Sonora.ID - Selain sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan, khutbah Jumat menjadi wadah bagi umat Islam untuk merenung, memperdalam pengetahuan, dan memperkuat iman.
Melalui khutbah, para khatib memberikan nasihat yang tidak hanya relevan dengan kondisi spiritual, tetapi juga dengan tantangan sosial yang dihadapi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Di setiap khutbah Jumat, berbagai tema penting sering diangkat, mulai dari ajaran-ajaran dasar agama Islam hingga isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan kehidupan umat.
Dengan kemampuan khatib untuk menyesuaikan isi khutbah dengan situasi dan kondisi terkini, khutbah Jumat menjadi sarana penting dalam memberikan bimbingan moral, spiritual, dan sosial kepada jamaah.
Oleh karena itu, khutbah Jumat memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran kolektif dalam umat Islam untuk hidup sesuai dengan ajaran agama.
Dalam artikel ini, kami akan menyajikan contoh khutbah Jumat yang dapat menjadi referensi bagi para khatib atau siapa pun yang ingin memperdalam wawasan.
Berikut ini contoh teks khutbah Jumat 11 April 2025, dikutip dari Kemenag RI.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Bulan Syawal, Singkat Tapi Menyentuh Hati
Contoh Teks Khutbah Jumat 11 April 2025
Perspektif Al-Qur’an dalam Menghadapi Haters
Hadirin jemaah salat Jum’at yang berbahagia,
Haters merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang disematkan bagi orang-orang yang memiliki sikap membenci orang lain dan diekspresikan di ruang-ruang media sosial.
Dalam nuansa Al-Qur’an, haters merupakan keniscayaan yang tidak terpisahkan dalam historisitas kelahiran manusia.
Sejak awal penciptaannya, manusia telah memiliki haters yaitu iblis yang tidak menyukai kehadiran manusia pertama, Adam as.
Kebencian iblis terhadap Adam as mungkin bisa dikatakan sebagai sejarah paling awal bagi lahirnya konsep haters.
Kisah kebencian iblis terhadap penciptaan manusia dapat dijumpai di banyak tempat dalam Al-Qur’an, salah satunya terekam cukup ekstensif dalam Q.S. Al-A’raf [7]: 10-30.
Gugusan ayat kisah ini sangat relevan untuk dibaca dan direnungkan kembali untuk melihat perspektif Al-Qur’an perihal haters dan cara menghadapinya.
Dalam kesempatan khotbah Jum’at ini, akan ada beberapa ringkasan poin pokok yang akan ditampilkan berdasarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh masing-masing ayat.
Hadirin jemaah hafizhakumullah,
Pertama, kebencian lahir dari rasa angkuh dan serakah. Merasa dirinya lebih baik dari yang lain dan ingin mendapatkan posisi paling mulia.
Pada Q.S. Al-A’raf [7]: 11-12, Allah Swt berfirman:
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan kamu (Adam), kemudian Kami membentuk (tubuh)-mu. Lalu, Kami katakan kepada para malaikat, “Bersujudlah kamu kepada Adam.”
Mereka pun sujud, tetapi iblis (enggan). Ia (iblis) tidak termasuk kelompok yang bersujud. Dia (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud ketika Aku menyuruhmu?”
Ia (iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Penolakan iblis bersujud kepada Adam as sebagaimana diceritakan dalam ayat memperlihatkan bahwa sikap membenci tidak bisa dilepaskan dari lahirnya rasa angkuh dan serakah.
Keangkuhan menyebabkan iblis merasa dirinya lebih baik dari manusia dengan membandingkan asal-usul materi penciptaannya, dan keserakahannya untuk mendapatkan posisi paling agung telah membuatnya mengingkari perintah Allah Swt yang menciptakannya.
Jemaah sidang Jum’at yang mulia,
Kedua, kebencian menyebabkan si pembenci menginginkan kejatuhan bagi yang dibenci. Kebencian telah membawa iblis mendurhakai Tuhan dan menjatuhkannya ke posisi yang rendah/hina [Al-A’raf: 13]:
“Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
Putusan Tuhan yang diterima iblis dan kegagalannya menunjukkan eksistensinya lebih baik dari manusia, menjadikannya semakin membenci manusia dan berikrar sebagai musuh abadi dalam perjalanan hidup manusia [Al-A’raf: 16-17]:
“Aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.”
Iblis sampai meminta penangguhan agar dirinya diberikan hidup panjang [Al-A’raf: 14]:
"Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan."
Sehingga bisa membawa manusia ke dalam kehinaan sebagaimana statusnya yang tidak mau bersyukur alias kufur [Al-A’raf: 17].
Iblis akan terus berusaha membuktikan bahwa manusia tidak lebih baik dari dirinya dan ikut bersamanya kekal di Jahanam [Al-A’raf: 18].
Maka pada [Al-A’raf: 19-22] diperlihatkan usaha iblis yang dengan cara liciknya, bersumpah atas nama Allah Swt untuk menipu, berhasil menggulingkan Adam dan Hawa dari surga ke bumi.
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Ketiga, menyikapi haters dengan cara yang berbeda dan menjadikannya sebagai ruang introspeksi diri.
Sebagaimana disinggung bahwa pada [Al-A’raf: 19-22], iblis berhasil membuat tipu daya kepada Adam dan Hawa dengan berhasil membawa mereka ke dalam permainannya.
Meskipun tahu bahwa iblis adalah musuh yang nyata bagi mereka, namun Adam dan Hawa justru tidak berdaya mengindentifikasi dan bersikap kritis terhadap kelicikan iblis yang telah menanamkan doktrin keserakahan kepada mereka, dengan memakan buah khuldi agar bisa menjadi laksana malaikat dan abadi.
Walhasil, keduanya justru telah tenggelam dalam tindak kezaliman terhadap dirinya sendiri dan menyebabkannya diturunkan ke bumi [Al-A’raf: 24-25].
Dalam hal ini, iblis telah berhasil memposisikan manusia sama dengan dirinya. Sama-sama diusir dari surga ke bumi karena serakah.
Hal yang sama juga sangat mungkin dialami oleh manusia saat ini. Ketika berada di posisi yang mengundang lahirnya para haters, maka sangat mungkin ia menjumpai berbagai macam “serangan” yang ingin menjatuhkan dirinya.
Tatkala ia justru meladeninya tanpa pikir panjang, maka sangat mungkin ia masuk dalam perangkap para haters untuk merendahkan posisinya.
Fenomena paling mencolok saat ini di media sosial ialah ketika ada orang yang dicemooh oleh haters-nya, ia justru membalasnya dengan cara yang sama sehingga tidak ada bedanya antara si pembenci dengan yang dibenci.
Namun hari ini kita juga harus mengindentifikasi dan kritis mengenai apapun yang diarahkan kepada kita.
Sebab bisa jadi itu tuduhan haters atau justru bentuk kritik yang membangun. Pada [Al-A’raf: 27, 28, 30], Allah Swt mengingatkan manusia agar tidak mengulangi kesalahan Adam as Hawa yang justru menzalimi dirinya sendiri karena masuk dalam permainan iblis.
Doa keduanya yang terekam pada [Al-A’raf: 22] menunjukkan penyesalan yang mereka rasakan karena ketidakmampuannya merespon tipu daya iblis, sekaligus bentuk introspeksi diri.
Hadirin jemaah yang dirahmati Allah,
Keempat, berpegang pada prinsip takwa dan menerapkannya sebagai upaya paling efektif meladeni haters.
Pada bagian [Al-A’raf: 26 dan 29], Allah Swt memberikan isyarat sekaligus langkah yang jelas dalam menghadapi haters.
Redaksi libās al-taqwā (pakaian takwa) mengisyaratkan bahwa ketakwaan menjadi identitas pembeda dan sekaligus pelindung dari tipu daya iblis sebagai simbol haters.
Jika iblis memiliki sikap ghurūr (menipu), maka ketakwaan membawa sikap al-qisth (adil). Jika iblis bersikap angkuh dan serakah, maka ketakwaan mengantar pada sujud dan ikhlas.
Kufur dibalas dengan syukur. Sebagai ilustrasi dalam kehidupan keseharian, jika ada haters yang menuduh kita berbuat culas dan kita tidak merasa melakukannya, maka sikapilah dengan menunjukkan keadilan.
Jika ada yang menilai diri kita angkuh dan serakah, maka sikapilah dengan memperlihatkan kerendahan hati dan keikhlasan dalam setiap laku yang kita lakukan dalam hidup.
Terakhir, jangan sampai kita sendiri yang terjerumus menjadi haters, sebab secara langsung kita akan menjadi pengikut dan menuankan iblis.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 11 April 2025
Untuk mengunduh teks di atas lengkap dengan doa-doanya, Anda bisa klik link PDF teks khutbah Jumat di bawah ini.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 11 April 2025
Demikianlah paparan contoh teks khutbah Jumat lengkap dengan link PDF untuk mengunduhnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 4 April 2025: Peningkatan Kualitas Ibadah Pasca-Ramadan
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.