Indonesia Sedang Berubah, Ini Lho Ancamannya!

16 Mei 2023 11:35 WIB
Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi, AM Putut Prabantoro
Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi, AM Putut Prabantoro ( Rilis/Sonora Jakarta)

Sonora.ID - Indonesia menghadapi berbagai ancaman karena perubahan global. Perubahan itu terjadi secara fisik maupun secara maya yang memengaruhi kehidupan sosial dan budaya di Indonesia.

Jika tidak segera diantisipasi, Indonesia akan menghadapi kehancuran di masa mendatang. Menjadi bangsa yang cerdas sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan syarat dan cara menyelamatkan Indonesia dari kehancuran di masa depan.

Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi, AM Putut Prabantoro menyampaikan, perubahan iklim secara ekstrim yang melanda jazirah Arab dan Afrika, akan mengubah kehidupan sosial dan budaya tidak hanya wilayah Arab dan Afrika tetapi juga dunia termasuk Indonesia.

Masyarakat Arab kini mengenal salju dan hujan terpaksa harus menyesuaikan cara hidupnya. Penyesuaian cara hidup merupakan upaya mempertahankan hidup dan ini akan mendorong perubahan secara sosial budaya pada masyarakat kawasan itu.

Baca Juga: Cara Pengajuan Akun PPDB SD, SMP, SMA Jakarta 2023

“Ini masalah alam, dan tidak mungkin dilawan. Tetapi ini berdampak pada perubahan nilai-nilai kehidupan, sosial dan budaya secara jelas. Sementara di Indonesia, sebagai contoh senderhana, perubahan iklim akan memengaruhi antara lain musin tanam dan panen,“ jelas Putut Prabantoro  di hadapan sekitar 700 peserta Kongres XII GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia), di Christian Center, Ambon, Maluku, Minggu (14/05/2023).

Geopolitik dunia juga sedang berubah karena perang antara Ukraina dan Rusia. Finlandia, tetangga dekat Rusia sebelah utara, dijelaskan lebih lanjut oleh Putut Prabantoro, saat ini sudah bergabung dengan NATO, dan NATO berencana membangun markasnya di Jepang.

Diprediksi jika meluas, perang Ukraina dan Rusia akan memicu konflik terbuka antara Taiwan dan China. Sangat bisa jadi, wilayah Laut China Selatan akan menjadi wilayah konflik terbaru dan nyata bagi negara-negara yang berkepentingan.

"Lalu, negara mana saja yang akan terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Akankah Filipina juga akan tetap terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Kalau tidak alasannya apa? Apakah dalam konflik besar tersebut akan digunakan nuklir ataupun senjata biologi untuk memenangkan perang? Bagaimana dengan Covid-19 yang disebut-sebut sebagai senjata biologis?” tanya Putut Prabantoro.

Baca Juga: Tingkatkan Perekonomian Pelaku UMKM, Pemko Medan & USU Akan Bangun Plaza UMKM

MANUSIA INDONESIA

Putut Prabantoro yang juga Penasihat ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) mengurai lebih lanjut, tahun 2023 – 2024 menjadi sangat penting dan pemilu menjadi pilihan strategis bangsa Indonesia untuk masa depannya.

Thema besar untuk tahun politik ini baginya adalah menjadi bangsa yang cerdas dan memilih presiden dengan kecerdasan.

Karena menjadi bangsa yang cerdas adalah satu-satunya cara bagi Indonesia untuk memenangkan perubahan dan berbagai ancaman yang sudah di depan mata.

Dampak dari dunia digital jelas terlihat, memengaruhi kehidupan kaum muda dan memprihatinkan. Indonesia dikhawatirkan menjadi bangsa yang tidak cerdas.

 Ratusan pelajar dari Ponorogo, Jawa Timur hamil di luar nikah merupakan fenomena gunung es. Atau juga, kasus AG, gadis di bawah umur yang mampu membuat gegerkan Indonesia, trending rental pacar yang dilakukan oleh sekelompok anak muda, bencana flexing, pornografi yang meningkat karena mengejar viewer, naiknya AIDS di Aceh, adalah perubahan-perubahan nilai yang sedang terjadi di Indonesia.

"Indonesia menduduki peringkat kelimat sebagai produsen hoax, ada 800.000 situs hoax di Indonesia, hoax paling banyak beredar di Indonesia adalah bidang sosial politik, Indonesia berada pada tingkat 29 dari 32 negara terkait dengan tingkat kesopanan dalam berinternet. Semua perubahan dan persoalan ini hanya membutuhkan bangsa yang cerdas,“ tegas Putut Prabantoro.

Menurutnya, penduduk Indonesia per Januari 2023 berjumlah 276,4 juta yang terbagi 49,7% (perempuan) dan 50,5% (laki-laki). Pengguna internet sebanyak 212,9 juta (77%) termasuk di dalamnya 167,0 juta pengguna medsos dan jumlah koneksi internet sebanyak 353,8 juta (128% dari jumlah penduduk) pada awal 2023.

Baca Juga: 17 Contoh Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan

Dalam tahun politik, adu domba melalui berita-berita hoax tersebut selalu menjadi warna pemilu. Praktik adu domba berulang terus pada setiap pemilu.

Bangsa Indonesia tidak pernah belajar, salah satu karakter yang menyebabkan 350 tahun dijajah karena karakter lemah, mudah diadu domba. Menjadi bangsa yang cerdas satu-satunya cara untuk menghindarkan Indonesia dari kehancuran persatuan bangsanya.

Ia pun berharap, tingkat penyebar hoax atau kebohongan pada pemilu tahun politik 2023-2024 turun.

"Pada tahun 2021, tingkat penyebar kebohongan saja mencapai 11,9% dari jumlah pengguna internet. Kalau tingkat persentase penyebar hoax tidak berubah, tetapi jumlah pengguna user naik, sama saja dalam jumlah naik. Penyebaran hoax memang dengan maksud dan niat untuk mengadu domba,“ pungkas Putut Prabantoro.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm