Cegah Penyebaran LSD, Gubernur Jatim Minta Kepala Daerah Segera Lakukan Vaksinasi Sebagai Langkah Preventif

7 November 2022 15:47 WIB
Foto: dok. Biro Adm Pimpinan Pemprov Jatim - Gubernur Khofifah saat meninjau vaksinasi di lokasi peternakan sapi
Foto: dok. Biro Adm Pimpinan Pemprov Jatim - Gubernur Khofifah saat meninjau vaksinasi di lokasi peternakan sapi ( )

Selain itu, LSD juga dapat menyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas dan demam berkepanjangan hingga mengenai daging sapi.

“Informasi yang kami dapat penyakit LSD ini cepat sekali menular dari kandang hewan sapi, dibandingkan dengan sapi lepas atau extensi,” kata Khofifah.

Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, Khofifah menegaskan, LSD berpotensi menimbulkan kerugian yang besar.

Kerugian yang ditimbulkan sapi antara lain kehilangan berat badan karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.

“Kalau sapi sudah terinfeksi LSD maka akan kehilangan nafsu makan, sehingga dagingnya menurun, selain itu dan susunya tidak bisa diproduksi lagi,” tuturnya.  

Baca Juga: Sekda Kalbar Ajak Stakeholder Berjibaku Tingkatkan Angka Vaksinasi PMK

Pemberian vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit LSD kepada sapi memang menjadi langkah konkrit yang harus ditempuh.

Akan tetapi, stok vaksin untuk sapi di Jatim agar terhindar dari penyakit LSD masih dalam proses pengajuan.

Prof Wiku Adisasmito  dari BNPB mengatakan vaksin LSD masih terbatas. Sebab, produksi vaksin ada di Afrika Selatan dan Mesir.

Namun, saat ini Pemerintah Australia sudah membantu dan menyiapkan 400 ribu dosis vaksin untuk wilayah Sumatra dan sudah dimintakan untuk Jatim sekitar 300 ribuan dosis vaksin tetapi minggu ini baru akan dikirim 50.000.

Dan pemerintah menyediakan secara gratis. Apabila peternak atau kepala daerah merasa butuh percepatan ketersediaan vaksin, Prof Wiku mengusulkan untuk meminta pengadaan vaksin peternak.

Dengan kata lain, bisa mengadakan sendiri melalui koperasi atau asosiasi. Sebab, harganya sekitar Rp 20 ribuan.

Ongkosnya jauh lebih murah dibandingkan dengan pakan ternak sapi (rumput) sekitar Rp 30 ribu sehari.

“Jadi sekali suntik bisa memberikan perlindungan untuk satu tahun. Kita bisa belajar dari pengalaman PMK yang telat, sebisa mungkin sapi kita di Jatim harus lebih cepat diberikan perlindungan dari penyakit LSD tanpa menunggu penyakitnya menyerang sapi baru divaksin maka akan telat sekali perlindungannya,” pungkasnya.

Baca Juga: PT KAI Daop 1 Mengimbau Calon Penumpang untuk Melakukan Vaksinasi Sebelum ke Stasiun

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm