10 Contoh Cerita Fantasi tentang Hewan yang Pendek dan Penuh Pesan Moral

10 Agustus 2023 07:00 WIB
Cerita fantasi tentang binatang atau hewan yang singkat.
Cerita fantasi tentang binatang atau hewan yang singkat. ( Freepik)

“Aku kembali ke sini untuk membawa kau menemui mereka. Harimau yang hendak memakanku itu ingin menemuimu.”

Harimau yang kelaparan dan juga marah segera mengikuti perkataan kelinci. Tidak lama setelahnya, mereka sampai di sungai yang dimaksud oleh kelinci.

“Ia menunggumu di dalam.”

Tanpa rasa curiga, harimau berjalan mendekat ke sungai. Di sana, ia menangkap pantulan dirinya, namun mengira bahwa itu adalah harimau lawan yang dimaksud oleh kelinci. Karena terlanjur marah mangsanya hendak direbut, harimau segera terjun ke dalam sungai.

Namun karena terpeleset, kepalanya mengenai salah satu batu besar di sungai itu. Pada saat itu juga, harimau mati di dalam sungai.

Kelinci kembali ke rumah dan juga memberitahukan nasib malang harimau kepada binatang lain di hutan. Mereka mengasihani nasib harimau, namun bahagia karena terlepas dari raja hutan yang sombong dan serakah.

Contoh 7

Persahabatan Dinosaurus

Pada zaman dahulu kala, hiduplah sekelompok hewan di hutan lebat yang asri. Semua hewan hidup bahagia dan rukun di hutan ini. Mereka juga bersahabat, berbagi makanan dan minuman, serta sering menolong satu sama lain.

Pada bagian ujung desa, terdapat sekelompok terdapat pula hewan dinosaurus yang terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah Mamenchisaurus. Mamenchisaurus adalah jenis dinosaurus besar dengan leher yang panjang melebihi setengah panjang tubuhnya.

Mamenchisaurus di desa tersebut sering dipanggil Mimi. Mimi memiliki beberapa sahabat, yakni Tira si Tyrannosaurus rex, Ani si Mamenchisaurus, dan Tio si Triceratops.

Meskipun keempat dinosaurus ini hidup akur, tak jarang Tira mengejek Mimi karena bentuk tubuhnya yang jangkung dan leher panjang. 

Mimi sering kesulitan dan menabrak pohon ketika bermain bersama. Mimi juga sering kedapatan saat bermain petak umpet.

Suatu hari, mereka bermain petak umpet bersama. Pada permainan pertama dan kedua, Mimi selalu ditemukan dengan mudah karena lehernya yang panjang.

Karena kesal dan merasa permainan menjadi tidak seru, Tira pun berkata "Sudahlah, Mimi. Kamu tidak usah bermain petak umpet dengan kami. Percuma kami menghitung susah payah tapi kamu selalu ditemukan dengan mudah".

Mimi tentunya tidak terima dengan hal tersebut. "Tapi aku ingin ikut bermain dengan kalian" jawab Mimi.

"Atau begini saja, kamu diam melihat kami bermain saja, Mimi." timpal Tio.

Satu-satu harapan Mimi tinggal Ani saja. Sayangnya, Ani tetap diam dan tidak mendukung Mimi.

"Baiklah, jika itu mau kalian. Aku akan pergi dari sini. Jangan pernah menemuiku lagi karena kita tidak akan bermain lagi." katanya dengan seruan yang kesal. Mimi pun akhirnya meninggalkan ketiga sahabatnya.

Ketiga sahabatnya pun kembali bermain petak umpet. Pada akhirnya, selama beberapa hari kemudian, ketiga dinosaurus ini sudah tidak bermain lagi dengan Mimi. Mimi benar-benar tidak pernah menemui mereka sama sekali.

Suatu hari, ketiga dinosaurus itu bermain layang-layang. Sayangnya, layang-layang tersebut tersangkut di pohon yang sangat tinggi.

"Wah layanganku tersangkut. Bagaimana ini?" seru Tira kepada teman-temannya.

"Tinggi sekali pohonnya, Tira. Aku dan Ani tidak bisa menggapai layang-layang tersebut" jawab Tio.

"Terus bagaimana dong? Aku tidak bisa bermain layang-layang lagi" sesal Tira.

"Aku tahu siapa yang bisa membantumu Tira. Tapi sepertinya akan sulit" ujar Ani.

"Siapa? Siapa Ani?" tanya Tira.

"Mimi. Kamu bisa meminta bantuan Mimi. Dia kan memiliki leher yang panjang. Dia pasti bisa menggapai layang-layang itu" jawab Ani. 

"Sayangnya, dia pasti tidak mau membantu kita karena kita sudah mengejeknya kemarin" tambahnya.

Tio pun menyalahkan Tira yang sudah mengejek Mimi. Keduanya pun akhirnya berdebat.

"Kalian tidak usah saling menyalahkan, kita cari saja Mimi dan langsung meminta maaf dengan tulus" lerai Ani.

Akhirnya kedua dinosaurus lain pun setuju dan menemui Mimi. Mimi sangat mudah ditemukan karena memiliki leher yang panjang.

"Mimi, kami datang kemari mau meminta maaf karena sudah mengejekmu" ucap Ani duluan. Tio pun akhirnya juga ikut mengucapkan permintaan maaf kepada Mimi.

"Aku kesal kalian mengejek Mimi" kesal Mimi dengan emosinya yang masih meluap-luap. Ia pun melirik Tira.

Tira yang merasakan ini sudah gilirannya pun akhirnya berkata "Aku juga minta maaf, Mimi. Aku mengejek leher panjangmu bukan karena aku tidak suka dengan itu. Tapi, aku hanya bermaksud membuat teman-teman yang lain tertawa karena leluconku. Maaf ya, sudah melukai hatimu".

Mendengar permintaan ketiga sahabat, akhirnya Mimi pun memaafkannya. Mereka berjanji tidak akan mengejek Mimi lagi. Setelah itu, Mimi membantu mengambil layang-layang tersangkut di pohon.

Setelah kejadian ini, mereka pun hidup damai dan bahagia. Mereka menjadi teman baik selamanya.

Contoh 8

Kancil dan Buaya

Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali.

“Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya…

Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Memang sudah kebiasaan mereka untuk berjemur terutama ketika matahari tengah terik seperti ini. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, Si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang tengah berjemur itu.

“Hai buaya, apa kabarmu hari ini?”

Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil.

“Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira  tersebut!”

Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…”

Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai. Sementara menunggu Buaya dan kawanan lainnya datang, Si Kancil tengah berangan-angan untuk segera menikmati timun favoritnya.

Tak lama kemudian, semua buaya yang awalnya berada di dasar sungai telah berkumpul di tebing sungai. Si Kancil lantas memulai pembicaraan kembali, “Hai buaya sekalian. Aku kemari karena telah diperintahkan oleh Sang Raja Hutan untuk menghitung kalian semua. Sebab, Sang Raja Hutan hendak memberikan kalian semua hadiah istimewa pada hari ini. Maka dari itu, berbarislah kalian semua dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana ya…”

Mendengar perintah yang berhubungan dengan Sang Raja Hutan, tentu saja langsung membuat para buaya melaksanakannya tanpa membantah. Mereka langsung berbaris dengan rapi sesuai dengan perintah Si Kancil. “Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar.

Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…”

Melihat si Kancil yang tertawa-tawa sambil berkata demikian, para buaya merasa marah sekaligus malu karena telah diperdaya oleh Si Kancil. “Dasar kamu Kancil nakal nan licik. Awas kamu ya… Kalau bertemu lagi, akan kumakan kamu!” kata salah satu buaya.

Si Kancil sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut dan langsung berlari kegirangan meninggalkan para buaya untuk segera menuju kebun timun yang ranum. Dirinya segera menghilangkan rasa lapar di dalam kebun timun tersebut.

Contoh 9

Singa dan Tikus

Suatu hari Sang Raja Hutan Singa sedang tidur di hutan. Sang Raja Hutan Singa memiliki postur besar dan kuat. Semua hewan yang ada di hutan pun takut pada singa, kecuali seekor tikus.

Suatu ketika Si Tikus sedang bermain di dekat singa. Dia berlari ke sana ke mari sehingga membuat Sang Raja Hutan Singa bangun dan marah.

Sang Raja Hutan Singa mengangkat tikus ke mulutnya dan berkata, “Aku akan memakanmu!”

Si Tikus itu berkata ” Tolong Tuan Singa, biarkan aku pergi. Aku temanmu. Suatu hari, aku akan membantumu. “

Sang Raja Hutan Singa itu tertawa, “Kamu? Kamu sangat kecil. Bagaimana kamu bisa membantuku?”

Kemudian Sang Raja Hutan Singa melepaskan tikus itu dan tak jadi memakannya

Satu bulan kemudian, singa itu sedang berjalan di hutan. Kemudian Sang Raja Hutan Singa terperangkap Jaring.

Sang Raja Hutan Singa masuk dalam perangkap. Dia meraung-raung dengan keras tapi tidak ada yang datang membantu. Sang Raja Hutan Singa itu ketakutan.

Sang Raja Hutan Singa malam masih terperangkap di jaring. Kakinya kesakitan. Kepalanya juga kesakitan. Dia sangat lelah.

Tiba-tiba dia mendengar seseorang berkata “Teman! Saya di sini. Saya akan membantu mu!”

Singa itu melihat ke bawah dan melihat tikus itu.

“Kamu? Bagaimana kamu bisa membantuku?” tanya singa.

“Aku di pohon ini. Aku tidak bisa bergerak. Apa yang bisa kamu lakukan?”

Tikus menggunakan giginya untuk memotong jaring. Dia kecil, tapi giginya sangat tajam.

Kemudian, Sang Raja Hutan Singa itu pun bisa bebas. Sang Raja Hutan Singa itu sangat senang.

Dia berkata, “Terima kasih, tikus. kamu adalah teman saya. Dan saya adalah teman Anda.”

“Sama-sama, Tuan Singa,” kata tikus. Teman itu tidak memandang ukuran.

Contoh 10

Anjing dan Kunang-Kunang

Alkisah, seekor anjing bernama Ulung suka sekali bermain ke hutan. Setiap hari, dia berlarian ke sana seolah tanpa lelah. Kadang kala, dari pagi sampai sore!

Hingga suatu sore, Ulung melihat sesuatu yang aneh di rerumputan. Ulung segera mendekati dan bertanya, siapa dia. Rupanya, dia adalah seekor kunang-kunang. Namanya Kuni. Setelah berkenalan, mereka pun bermain bersama.

Kuni dan Ulung yang begitu asyik, tidak sadar kalau hari mulai gelap. Ulung pun memutuskan untuk pulang agar tidak kesulitan menemukan jalan. Mendengar itu, Kuni berkata bahwa ia memiliki cahaya yang diperlukan Ulung untuk menuntunnya pulang. Kuni pun mengantarkan Ulung sampai di rumah dengan selamat.

Melihat sahabatnya memiliki cahaya yang indah, Ulung kagum dan ingin diajari cara mengeluarkan cahaya dari tubuh. Mereka pun berjanji untuk bertemu lagi di hutan esok hari.

Hari berikutnya, Ulung tidak sabar untuk bermain lagi bersama Kuni. Setelah makan pagi, ia pun berlari ke hutan. 

Sesampainya di sana, Ulung segera menyalak kencang berkali-kali untuk memanggil Kuni. Mencarinya ke sana ke mari. Tapi Kuni tidak muncul. 

Hingga akhirnya, hari beranjak petang. Langit mulai gelap. Ulung merasa sedih karena tidak berhasil bertemu dengan Kuni. 

Saat Ulung hendak melangkah pulang ke rumah, tiba-tiba ia melihat satu cahaya terang di balik semak. "Kuniiii!" serunya riang. 

Ulung gembira sekali. Ia bercerita pada Kuni bahwa ia telah mencarinya sejak pagi.

Mendengar cerita Ulung, Kuni tertawa. Ia menjelaskan pada Ulung kalau kunang-kunang hanya dapat ditemui pada sore dan malam hari. 

Akhirnya Ulung mengerti. Mereka pun berjanji. Esok sore, bertemu dan bermain bersama lagi.

Demikianlah paparan mengenai kumpulan contoh cerita fantasi tentang hewan atau binatang yang singkat.

Baca Juga: 5 Contoh Cerita Fantasi Singkat 3 Paragraf dan Penjelasannya

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm