7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen dalam Kehidupan Sehari-hari

9 Januari 2024 12:40 WIB
Ilustrasi (7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen)
Ilustrasi (7 Contoh Teks Negosiasi Bentuk Cerpen) ( Pexels)

Sonora.ID - Berikut ini sederet contoh teks negosiasi dalam bentuk cerpen yang bisa dijadikan referensi.

Negosiasi merupakan proses tawar menawar dengan jalan berunding hingga mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak yang lain.

Dalam cerpen, negosiasi dapat ditulis dalam sebuah susunan cerita yang menarik dan terdapat tujuan pokok yakni sebuah kesepakatan.

Negosiasi juga banyak sekali digunakan dalam keseharian seperti proses penawaran barang, kerja sama, hingga negoisasi dengan rekan kerja.

Untuk memahami teks negosiasi dengan lebih detail, dilansir dari beberapa sumber yuk langsung saja simak contohnya di bawah ini:

Meminjam Modal Usaha

Siang itu Pak Amir tampak mendatangi Bank Makmur Sentosa. Ia bermaksud mengajukan pinjaman untuk keperluan pengembangan usaha ternak ayam yang sedang dirintisnya. Setelah mengambil antrean, Pak Amir langsung menuju pegawai bank yang menangani pengajuan pinjaman nasabah. Selamat siang, Pak. Apakah ada yang bisa saya bantu? tanya pegawai bank itu dengan ramah dan senyum. Selamat siang. Begini Bu, saya ingin mengajukan pinjaman modal untuk keperluan usaha ternak ayam saya.

Adapun modal yang saya butuhkan sebesar lima puluh juta rupiah, ucap Pak Amir.
Baik Pak, nanti saya coba bantu. Tapi untuk pinjaman sebesar itu, apakah Bapak punya jaminan?
Untuk jaminannya, saya sekarang hanya memiliki dua buah kendaraan sepeda motor, Bu.
Oh, mohon maaf, Pak. Pinjaman yang Bapak ajukan terlalu besar jika hanya menjaminkan dua buah sepeda motor. Berdasarkan ketentuan bank kami, pinjaman yang dapat diberikan untuk jaminan tersebut hanya maksimal dua puluh juta rupiah saja, Pak.
Apa tidak bisa lebih dari itu, Bu? Saya sudah lama menjadi nasabah di bank ini, kata Pak Amir beralasan.

Tidak bisa, Pak. Sementara modal yang diberikan senilai itu dulu. Jika Bapak rutin dan lancar membayar angsurannya selama satu tahun, baru bisa kami tambah hingga tiga puluh lima juta dengan revisi pengajuan pinjaman baru, Pak.
Baiklah, kalau memang sudah begitu ketentuannya.
Jika Bapak setuju, ini daftar persyaratannya. Silakan lengkapi dulu. Besok Bapak bisa menemui saya kembali untuk memprosesnya.
Baik, Bu. Saya coba urus dulu berkasnya. Terima kasih, ujar Pak Amir sambil pamit pergi.
Sama-sama, Pak. Pak Amir pun pergi meninggalkan bank tersebut. Ia harus segera pulang dan menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan sesuai dengan daftar persyaratan pinjaman.

(Sumber: Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X )

Baca Juga: Contoh Teks Editorial Beserta Fakta dan Opininya Tentang Pendidikan

Membeli Oleh-oleh Patung

Pada suatu hari, seorang ibu muda dari Eropa pergi ke Pasar Seni Sukawati untuk membeli patung Dewa Wisnu yang terbuat dari kayu. Saat ibu muda tersebut masuk ke sebuah kios, penjual langsung menyambut ibu muda tersebut ucapan selamat pagi dan ibu muda itu pun menjawabnya. Penjual menanyakan apa yang ingin dibeli oleh ibu muda tersebut, ibu muda ingin membeli patung Garuda Wisnu Kencana yang terbuat dari kayu. Ibu muda tersebut mengamati dengan cermat patung yang sudah berada di tangannya.

Penjual mengatakan bahwa patung tersebut cocok untuk pajangan di rumah atau oleh-oleh untuk kerabat. Menurut ibu muda patung tersebut untuk dipakai untuk diri sendiri ibu muda ini mulai menanyakan harga patung tersebut. Penjual pun memberikan harga tiga ratus ribu, tetapi ibu muda tersebut merasa bahwa patungnya terlalu mahal dan menawarnya menjadi dua ratus ribu.

Penjual tidak bisa memberikan harga yang diinginkan ibu muda dan memberikan tawaran harga sebesar Dua ratus delapan puluh lima ribu dan mengatakan itu sudah murah di tempat lain ibu ini tidak akan mendapat harga semurah itu. Ibu ini pun menawarnya lagi menjadi dua ratus lima puluh ribu tetapi penjual masih tidak menerimanya. Akhirnya penjual menerima penawaran dengan harga dua ratus tujuh puluh lima ribu dan mengatakan harga ini hanya untuk nyonya Eropa tersebut sembari menanyakan barang lain yang diinginkan turis tersebut. Setelah membayar, ibu muda itu mengucapkan Selamat tinggal dan pergi meninggalkan toko.

(Sumber: Modul Bahasa Indonesia Kelas X)

Mencari Tas Baru

Pada Minggu sore, seorang remaja bernama Faisal berjalan-jalan di kawasan pertokoan hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia pun mendatangi salah satu toko penjual tas di kawasan pertokoan tersebut.

Sesampainya di toko, Faisal pun bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.

Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana ya, Pak?
Oh iya, Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai dari harga Rp100.000 sampai Rp500.000.
Oh begitu ya. Apa boleh melihat model dan warna tasnya, Pak?

Boleh, Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja. Amir pun mengikuti si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di salah satu rak, Faisal melihat tas yang membuatnya tertarik. Ia suka model dan warnanya. Ia pun menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual. Kalau boleh tahu, harga tas yang ini berapa ya, Pak?

Kalau yang ini, harganya Rp250.000, Dek. Faisal merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.

Kok, mahal banget ya, Pak? Apa tidak bisa ditawar?
Iya Dek karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa, Dek?
Kalau Rp180.000 aja, Pak. Gimana?
Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa.
Saya tambah deh, Pak. Rp10.000, jadi Rp190.000 bagaimana, Pak?
Maaf Dek, belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja, Bapak turunkan menjadi Rp235.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah.
Turunin dikit dong Pak, Rp220.000 aja.
Iya, deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu.

Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua pun beranjak menuju tempat kasir untuk pembayaran harga tas. Akhirnya, Amir mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.

(Sumber: Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X )

Baca Juga: 2 Contoh Teks Moderator dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Arti

Rapat Ulang Tahun Sekolah

Dalam suatu rapat OSIS SMA, pengurus sedang membahas penentuan jenis kegiatan untuk peringatan ulang tahun sekolah. Seluruh perwakilan kelas dan pengurus OSIS hadir pada kesempatan tersebut. Kegiatan rapat dibuka oleh ketua OSIS yang menyampaikan tujuan rapat adalah untuk menentukan jenis kegiatan yang diadakan pada peringatan ulang tahun sekolah nanti. Untuk itu, ketua OSIS meminta usulan dan pendapat seluruh perwakilan kelas atau pengurus OSIS. Pada saat itu, Rico dan teman-temannya mengajukan usul untuk mengadakan pentas seni musik. Akan tetapi, Siti dan beberapa teman tidak setuju dan lebih mengusulkan kegiatan pertandingan olahraga antarsekolah.

Kedua belah pihak saling memberikan pendapat dan alasan masing-masing. Fadli akhirnya mencoba menengahi. Ia mengusulkan agar sebelum peringatan ulang tahun sekolah, OSIS mengadakan pertandingan olahraga antarsekolah. Akan tetapi, pada saat pemberian hadiah juara pertandingan dan puncak hari ulang tahun sekolah, OSIS merayakannya dengan pentas seni musik agar lebih meriah.

Usul tersebut disetujui dan dapat diterima Rico dan Siti. Akhirnya, seluruh perwakilan kelas dan pengurus OSIS sepakat jika pada kesempatan ulang tahun sekolah kali ini mengadakan kegiatan pertandingan olahraga dan pentas seni musik. Ketua OSIS pun menutup rapat dan meminta pengurus terkait bidangnya masing-masing untuk mempersiapkan kegiatan tersebut.

(Sumber: Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X)

Membeli HP Idaman

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal. Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP. Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah? kata Rani pada ayahnya. Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon rumah, kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja. Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orangtuanya saat terpaksa pulang telat. Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat, kata ayah lagi.

Rani hampir saja menangis. Tak hanya itu, Yah ... Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah, kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya. Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.

Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak? Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya. Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP. Hm ... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal .... ayah seakan sengaja menggoda Rani. Asal apa, Yah? tanya Rani tak sabar. Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif. Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah, janji Rani sambil memeluk Ayahnya.

(Sumber: Kelas X Bahasa Indonesia BS)

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024, Singkat Tapi Menyentuh Hati

Belanja Bersama Kakak

Minggu pagi adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Disa, karena ada sebuah kegiatan yang sangat ia sukai, yakni berbelanja bersama Nadia, sang kakak.

Disa sudah bangun sedari pagi sekitar pukul 06.00, karena pasar pagi di dekat rumahnya sudah ramai dari petang hari.

Disa takut kalau nanti tidak kebagian bahan-bahan belanja, sehingga bangun lebih pagi meskipun hari Minggu. 

Setelah selesai bersiap-siap, Disa langsung menghampiri sang kakak yang sudah menunggunya di depan rumah.

Senyumnya merekah ketika melihat sang kakak sudah bersiap dengan sepeda roda dua yang sudah usang tapi masih kokoh untuk digunakan. 

“Kak Nadia, Disa sudah siap!” Seru Disa ketika sudah sampai di bibir pintu rumahnya. Nadia tersenyum melihat semangat adik semata wayangnya yang hendak berbelanja di Minggu pagi ini. 

“Ayo cepat! Nanti kita nggak dapat apa-apa, lho kalau telat.” Kata Nadia. 

Mereka berdua pun bergegas untuk pergi ke pasar dan tidak lupa membawa tas belanja. Nadia duduk di depan dan Disa duduk di bangku penumpang yang ada di belakang.

Nadia pun mengayuh sepeda dengan semangat, karena ini merupakan kegiatan di hari Minggu yang menyenangkan sekaligus liburan baginya. 

Ada berbagai macam sayur segar yang dijual di kios sayur milik Abang Halim. Kios ini merupakan kios langganan Disa dan Nadia ketika berbelanja di pasar. 

“Bang Halim, kubisnya besar-besar, ya! Beli sedikit setengahnya saja apa boleh?” Tanya Nadia sembari memegang satu buah kubis yang ukurannya cukup besar. 

“Boleh, Dik. Tapi harganya sedikit mahal dibandingkan beli satuan.” Jawab Bang Halim. 

“Berapa memangnya, Bang?” Nadia kembali bertanya. 

“Kalau satuan begitu Rp15.000,-. Tapi kalau beli setengah jadi Rp9.000,-.” Jawab Bang Halim. 

“Tidak boleh kurang, Bang?” Nadia mulai menawar. “Rp8.000 gitu?”

“Aduh! Nggak boleh kalau segitu. Nanti mamaku marah hahaha.” 

“Ya sudah kalau begitu, beli satuan saja, Bang.” 

“Oke. Apa lagi?” Tanya Bang Halim.

“Kalau wortelnya berapa?” Disa bertanya kepada Bang Halim sambil memegangi wortel yang segar-segar.

“Itu satu kilogramnya Rp12.500. Lagi mahal harga wortel, Neng!” 

“Kak, Disa mau wortelnya, dong! Satu kilogram juga nggak apa-apa. Mau dibuat jus nanti, dicampur sama tomat.” Disa meminta kepada sang kakak. 

“Jangan banyak-banyak! Uangnya nanti nggak cukup. Bagaimana kalau setengah kilogram saja? Nanti takutnya nggak habis. Kan jadi mubazir!” 

“Oke deh, Kak!”

Setelah mendapatkan apa yang mereka berdua butuhkan, Nadia membayar semua belanjaan mereka kepada Abang Halim.

Sembari menunggu kembalian, Nadia dan Disa memasukkan semua bahan-bahan makanan yang mereka beli ke dalam tas belanja. 

“Terimakasih, ya Dik!” Ucap Bang Halim. 

“Sama-sama, Bang!”

Mereka berdua bergegas pulang ke rumah, karena ibu sudah menunggu. Bahan-bahan makanan yang mereka beli akan langsung dimasak dan disajikan oleh sang ibu. 

Baca Juga: 25 Contoh Teks Negosiasi Singkat dalam Kehidupan Sehari-hari

Susu Kedelai atau Green Tea Latte

Anto dan Awan adalah saudara kembar yang sangat suka mencoba minuman-minuman baru, mulai dari susu, teh, kopi, dan minuman lainnya.

Tidak hanya minuman baru, segala macam minuman yang manis pasti mereka suka. 

Suatu hari, mereka berdua datang ke sebuah tempat wisata untuk menghabiskan waktu libur sekolah.

Setelah capek berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata, mereka akhirnya berhenti di cafetaria yang disediakan oleh pihak pengelola wisata.

Anto dan Awan memiliki kebiasaan unik, yakni memesan menu minuman yang sama, sehingga harus bernegosiasi terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli menu minuman apa. 

“Minumannya banyak ya, Wan! Bingung mau pilih yang mana.” Ucap Anto sambil membaca daftar menu yang ada di tangannya. 

“Iya, nih! Tapi kebanyakan minuman bersoda yang nggak cocok di lidahku, To.” Kata Awan.

“Kita pesan yang mana, nih?” Tanya Anto. 

“Bagaimana kalau susu kedelai saja? Kata orang-orang susu kedelai di sini rasanya beda.”

“Bedanya bagaimana? Bukannya susu kedelai rasanya gitu-gitu saja?”

“Ya nggak tahu kalau belum dicoba!”

“Nggak ah! Aku nggak mau susu kedelai, yang lain saja!” Anto tidak setuju dengan pilihan yang diberikan oleh Awan. 

Karena belum mendapatkan pilihan menu yang sesuai keinginan, Anto dan Awan pun melanjutkan pencarian menu yang pas untuk mereka berdua. 

“Wan, kayaknya green tea latte enak, nih!” Anto berhasil menemukan menu minuman yang menarik perhatiannya, lalu mengutarakannya kepada Awan.

“Kan kemarin sudah beli di O’drink, To. Masa hari ini itu lagi, sih!” Sepertinya Awan tidak setuju juga dengan pilihan Anto. 

“Dari gambarnya kayaknya beda lho, Wan! Lihat ini!” Anto menunjukkan gambar menu green tea latte yang ingin ia pesan. “Kalau di O’drink kan nggak pakai topping seperti ini. Memang rasa green tea latte di O’drink super enak, tapi coba yang ada topping lah di sini!”

“Nggak ah! Susu kedelai saja!” Awan tetap tidak setuju. 

“Begini Wan. Kalau susu kedelai kan kita setiap hari Jum’at bisa beli di Mbak Wati yang lewat itu.” 

“Green tea latte juga bisa pesan di O’drink.” Potong Awan.

“Iya juga, sih. Tapi ini ada topping, lho!”

“Begini saja kalau begitu. Bagaimana kalau kita suit dan yang menang bisa pilih menu, yang kalah ikut si pemenang?” Saran dari Awan. 

“Oke kalau begitu!”

Akhirnya mereka berdua pun suit untuk menentukan menu pilihan siapa yang akan dipesan di cafetaria.

Setelah melakukan suit tiga kali, Awan mendapatkan poin 2 dan Anto mendapatkan poin 1, sehingga pemenangnya adalah Awan. 

“Yes! Jadi, pesan susu kedelai, ya?!” Sorak Awan setelah berhasil memenangkan suit. 

“Hmm, oke deh!” Meskipun kurang setuju dengan pilihan Awan, Anto tetap suportif sehingga mengikuti pesanan Awan. 

Awan pun memanggil pelayan yang ada di cafetaria untuk memesan makanan dan minuman sesuai keinginan mereka berdua. 

Baca Juga: 22 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah dalam Dialog: Singkat dan Beragam Tema 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm