7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen dalam Kehidupan Sehari-hari

9 Januari 2024 12:40 WIB
Ilustrasi (7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen)
Ilustrasi (7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen) ( Pexels)

(Sumber: Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X)

Membeli HP Idaman

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal. Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP. Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah? kata Rani pada ayahnya. Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon rumah, kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja. Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orangtuanya saat terpaksa pulang telat. Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat, kata ayah lagi.

Rani hampir saja menangis. Tak hanya itu, Yah ... Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah, kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya. Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.

Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak? Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya. Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP. Hm ... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal .... ayah seakan sengaja menggoda Rani. Asal apa, Yah? tanya Rani tak sabar. Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif. Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah, janji Rani sambil memeluk Ayahnya.

(Sumber: Kelas X Bahasa Indonesia BS)

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024, Singkat Tapi Menyentuh Hati

Belanja Bersama Kakak

Minggu pagi adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Disa, karena ada sebuah kegiatan yang sangat ia sukai, yakni berbelanja bersama Nadia, sang kakak.

Disa sudah bangun sedari pagi sekitar pukul 06.00, karena pasar pagi di dekat rumahnya sudah ramai dari petang hari.

Disa takut kalau nanti tidak kebagian bahan-bahan belanja, sehingga bangun lebih pagi meskipun hari Minggu. 

Setelah selesai bersiap-siap, Disa langsung menghampiri sang kakak yang sudah menunggunya di depan rumah.

Senyumnya merekah ketika melihat sang kakak sudah bersiap dengan sepeda roda dua yang sudah usang tapi masih kokoh untuk digunakan. 

“Kak Nadia, Disa sudah siap!” Seru Disa ketika sudah sampai di bibir pintu rumahnya. Nadia tersenyum melihat semangat adik semata wayangnya yang hendak berbelanja di Minggu pagi ini. 

“Ayo cepat! Nanti kita nggak dapat apa-apa, lho kalau telat.” Kata Nadia. 

Mereka berdua pun bergegas untuk pergi ke pasar dan tidak lupa membawa tas belanja. Nadia duduk di depan dan Disa duduk di bangku penumpang yang ada di belakang.

Nadia pun mengayuh sepeda dengan semangat, karena ini merupakan kegiatan di hari Minggu yang menyenangkan sekaligus liburan baginya. 

Ada berbagai macam sayur segar yang dijual di kios sayur milik Abang Halim. Kios ini merupakan kios langganan Disa dan Nadia ketika berbelanja di pasar. 

“Bang Halim, kubisnya besar-besar, ya! Beli sedikit setengahnya saja apa boleh?” Tanya Nadia sembari memegang satu buah kubis yang ukurannya cukup besar. 

“Boleh, Dik. Tapi harganya sedikit mahal dibandingkan beli satuan.” Jawab Bang Halim. 

“Berapa memangnya, Bang?” Nadia kembali bertanya. 

“Kalau satuan begitu Rp15.000,-. Tapi kalau beli setengah jadi Rp9.000,-.” Jawab Bang Halim. 

“Tidak boleh kurang, Bang?” Nadia mulai menawar. “Rp8.000 gitu?”

“Aduh! Nggak boleh kalau segitu. Nanti mamaku marah hahaha.” 

“Ya sudah kalau begitu, beli satuan saja, Bang.” 

“Oke. Apa lagi?” Tanya Bang Halim.

“Kalau wortelnya berapa?” Disa bertanya kepada Bang Halim sambil memegangi wortel yang segar-segar.

“Itu satu kilogramnya Rp12.500. Lagi mahal harga wortel, Neng!” 

“Kak, Disa mau wortelnya, dong! Satu kilogram juga nggak apa-apa. Mau dibuat jus nanti, dicampur sama tomat.” Disa meminta kepada sang kakak. 

“Jangan banyak-banyak! Uangnya nanti nggak cukup. Bagaimana kalau setengah kilogram saja? Nanti takutnya nggak habis. Kan jadi mubazir!” 

“Oke deh, Kak!”

Setelah mendapatkan apa yang mereka berdua butuhkan, Nadia membayar semua belanjaan mereka kepada Abang Halim.

Sembari menunggu kembalian, Nadia dan Disa memasukkan semua bahan-bahan makanan yang mereka beli ke dalam tas belanja. 

“Terimakasih, ya Dik!” Ucap Bang Halim. 

“Sama-sama, Bang!”

Mereka berdua bergegas pulang ke rumah, karena ibu sudah menunggu. Bahan-bahan makanan yang mereka beli akan langsung dimasak dan disajikan oleh sang ibu. 

Baca Juga: 25 Contoh Teks Negosiasi Singkat dalam Kehidupan Sehari-hari

Susu Kedelai atau Green Tea Latte

Anto dan Awan adalah saudara kembar yang sangat suka mencoba minuman-minuman baru, mulai dari susu, teh, kopi, dan minuman lainnya.

Tidak hanya minuman baru, segala macam minuman yang manis pasti mereka suka. 

Suatu hari, mereka berdua datang ke sebuah tempat wisata untuk menghabiskan waktu libur sekolah.

Setelah capek berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata, mereka akhirnya berhenti di cafetaria yang disediakan oleh pihak pengelola wisata.

Anto dan Awan memiliki kebiasaan unik, yakni memesan menu minuman yang sama, sehingga harus bernegosiasi terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli menu minuman apa. 

“Minumannya banyak ya, Wan! Bingung mau pilih yang mana.” Ucap Anto sambil membaca daftar menu yang ada di tangannya. 

“Iya, nih! Tapi kebanyakan minuman bersoda yang nggak cocok di lidahku, To.” Kata Awan.

“Kita pesan yang mana, nih?” Tanya Anto. 

“Bagaimana kalau susu kedelai saja? Kata orang-orang susu kedelai di sini rasanya beda.”

“Bedanya bagaimana? Bukannya susu kedelai rasanya gitu-gitu saja?”

“Ya nggak tahu kalau belum dicoba!”

“Nggak ah! Aku nggak mau susu kedelai, yang lain saja!” Anto tidak setuju dengan pilihan yang diberikan oleh Awan. 

Karena belum mendapatkan pilihan menu yang sesuai keinginan, Anto dan Awan pun melanjutkan pencarian menu yang pas untuk mereka berdua. 

“Wan, kayaknya green tea latte enak, nih!” Anto berhasil menemukan menu minuman yang menarik perhatiannya, lalu mengutarakannya kepada Awan.

“Kan kemarin sudah beli di O’drink, To. Masa hari ini itu lagi, sih!” Sepertinya Awan tidak setuju juga dengan pilihan Anto. 

“Dari gambarnya kayaknya beda lho, Wan! Lihat ini!” Anto menunjukkan gambar menu green tea latte yang ingin ia pesan. “Kalau di O’drink kan nggak pakai topping seperti ini. Memang rasa green tea latte di O’drink super enak, tapi coba yang ada topping lah di sini!”

“Nggak ah! Susu kedelai saja!” Awan tetap tidak setuju. 

“Begini Wan. Kalau susu kedelai kan kita setiap hari Jum’at bisa beli di Mbak Wati yang lewat itu.” 

“Green tea latte juga bisa pesan di O’drink.” Potong Awan.

“Iya juga, sih. Tapi ini ada topping, lho!”

“Begini saja kalau begitu. Bagaimana kalau kita suit dan yang menang bisa pilih menu, yang kalah ikut si pemenang?” Saran dari Awan. 

“Oke kalau begitu!”

Akhirnya mereka berdua pun suit untuk menentukan menu pilihan siapa yang akan dipesan di cafetaria.

Setelah melakukan suit tiga kali, Awan mendapatkan poin 2 dan Anto mendapatkan poin 1, sehingga pemenangnya adalah Awan. 

“Yes! Jadi, pesan susu kedelai, ya?!” Sorak Awan setelah berhasil memenangkan suit. 

“Hmm, oke deh!” Meskipun kurang setuju dengan pilihan Awan, Anto tetap suportif sehingga mengikuti pesanan Awan. 

Awan pun memanggil pelayan yang ada di cafetaria untuk memesan makanan dan minuman sesuai keinginan mereka berdua. 

Baca Juga: 22 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah dalam Dialog: Singkat dan Beragam Tema 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm