Tekan Pernikahan Dini di Kalsel, Pemerataan Pendidikan Jadi Kunci

21 November 2022 13:30 WIB
Ilustrasi pernikahan anak
Ilustrasi pernikahan anak ( Dok Istimewa)

Banjarmasin, Sonora.IDPemerataan pendidikan diakui menjadi salah satu solusi tepat untuk menekan kasus pernikahan anak usia dini di Kalimantan Selatan, yang saat ini menempati urutan tertinggi ke-2 di Indonesia.

Menyusul rata-rata kasus pernikahan dini di provinsi ini dilakukan oleh anak yang putus sekolah, terutama di kawasan perdesaan.

Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Saifuddin, mengungkapkan bahwa kasus pernikahan dini tergolong kompleks dan harus melibatkan seluruh pihak terkait untuk antisipasinya.

“Pernikahan anak usia dini di Kalimantan Selatan disebabkan oleh perekonomian dan keyakinan keagamaan. Harus ada sosialisasi kepada masyarakat dan tokoh agama agar tidak mudah menikahkan seseorang yang masih di bawah umur,” tuturnya usai studi komparasi di Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta, pada pekan lalu.

Keterlibatan tokoh agama ditegaskannya sangat penting agar dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama terkait dengan kekurangan dari pernikahan usia dini yang tak hanya berdampak pada psikis, tapi juga fisik pelakunya.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! 5 Bahaya Pernikahan Dini, Stres Hingga Penyakit Seks Menular

Bahkan seringkali pernikahan dini membuat fungsi tatanan sosial menjadi kurang optimal dan menyebabkan munculnya masalah dalam interaksi di masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta, Joko Santoso, mengatakan bahwa mengutamakan pendidikan bagi anak sejak dini bisa jadi salah satu langkah untuk menekan terjadinya pernikahan di bawah umur.

“Dengan sekolah, mereka dapat menunda pernikahan. Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga anak perempuan aman dari pernikahan usia dini,” jelasnya.

Ia menambahkan, faktanya, semakin lama seorang perempuan bersekolah, semakin kecil kemungkinan dia menikah sebelum usia 18 tahun dan memiliki anak selama masa remajanya.

Apalagi dari segi kesehatan, usia yang masih terlalu dini untuk menikah akan berimbas pada belum matangnya organ reproduksi dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi saat melahirkan.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah anak yang menikah di bawah umur juga akan berdampak buruk pada kualitas SDM Kalimantan Selatan yang menjadi tidak produktif. Terlebih dengan menikah di usia sekolah, rata-rata pendidikan yang ada di provinsi ini akan menjadi semakin rendah.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Dibalik Pernikahan Dini yang Wajib Diketahui

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm