Bagikan :
Sonora.ID - Liburan sekolah sebentar lagi tiba. Mengisi liburan sekolah dengan berwisata bersama teman menjadi kegiatan seru yang patut dicoba.
Jika berada di Kota Budaya Solo, ada sejumlah tempat liburan sekolah di Solo yang seru. Tempat wisata di Solo tersebut cocok dikunjungi ramai-ramai bersama teman.
salah satu wisata yg patut di coba,keliling kota Solo dengan naik Kereta Uap Jaladara.
Di Kutip dari Pariwisata Kota Solo,Untuk harga tiket kereta wisata itu bervariasi tergantung dari tempat tinggal penumpang. Khusus untuk warga Kota Solo harga tiketnya Rp 30 ribu.
Sementara, untuk penumpang yang termasuk warga eks karesidenan Solo harga tiketnya Rp 100 ribu. Nah, buat kamu yang berasal dari luar eks karesidenan Solo harganya, yakni Rp 200 ribu.
Sebagai informasi, tiket kereta wisata di Solo itu dijual secara paket. Kalau pun melayani perorangan, itu untuk memasyarakatkan keberadaan Sepur Kluthuk.
Untuk harga sistem paket atau sewa, kamu membutuhkan biaya sekitar Rp 3,5 juta. Tersedia juga paket batik, kuliner, pernikahan, VIP dengan harga Rp 9 juta hingga Rp 25 juta.
Baca Juga: Gibran Hadiri Bazaar UMKM Indonesia di Seoul
Buat yang ingin naik kereta wisata Solo ini, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah melakukan pemesanan lewat Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo.
Alamat Kantor Dishub Kota Solo berada di Jalan Menteri Supeno Nomor 7, Manahan, Banjarsari, Kota Surakarta. Bisa juga memesan tiket dengan menghubungi nomor 085642005156 atau 089630976114.
Sekilas Kereta Uap Jaladara
Kota Solo memiliki jalur rel kereta api aktif yang bersisihan dengan jalan utama Kota Solo, Jalan Slamet Riyadi. Jalur rel tengah kota itu menghubungkan Stasiun Purwosari dengan Stasiun Wonogiri.
Masih aktif beroperasi, jalur tersebut digunakan oleh Railbus Bathara Kresna dan Kereta api Uap Jaladara. Bathara Kresna berangkat dua kali pulang-pergi setiap hari, sementara Jaladara hanya pada momen tertentu.
Kereta Jaladara diawaki oleh lokomotif uap C1218, yang termasuk lokomotif kecil yang digunakan untuk rute mendatar. Loko ini menarik dua gerbong berbahan kayu jati asli buatan tahun 1920 dengan kode CR16 dan CR144.
Kereta api uap tersebut adalah kereta tua buatan Jerman pada tahun 1896 dan dikirim ke Indonesia pada tahun itu juga oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai alat transportasi jarak pendek.
Nama kereta ini diambil dari nama kereta pusaka yang dihadiahkan para dewa kepada Prabu Kresna guna membasmi kejahatan. Kecepatan yang dihasilkan dapat mencapai 50 km/jam.
Baca Juga: Naik KA Kini Sudah Boleh Tidak Pakai Masker!
Kapasitas optimal untuk dua gerbong tersebut adalah 72 orang. Kereta ini menggunakan bahan bakar kayu jati dan air guna menghasilkan uap untuk menggerakkan loko tersebut.
Setidaknya lokomotif ini membutuhkan empat meter kubik air dan lima meter kubik kayu untuk jarak tempuh Stasiun Purwosari sampai Stasiun Sangkrah. Dua gerbong yang ada memiliki penataan tempat duduk yang berbeda.
Di gerbong pertama, tempat duduknya berhadapan membelakangi dinding kereta. Sedangkan di gerbong kedua denah duduknya menyerupai kereta modern saat ini.
Rute yang ditawarkan dan menjadi persinggahan di antaranya Rumah Dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Taman Sriwedari, Kampung Batik Kauman, dan Stasiun Sangkrah.
Selama berada di dalam kereta, pengunjung bakal mendapatkan hiburan live music tembang Jawa dari para seniman dan sajian jajan pasar tenongan serta jamu.
Baca Juga: Tiba di Makkah, 1 Jemaah Haji Lansia Alami Gangguan Paru, Kondisi Membaik
