Pendapatan Peternak Itik Meningkat Lebih Dari 200 Persen, Program Siti Hawa Lari Raih Penghargaan Nasional

8 Mei 2024 19:39 WIB
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi ( Smart Banjarmasin/Razie)

Banjarbaru, Sonora.ID – Program unggulan Sistem Integrasi Itik di Lahan Rawa dan Lahan Kering "Siti Hawa Lari" yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapatkan penghargaan dari Presiden RI, Joko Widodo.

Penyerahan penghargaan diterima langsung Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tahun 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) belum lama ini.

Program Siti Hawa Lari dinilai inovatif dalam pengembangan usaha dan agrobisnis budi daya itik yang pada awalnya dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara.

"Penghargaan ini kita raih atas arahan dan bimbingan Paman Birin (panggilan akrab gubernur Kalsel),” ucap Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Suparmi, usai menghadiri apel kesiapsiagaan bencana di kawasan perkantoran Setdaprov Kalsel di Banjarbaru, pada rabu (08/05).

Baca Juga: Pergub Larangan Domba Masuk Kaltim Ditolak DPRD dan Peternak

Menurut Suparmi, Program Siti Hawa Lari mampu mengubah pola budidaya itik yang semula bersifat konvensional menjadi bersifat agribisnis dengan peningkatan pendapatan peternak lebih dari 200 persen

“Ada peningkatan populasi itik sehingga mampu meningkatkan pendapatan peternak lebih dari 200 persen,” beber Suparmi.

Dengan perubahan pola budidaya itu, lanjut Suparmi, setiap peternak mampu meningkatkan jumlah populasi ternak itik hingga 3 ribu ekor per petani.

“Targetnya per peternak 3 ribu ekor,” jelasnya lagi.

Saat ini, sambung Suparmi, sudah ada 699 kluster program Siti Hawa Lari yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Kalsel.

“Alhamdulillah program ini langsung menyentuh ke peternak dan menciptakan bisnis baru,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Inovasi program "Siti Hawa Lari" ini dikembangkan di Desa Tabudarat Hilir Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan di Desa Mamar dan Desa Tambalang Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Baca Juga: Karantina Makassar Dorong Petani Kakao dan Peternak di Luwu Berdaya Saing Ekspor

PenulisFakhrurazi
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm