Sonora.ID - Cerita fantasi merupakan cerita khayal atau fiktif yang berasal dari imajinasi atau khayalan penulis dengan bumbu-bumbu hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal magis, supranatural, atau futuristik.
Dalam cerita ini penulis menuangkan khayalannya yang mustahil seolah-olah terjadi, yang dialami oleh para tokoh dalam ceritanya.
Cerita fantasi memiliki beberapa ciri seperti ada keajaiban atau kemisteriusan, ide ceritanya terbuka terhadap daya khayal penulis, latar yang berupa lintas ruang serta waktu, tokoh yang unik, dan penggunaan bahasa dengan emosi yang kuat.
Berikut ini kami sajikan kumpulan contoh cerita fantasi hewan yang pendek, singkat, dan penuh pesan moral, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: 15 Contoh Cerita Fantasi Dongeng: Singkat, Populer, Kaya Pesan Moral
Contoh Cerita Fantasi tentang Hewan yang Pendek dan Penuh Pesan Moral
Contoh 1
Kekuatan Ekor Biru Nataga
(Oleh: Ugi Agustono)
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan.
Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di hati seluruh binatang.
Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta. Saat yang ditunggu pun tiba.
Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai mengajak Pulau Tana Modo, susul-menyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam.
Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nagata.
“Serbuuuu…! " Teriak Nagata sambung-menyambung dengan seluruh panglima.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya.
Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus.
Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru.
Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Contoh 2
Cici dan Serigala
Suatu sore tiga kelinci kecil, Cici, Pusi, dan Upi bermain bersama di tengah hutan. Tiba-tiba Cici melihat sesuatu terbungkus plastik tergeletak. “Hai lihatlah! Cici berteriak sambil menunjuk ke arah bungkusan. “Wah, makanan.” teriak Upi. “Asyik! kita makan enak.” Pusi bersorak kegirangan. Cici mengambil kemudian membuka bungkusnya dan tercium aroma harum makanan. Tiba-tiba muncul niat liciknya, dia ingin menyantap kue itu sendirian karena tergoda kelezatannya. “Teman-teman sepertinya ini bekal Pak Tukang Kayu, mungkin dia baru saja ke sini dan belum terlalu jauh, bagaimana kalau ku susulkan saja kue ini, bukankah itu perbuatan mulia?” Cici meyakinkan. Namun raut kecewa tergambar di wajah kedua temannya, mereka gagal makan kue lezat itu. Cici segera berlari menjauh dan memakan kue itu sendiri. Tiba-tiba, buukk!! “Aak, tolong” Cici menjerit keras. Rupanya Serigala baru saja muncul dibalik semak, mencengkeram dan siap menerkam.
Kembali muncul ide liciknya, “Pak Serigala, aku bersama 2 teman lagi di sana, bagaimana aku panggil mereka ke sini supaya makanmu lebih banyak?” Serigala menjawab “Baiklah, tapi aku ikut di belakangmu,” jawab Serigala. “Pelan-pelan saja jalanmu, supaya mereka tidak lari ketakutan.” Cici mulai berlari ke arah teman-temannya lalu tiba-tiba terasa ada yang menarik kakinya. Ia menjerit dan tidak berani membuka mata. “Jangan, jangan makan aku, jangan makan aku Pak Serigala” “Sst, ini kami Upi dan Pusi, ayo cepat Ci!” Bersama-sama akhirnya mereka lari dan selamat. Upi dan Pusi memaafkan Cici yang semula berniat untuk serakah, merekapun kembali bersahabat tanpa ada rasa marah.
Contoh 3
Singa dan Kelinci
Pada zaman dahulu, di hutan rimba lebat, hidup seekor singa rakus. Semua hewan hutan takut padanya, karena dia aktif berburu setiap hari dan membunuh hewan yang ditemuinya itu dalam jumlah besar bahkan ketika singa tersebut tidak lapar. Para penghuni hutan lainnya sadar bahwa tidak lama lagi maka tidak ada satupun dari mereka akan dibiarkan hidup. Maka dari itu semua hewan hutan memutuskan untuk bertemu dan akan menawarkan satu hewan kepada singa setiap hari. Mereka pergi menemui singa dan berkata, “Yang Mulia, tolong dengarkan, kami memiliki permintaan dimana Yang Mulai tidak perlu memburu lagi, ijinkan kami untuk selalu tinggal di tempat Anda. Setiap hari, kami akan mengirimkan satu hewan sebagai hidangan. Sehingga Yang Mulia tidak perlu mencari makanan dan kami juga dapat bertahan hidup. ” Singa setuju dan sejak hari satu hewan memilih dikirim ke singa, untuk menjadi makanannya.
Pada satu hari giliran kelinci muda yang sangat pintar, dia tidak ingin dimakan oleh singa, dia juga ingin menyingkirkan singa selamanya, dia berpikir keras kemudian datang dengan rencana untuk membunuh si raja hutan tersebut. Pada hari dia seharusnya pergi menghadap, untuk jadi makanan singa, dia malah bangun sangat terlambat, dia berjalan perlahan menuju ruang singa, dia bahkan tidur di jalan, sesampainya sarang singa matahari sudah terbenam. Sementara, singa menjadi sangat marah dan tidak sabar ingin segera makan. Ketika dia melihat kelinci kecil datang dia meraung, “Aku telah menunggu sepanjang hari, dan mereka hanya mengirimkan kelinci kecil yang lemah ini! Kamu terlalu kecil untukku makan, akan kuberi pelajaran para hewan itu, aku akan membunuh mereka semua!” Kelinci tetap tenang kemudian berkata, “Oh, Yang Mulia singa, bolehkah saya mengatakan sesuatu. Hewan-hewan tadinya mengirimkan sebanyak enam kelinci untuk makan Anda. Tetapi di tengah jalan, seekor singa lain menghentikan kami, ia mengatakan pada kami bahwa ia adalah raja baru di hutan ini. Kami mengatakan bahwa kami telah memiliki singa pemberani sebagai raja. Dia memangsa kelima kelinci lain dan meminta saya memberi tahu Anda, bahwa Anda harus segera meninggalkan hutan kalau tidak maka akan dibunuhnya.”
Singa menjadi murka, setelah mendengar penjelasan si Kelinci, dia meminta kelinci membawanya ke sarang singa baru agar bisa membunuhnya. Kelinci setuju dan segera mengantarkan singa ke sumur yang dalam. “Dia tinggal di benteng itu, Yang Mulia,” kata kelinci berbohong. Singa segera pergi ke sumur dan melihat ke dalam. Dia melihat bayangannya di dalam air dan mengira itu adalah singa baru. Dia mengaum dengan sangat marah. Saat mendengar gema suaranya dan mengira itu adalah singa yang lain, dia melompat ke dalam untuk membunuh musuhnya, tetapi kepalanya justru menabrak batu, dia jatuh ke dalam air kemudian tenggelam. Kelinci kecil itu bergegas memberi tahu hewan-hewan lain bagaimana ia menyelamatkan hutan.
Contoh 4
Kuda dan Harimau
Seekor Kuda sedang berjalan menuju hutan. Setelah puas memakan gandum di ladang, kuda tampak gembira karena tidak ada penjaganya. Ketika menuju hutan, di tengah jalan Kuda melihat sesuatu, “Itu seperti kulit Harimau,” gumamnya sambil mendekat. Ternyata benar apa yang dilihatnya adalah kulit Harimau. Lalu Kuda itu mencoba memakainya, “Wah, kulit Harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan, ya?” Terlintaslah di benaknya itu untuk menakut-nakuti hewan lainnya.
Beberapa Domba gunung berjalan ke arahnya. Lalu Kuda itu meloncat ke arah domba sehingga mereka kalang-kabut melarikan diri karena dikira Harimau. Kuda terbahak melihat Domba pontang-panting berlari. Korban kedua adalah Tapir, Kuda menakutinya hanya dengan loncat ke arahnya. Kemudian datanglah kucing hutan membawa tikus santapannya. Kucing menyantap membelakangi Kuda. Saat akan dikejutkan dengan auman, Kuda justru meringkik. Tak sedikitpun takut kucing itu malah tertawa “Hahaha, ringkikan tidak bisa menipu Kuda, meskipun kau memakai kulit Harimau”.
Contoh 5
Kelinci Penakut
Keri Kelinci adalah kelinci yang sangat penakut. Ia selalu melompat terkejut dan lari saat mendengar bunyi apapun. Teman-temannya sesama penghuni hutan, sering menertawakannya. Keri kelinci jadi sedih. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi kelinci yang lebih pemberani.
Kini, setiap hari, Keri kelinci berusaha tidak terkejut saat mendengar bunyi-bunyian. Namun usahanya selalu gagal. Saat nendengar langkah kaki seekor rusa pun, ia langsung melompat dan lari.
Pada suatu hari, Keri kelinci sekali lagi berusaha tenang. Ia berjanji, tak akan lari saat mendengar bunyi apapun. Namun tiba-tiba, ia mendengar bunyi ledakan yang sangat keras… DOOOR!
Keri kelinci seketika lari sekencang-kencangnya. Mungkin itu bunyi balon pecah. Mungkin juga bunyi tembakan. Keri tak mau tahu. Ia terus berlari.
Akhirnya, tibalah Keri kelinci di dekat sebuah kolam. Ia terus berlari ke arah semak di dekat kolam.
Ternyata, di dekat kolam itu tinggallah beberapa ekor katak. Saat mendengar langkah kaki Keri kelinci, semua katak itu melompat ke dalam air.
BYUUUR!
Mereka menyelam dan sembunyi di antara lumpur.
Keri kelinci terkejut melihat katak-katak itu melompat. Ia terdiam di tepi kolam dan berpikir sambil tersenyum,
“Syukurlah,” pikir Keri kelinci. “Ternyata, ada makhluk yang lebih penakut dari aku.”
Contoh 6
Kelinci Pintar dan Harimau
Alkisah, di hutan belantara. Ada seekor harimau yang terkenal sangat sombong dan rakus. Banyak hewan di hutan yang ia terkam saat merasa lapar.
Pada suatu hari, salah satu rusa di hutan dan ditemani beberapa temannya datang menemui harimau. Ia berniat untuk membicarakan kegelisahannya kepada harimau yang juga menganggap dirinya sebagai raja hutan.
“Wahai Tuan Harimau, apakah kau tidak melihat bahwa jumlah binatang di hutan ini sudah semakin sedikit. Jika kau terus memakan mereka sekali banyak dalam sehari, hutan ini tentu akan kehilangan penghuninya.”
Penjelasan rusa tersebut membuat harimau berpikir sejenak. Menurutnya, rusa ada benarnya. Jika ia terus memakan hewan dalam jumlah banyak, tidak menutup kemungkinan dia akan kehabisan makanan jika hewan di hutan ini telah mati semua.
“Baiklah, kalau begitu aku akan membatasi hewan yang aku makan. Aku hanya akan makan satu hewan dalam sehari.”
Setelah mendengar persetujuan harimau, rusa tidak lupa untuk menyampaikan kabar itu kepada seluruh hewan di hutan. Ada yang bahagia, ada pula yang tetap waspada.
Hari berganti, giliran hewan yang akan diterkam oleh harimau adalah kelinci. Tentu saja, kelinci itu tidak ingin mati dengan sia-sia. Ia berpikir cepat untuk menghindari harimau yang akan menerkamnya segera.
Kelinci dengan kepintarannya mendapatkan ide untuk mengelabui harimau. Sebelum harimau datang, ia berlari meninggalkan rumahnya untuk menuju ke hutan bagian luar.
Harimau yang tiba di rumah kelinci menahan kesal karena mangsanya melarikan diri. Namun, dugaan itu salah ketika tidak lama setelahnya kelinci datang kembali ke rumahnya.
“Maafkan aku, Tuan Harimau. Tadi aku sedang mandi di sungai. Di sana ternyata ada 3 kawanan harimau. Salah satu dari mereka hendak memakanku, namun aku berkata bahwa kau, raja hutan kamilah, yang berhak memakan tubuhku.” Kelinci berkata dengan nafas terengah karena berlari.
“Aku kembali ke sini untuk membawa kau menemui mereka. Harimau yang hendak memakanku itu ingin menemuimu.”
Harimau yang kelaparan dan juga marah segera mengikuti perkataan kelinci. Tidak lama setelahnya, mereka sampai di sungai yang dimaksud oleh kelinci.
“Ia menunggumu di dalam.”
Tanpa rasa curiga, harimau berjalan mendekat ke sungai. Di sana, ia menangkap pantulan dirinya, namun mengira bahwa itu adalah harimau lawan yang dimaksud oleh kelinci. Karena terlanjur marah mangsanya hendak direbut, harimau segera terjun ke dalam sungai.
Namun karena terpeleset, kepalanya mengenai salah satu batu besar di sungai itu. Pada saat itu juga, harimau mati di dalam sungai.
Kelinci kembali ke rumah dan juga memberitahukan nasib malang harimau kepada binatang lain di hutan. Mereka mengasihani nasib harimau, namun bahagia karena terlepas dari raja hutan yang sombong dan serakah.
Contoh 7
Persahabatan Dinosaurus
Pada zaman dahulu kala, hiduplah sekelompok hewan di hutan lebat yang asri. Semua hewan hidup bahagia dan rukun di hutan ini. Mereka juga bersahabat, berbagi makanan dan minuman, serta sering menolong satu sama lain.
Pada bagian ujung desa, terdapat sekelompok terdapat pula hewan dinosaurus yang terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah Mamenchisaurus. Mamenchisaurus adalah jenis dinosaurus besar dengan leher yang panjang melebihi setengah panjang tubuhnya.
Mamenchisaurus di desa tersebut sering dipanggil Mimi. Mimi memiliki beberapa sahabat, yakni Tira si Tyrannosaurus rex, Ani si Mamenchisaurus, dan Tio si Triceratops.
Meskipun keempat dinosaurus ini hidup akur, tak jarang Tira mengejek Mimi karena bentuk tubuhnya yang jangkung dan leher panjang.
Mimi sering kesulitan dan menabrak pohon ketika bermain bersama. Mimi juga sering kedapatan saat bermain petak umpet.
Suatu hari, mereka bermain petak umpet bersama. Pada permainan pertama dan kedua, Mimi selalu ditemukan dengan mudah karena lehernya yang panjang.
Karena kesal dan merasa permainan menjadi tidak seru, Tira pun berkata "Sudahlah, Mimi. Kamu tidak usah bermain petak umpet dengan kami. Percuma kami menghitung susah payah tapi kamu selalu ditemukan dengan mudah".
Mimi tentunya tidak terima dengan hal tersebut. "Tapi aku ingin ikut bermain dengan kalian" jawab Mimi.
"Atau begini saja, kamu diam melihat kami bermain saja, Mimi." timpal Tio.
Satu-satu harapan Mimi tinggal Ani saja. Sayangnya, Ani tetap diam dan tidak mendukung Mimi.
"Baiklah, jika itu mau kalian. Aku akan pergi dari sini. Jangan pernah menemuiku lagi karena kita tidak akan bermain lagi." katanya dengan seruan yang kesal. Mimi pun akhirnya meninggalkan ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabatnya pun kembali bermain petak umpet. Pada akhirnya, selama beberapa hari kemudian, ketiga dinosaurus ini sudah tidak bermain lagi dengan Mimi. Mimi benar-benar tidak pernah menemui mereka sama sekali.
Suatu hari, ketiga dinosaurus itu bermain layang-layang. Sayangnya, layang-layang tersebut tersangkut di pohon yang sangat tinggi.
"Wah layanganku tersangkut. Bagaimana ini?" seru Tira kepada teman-temannya.
"Tinggi sekali pohonnya, Tira. Aku dan Ani tidak bisa menggapai layang-layang tersebut" jawab Tio.
"Terus bagaimana dong? Aku tidak bisa bermain layang-layang lagi" sesal Tira.
"Aku tahu siapa yang bisa membantumu Tira. Tapi sepertinya akan sulit" ujar Ani.
"Siapa? Siapa Ani?" tanya Tira.
"Mimi. Kamu bisa meminta bantuan Mimi. Dia kan memiliki leher yang panjang. Dia pasti bisa menggapai layang-layang itu" jawab Ani.
"Sayangnya, dia pasti tidak mau membantu kita karena kita sudah mengejeknya kemarin" tambahnya.
Tio pun menyalahkan Tira yang sudah mengejek Mimi. Keduanya pun akhirnya berdebat.
"Kalian tidak usah saling menyalahkan, kita cari saja Mimi dan langsung meminta maaf dengan tulus" lerai Ani.
Akhirnya kedua dinosaurus lain pun setuju dan menemui Mimi. Mimi sangat mudah ditemukan karena memiliki leher yang panjang.
"Mimi, kami datang kemari mau meminta maaf karena sudah mengejekmu" ucap Ani duluan. Tio pun akhirnya juga ikut mengucapkan permintaan maaf kepada Mimi.
"Aku kesal kalian mengejek Mimi" kesal Mimi dengan emosinya yang masih meluap-luap. Ia pun melirik Tira.
Tira yang merasakan ini sudah gilirannya pun akhirnya berkata "Aku juga minta maaf, Mimi. Aku mengejek leher panjangmu bukan karena aku tidak suka dengan itu. Tapi, aku hanya bermaksud membuat teman-teman yang lain tertawa karena leluconku. Maaf ya, sudah melukai hatimu".
Mendengar permintaan ketiga sahabat, akhirnya Mimi pun memaafkannya. Mereka berjanji tidak akan mengejek Mimi lagi. Setelah itu, Mimi membantu mengambil layang-layang tersangkut di pohon.
Setelah kejadian ini, mereka pun hidup damai dan bahagia. Mereka menjadi teman baik selamanya.
Contoh 8
Kancil dan Buaya
Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali.
“Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya…
Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Memang sudah kebiasaan mereka untuk berjemur terutama ketika matahari tengah terik seperti ini. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, Si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang tengah berjemur itu.
“Hai buaya, apa kabarmu hari ini?”
Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil.
“Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira tersebut!”
Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…”
Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai. Sementara menunggu Buaya dan kawanan lainnya datang, Si Kancil tengah berangan-angan untuk segera menikmati timun favoritnya.
Tak lama kemudian, semua buaya yang awalnya berada di dasar sungai telah berkumpul di tebing sungai. Si Kancil lantas memulai pembicaraan kembali, “Hai buaya sekalian. Aku kemari karena telah diperintahkan oleh Sang Raja Hutan untuk menghitung kalian semua. Sebab, Sang Raja Hutan hendak memberikan kalian semua hadiah istimewa pada hari ini. Maka dari itu, berbarislah kalian semua dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana ya…”
Mendengar perintah yang berhubungan dengan Sang Raja Hutan, tentu saja langsung membuat para buaya melaksanakannya tanpa membantah. Mereka langsung berbaris dengan rapi sesuai dengan perintah Si Kancil. “Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar.
Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…”
Melihat si Kancil yang tertawa-tawa sambil berkata demikian, para buaya merasa marah sekaligus malu karena telah diperdaya oleh Si Kancil. “Dasar kamu Kancil nakal nan licik. Awas kamu ya… Kalau bertemu lagi, akan kumakan kamu!” kata salah satu buaya.
Si Kancil sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut dan langsung berlari kegirangan meninggalkan para buaya untuk segera menuju kebun timun yang ranum. Dirinya segera menghilangkan rasa lapar di dalam kebun timun tersebut.
Contoh 9
Singa dan Tikus
Suatu hari Sang Raja Hutan Singa sedang tidur di hutan. Sang Raja Hutan Singa memiliki postur besar dan kuat. Semua hewan yang ada di hutan pun takut pada singa, kecuali seekor tikus.
Suatu ketika Si Tikus sedang bermain di dekat singa. Dia berlari ke sana ke mari sehingga membuat Sang Raja Hutan Singa bangun dan marah.
Sang Raja Hutan Singa mengangkat tikus ke mulutnya dan berkata, “Aku akan memakanmu!”
Si Tikus itu berkata ” Tolong Tuan Singa, biarkan aku pergi. Aku temanmu. Suatu hari, aku akan membantumu. “
Sang Raja Hutan Singa itu tertawa, “Kamu? Kamu sangat kecil. Bagaimana kamu bisa membantuku?”
Kemudian Sang Raja Hutan Singa melepaskan tikus itu dan tak jadi memakannya
Satu bulan kemudian, singa itu sedang berjalan di hutan. Kemudian Sang Raja Hutan Singa terperangkap Jaring.
Sang Raja Hutan Singa masuk dalam perangkap. Dia meraung-raung dengan keras tapi tidak ada yang datang membantu. Sang Raja Hutan Singa itu ketakutan.
Sang Raja Hutan Singa malam masih terperangkap di jaring. Kakinya kesakitan. Kepalanya juga kesakitan. Dia sangat lelah.
Tiba-tiba dia mendengar seseorang berkata “Teman! Saya di sini. Saya akan membantu mu!”
Singa itu melihat ke bawah dan melihat tikus itu.
“Kamu? Bagaimana kamu bisa membantuku?” tanya singa.
“Aku di pohon ini. Aku tidak bisa bergerak. Apa yang bisa kamu lakukan?”
Tikus menggunakan giginya untuk memotong jaring. Dia kecil, tapi giginya sangat tajam.
Kemudian, Sang Raja Hutan Singa itu pun bisa bebas. Sang Raja Hutan Singa itu sangat senang.
Dia berkata, “Terima kasih, tikus. kamu adalah teman saya. Dan saya adalah teman Anda.”
“Sama-sama, Tuan Singa,” kata tikus. Teman itu tidak memandang ukuran.
Contoh 10
Anjing dan Kunang-Kunang
Alkisah, seekor anjing bernama Ulung suka sekali bermain ke hutan. Setiap hari, dia berlarian ke sana seolah tanpa lelah. Kadang kala, dari pagi sampai sore!
Hingga suatu sore, Ulung melihat sesuatu yang aneh di rerumputan. Ulung segera mendekati dan bertanya, siapa dia. Rupanya, dia adalah seekor kunang-kunang. Namanya Kuni. Setelah berkenalan, mereka pun bermain bersama.
Kuni dan Ulung yang begitu asyik, tidak sadar kalau hari mulai gelap. Ulung pun memutuskan untuk pulang agar tidak kesulitan menemukan jalan. Mendengar itu, Kuni berkata bahwa ia memiliki cahaya yang diperlukan Ulung untuk menuntunnya pulang. Kuni pun mengantarkan Ulung sampai di rumah dengan selamat.
Melihat sahabatnya memiliki cahaya yang indah, Ulung kagum dan ingin diajari cara mengeluarkan cahaya dari tubuh. Mereka pun berjanji untuk bertemu lagi di hutan esok hari.
Hari berikutnya, Ulung tidak sabar untuk bermain lagi bersama Kuni. Setelah makan pagi, ia pun berlari ke hutan.
Sesampainya di sana, Ulung segera menyalak kencang berkali-kali untuk memanggil Kuni. Mencarinya ke sana ke mari. Tapi Kuni tidak muncul.
Hingga akhirnya, hari beranjak petang. Langit mulai gelap. Ulung merasa sedih karena tidak berhasil bertemu dengan Kuni.
Saat Ulung hendak melangkah pulang ke rumah, tiba-tiba ia melihat satu cahaya terang di balik semak. "Kuniiii!" serunya riang.
Ulung gembira sekali. Ia bercerita pada Kuni bahwa ia telah mencarinya sejak pagi.
Mendengar cerita Ulung, Kuni tertawa. Ia menjelaskan pada Ulung kalau kunang-kunang hanya dapat ditemui pada sore dan malam hari.
Akhirnya Ulung mengerti. Mereka pun berjanji. Esok sore, bertemu dan bermain bersama lagi.
Demikianlah paparan mengenai kumpulan contoh cerita fantasi tentang hewan atau binatang yang singkat.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Fantasi Singkat 3 Paragraf dan Penjelasannya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.