latin Nasalis larvatus itu cukup mudah. Apalagi pihaknya juga mengedepankan cara yang humanis tanpa perlu mengikat atau melukai satwa tersebut.

Terbukti, selama perjalanan pasca evakuasi dari Desa Paminggir ke Kota Banjarmasin lewat jalur sungai, kelima bekantan tidak mengalami stres tinggi yang dapat memengaruhi kondisi psikis dan kesehatan fisiknya.

"Saat evakuasi, kita pancing dengan makanan menuju speed boat, sebelum masuk ke kandang kayu. Semua dilakukan tanpa kekerasan," tambah Supian, sembari menunjukkan kondisi salah satu bekantan yang dievakuasi.

Rencananya, 27 ekor bekantan tersebut akan dilepasliarkan di kawasan konservasi PT. Antang Gunung Meratus (AGM) di Kabupaten Tapin, yang sudah sejak lama juga dikenal sebagai salah satu habitat alami mereka.

Halaman Berikutnya
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm