Menurut Ngabila, polusi udara berpotensi mengakibatkan penyakit kronis atau tidak menular. Misalnya radang paru, PPOK, dan asma.
Indeks kualitas udara di Jakarta pada hari ini menembus angka 177 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 105 mikrogram per meter kubik atau no dua terburuk di dunia. Angkanya 21 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Kualitas udara yang tidak sehat ini membuat Jakarta duduk di peringkat dua dengan indeks kualitas udara terburuk di dunia.
Baca Juga: Busana dan Tarian Minahasa Pukau Masyarakat Jepang di Indonesia Japan Friendship Day 2023
Peringkat pertama ditempati Kota Dubai, Uni Emirat Arab dengan kualitas udara di angka 530.
Sementara di peringkat tiga, ada di Kota Hanoi, Vietnam dengan kualitas udara 166.
Berdasarkan tingkat polusi, Jakarta diperkirakan dalam kategori kondisi tidak sehat selama beberapa hari ke depan.