Apakah yang Menjadi Perbedaan Cara Pandang Para Pendiri Bangsa Mengenai Dasar Negara Indonesia?

23 Agustus 2023 14:50 WIB
Tokoh pendiri bangsa, Moh Yamin, Soekarno dan Soepomo, apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara indonesia?
Tokoh pendiri bangsa, Moh Yamin, Soekarno dan Soepomo, apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara indonesia? ( Kompas.com)

Sonora.ID - Berikut ini adalah kunci jawaban dari pertanyaan 'Apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia?', materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) kelas 11 halaman 28 29 Kurikulum Merdeka.

Soal PKN kelas 11 halaman 28 29 Kurikulum Merdeka membahas materi pada Unit 1 Bagian 1, yaitu Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang lahir karena perjuangan dan pemikiran para pahlawan pendiri bangsa yang merdeka.

Asal-usul Pancasila awalnya dicetuskan dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

Baca Juga: 30 Contoh Sikap Sila ke-1, 2. 3, 4, 5 dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam sidang BPUPKI tersebut, Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno adalah sosok yang berperan penting dalam merumuskan Pancasila.

Ketiganya memiliki latar belakang dan bidang keahlian yang berbeda-beda, namun sama-sama memiliki visi untuk membangun negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia?

Jawaban:

Perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia yaitu dari bagaimana cara para tokoh tersebut memaknai Pancasila.

Selain itu, terdapat juga perbedaan rumusan kalimat, bentuk diksi, dan susunan butir dalam rumusan dasar negara dari masing-masing pendiri bangsa.

Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya:

  1. Perbedaan urutan dasar negara

Para tokoh pencetus Pancasila menyampaikan masing-masing lima butir rumusan dasar negara, namun urutannya berbeda-beda.

Moh Yamin menempatkan peri kebangsaan sebagai butir pertama, sedangkan Soepomo dan Soekarno menempatkan persatuan dan nasionalisme sebagai butir kedua.

  1. Perbedaan diksi dan rumusan kalimat

Tiga tokoh itu menggunakan kata-kata dan kalimat yang berbeda dalam menyampaikan rumusan dasar negara mereka.

Moh Yamin menggunakan kata "peri" untuk setiap butirnya, sedangkan Soepomo menggunakan kata "prinsip" dan Soekarno menggunakan kata "sila".

  1. Perbedaan makna dasar negara

Para pendiri bangsa tersebut juga memiliki pandangan yang berbeda tentang dasar negara.

Moh Yamin memandang dasar negara sebagai panduan aturan manusia dalam berprilaku baik, Soepomo memandang dasar negara sebagai syarat bagi berdiri negara Indonesia yang merdeka.

Sementara Soekarno memandang dasar negara sebagai jiwa dari seluruh rakyat Indonesia sekaligus menjadi falsafah hidup bangsa.

Baca Juga: 7 Penyimpangan Pancasila di Pemerintahan Orde Lama, Materi Sejarah Kelas XI

  1. Perbedaan jumlah rumusan yang diusulkan.

Perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia yang selanjutnya adalah jumlah rumusan yang diusulkan.

Moh Yamin total mengusulkan 10 rumusan (5 tertulis dan 5 lisan), sedangkan Soepomo dan Soekarno masing-masing mengusulkan 5 rumusan.

Namun, pada umumnya ketiga tokoh tersebut menyampaikan jumlah poin yang sama.

  1. Perbedaan cara penyampaian rumusan

Perbedaan selanjutnya adalah cara penyampaian rumusan. Moh Yamin menyampaikan usulan secara tertulis dan lisan, sedangkan Soepomo dan Soekarno menyampaikan secara lisan saja.

  1. Perbedaan konsep ketuhanan dalam Piagam Jakarta

Piagam Jakarta merupakan rumusan dasar negara yang disepakati oleh BPUPKI pada sidang kedua tahun 1945.

Namun, dalam Piagam Jakarta terdapat kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" yang lebih fokus pada satu agama saja, yaitu Islam.

Hal ini kemudian menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan para pendiri bangsa.

Oleh karena itu, kalimat tersebut pun kemudian diubah menjadi "Ketuhanan yang Maha Esa" agar lebih universal dan tidak diskriminatif.

Itu dia penjelasan mengenai beberapa perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia.

Semoga bermanfaat!

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm