Bandung. Sonora.ID - Sampai saat ini Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi yang memiliki kasus pencurian listrik cukup tinggi di wilayah Jawa, Madura dan Bali.

 

"Jika dilihat dari statistik wilayah Jawa, Madura dan Bali, Jawa Barat ini ada di posisi kedua setelah Jawa Tengah, dan ini termasuk yang cukup tinggi kasus pencurian listriknya," ucap Senior Manager Distribusi PLN UID Jabar, Aji Lesmana pada acara Media Briefing di Bandung, Senin (30/1/2023).

 

"Pencurian listriknya itu di hampir semua golongan pelanggan. Namun secara keseluruhan, PLN di tahun lalu berhasil mengembalikan potensi kerugian negara akibat pencurian tersebut hingga Rp350 miliar," ungkap Aji.

 

Lebih lanjut Aji menegaskan, setiap 100 persen energi listrik yang disalurkan, PLN kehilangan atau terjadi penyusutan sekitar 6,5 persen. 

 

"Tahun ini, kami berusaha menekan potensi kehilangan listrik maksimal 5 persen," tegas Aji.

 

 

"Modus pencurian listrik ini bermacam-macam, semisal ada yang mengganti alat yang terdapat di meteran. Jadi si alat itu yang mestinya 2 ampere tapi bisa menyedot listrik hingga 2.200 ampere," papar Aji.

 

"Itu berarti kan listrik yang dikonsumsinya besar, namun dengan harga listrik subsidi jadi ada selisih harga, dan ini sangat merugikan negara," kata Aji.

 

Selain itu, kata dia, modus lainnya misalnya menyambung kabel secara langsung (by pass) tanpa melewati meteran PLN.

 

Pencurian model ini, sering ditemukan pada kasus rumah terbakar. Sistem by pass tersebut tidak aman bagi keselamatan penghuni dan pemilik rumah.

 

"Mudah-mudahan sepanjang tahun ini sudah tidak ada lagi kasus pencurian listrik di Jawa Barat," pungkasnya.

 

Baca Juga: PLN Bangun 59 Anjungan Listrik Mandiri di Pelabuhan Rakyat Untuk Pasok Energi Bersih, Sepanjang Tahun 2022