Biografi RA Kartini, Sejarah Singkat Sang Pahlawan Emansipasi Wanita

20 April 2023 15:40 WIB
Ilustrasi Biografi RA Kartini
Ilustrasi Biografi RA Kartini ( Freepik.com)

Sonora.ID – Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini untuk menghormati dan mengingat perjuangan beliau dalam mewujudkan kesetaraan khususnya dalam bidang pendidikan dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang.

Kartini adalah salah satu pahlawan nasional yang berjasa dalam memajukan kehidupan wanita di Indonesia.

Perjuangan yang Kartini lakukan telah membuka pintu emansipasi, sehingga perempuan Indonesia diakui keberadaannya di ruang publik, tak hanya di ranah domestik.

Mereka punya hak dan kesempatan yang sama seperti lelaki, bisa pergi sekolah, bekerja, berkarya, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Dalam rangka menyambut Hari Kartini, mari kita mengenal lebih dalam sosok RA Kartini lewat biografi RA Kartini dan sejarah singkat sang pahlawan emansipasi wanita berikut ini.

Baca Juga: 35 Ucapan Hari Kartini 2023 yang Cocok untuk Caption Media Sosial

Biografi RA Kartini

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai tokoh pelopor kebangkitan atau emansipasi perempuan Nusantara. Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Jawa.

Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Kartini dilahirkan di Jepara pada 21 April 1879.

Hari kelahiran Kartini kini diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahunnya di Indonesia.

Ia menempuh pendidikannya di di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar milik Pemerintah Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda, kehidupan RA Kartini sebagai perempuan sangat terbatas.

Pasalnya di masa itu, ada kebiasaan yang turun-temurun dilakukan. Anak perempuan yang sudah berusia 12 tahun harus tinggal di rumah untuk dipingit.

Tak hanya itu, semasa hidupnya, Kartini melihat banyak diskriminasi yang terjadi antara pria dan wanita.

Banyak perempuan sama sekali tidak diperbolehkan untuk mengenyam bangku pendidikan.

Namun sebagai seorang bangsawan, Kartini mendapat keistimewaan untuk bersekolah. 

Dalam keadaan dipingit, keinginan belajar R.A Kartini tak serta-merta surut.

Kemampuan bahasa Belanda yang dimilikinya digunakan untuk membaca buku bahkan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda, salah satu yang kerap dijadikan kawan bercerita adalah Rosa Abendanon.

Dari komunikasinya dengan Mr.J.H Abendanon, timbullah ketertarikan untuk berpikir maju seperti perempuan Eropa.

Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia.

Lalu, muncul keinginan Kartini untuk memajukan kehidupan wanita Indonesia.

Baginya, wanita tidak hanya di dapur, tetapi juga harus mempunyai ilmu.

Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.

Setelah dipingit dari usia 15 tahun , R.A Kartini akhirnya menikah pada usia 24 tahun.

Tanggal 12 November 1903, K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat memperistrinya.

Namun sayangnya Kartini bukanlah sebagai istri pertama, melainkan sebagai istri keempat dari Bupati Rembang tersebut.

Ternyata Suami Kartini bisa mengerti jalan pikiran Kartini . Suaminya pun mendukung keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah wanita.

Sekolah itu didirikan di sebelah timur pintu gerbang kompleks Kantor Kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai gedung pramuka.

Baca Juga: 30 Quotes Hari Kartini 2023 yang Penuh Semangat dan Menginspirasi

Perjuangan Sang Pahlawan Emansipasi Wanita

Keinginan Kartini untuk memajukan pendidikan bagi kaum perempuan, terinspirasi dari buku, koran dan majalah Eropa yang sering dibacanya.

Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Ia sering membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft.

Ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan), antara lain majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, serta majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.

Kartini juga sering menuliskan pemikirannya, dan mengirimkannya ke berbagai majalah dan surat kabar, salah satunya majalah De Hollandsche Leile.

Dari suratnya itu, terlihat bahwa Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian sambil membuat catatan kecil.

Kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum.

Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Beberapa buku yang dibaca Kartini sebelum berusia 20 adalah Max Havelaar dan Surat-surat Cinta karya Douwes Dekker alias Multatuli.

Kartini juga sempat membaca De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Couperus dan Van Eeden, buku karya Augusta de Witt, dan buku roman-feminis karya Goekoop de-Jong Van Beek. Semua buku yang dibacanya ini tertulis dalam bahasa Belanda.

Meski tidak sempat berbuat banyak untuk kemajuan bangsa dan tanah air, Kartini mengemukakan ide pembaharuan masyarakat yang melampaui zamannya, lewat suratnya yang bersejarah.

Pada 13 September 1904, Kartini melahirkan anak pertamanya. Beberapa hari kemudian, pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas terakhirnya.

Setelah Kartini wafat, Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.

Surat Kartini tersebut kemudian diterbitkan di negeri Belanda pada 1911, oleh Mr JH Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht, berarti "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Kumpulan 35 Link Twibbon Hari Kartini, Rayakan Perjuangan Emansipasi Wanita!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm