Sonora.ID - Istilah brain rot kini semakin sering terdengar, terutama di kalangan generasi muda. Istilah ini merujuk pada kondisi seseorang yang merasa pikirannya “membusuk” akibat terlalu banyak mengonsumsi konten hiburan ringan, seperti video durasi pendek di Tiktok, meme yang berulang, hingga kebiasaan rutin untuk scrolling di media sosial tanpa tujuan yang jelas.
Beragam konten tersebut sering menjadi pilihan karena adanya dorongan alami manusia untuk mencari kenyamanan di tengah tekanan hidup sehari-hari. Konten ringan, berdurasi pendek, dan bersifat menghibur kerap dijadikan pelarian untuk mengatasi stres, kecemasan, dan rasa bosan.
Namun, apabila kebiasaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, ia bisa berubah menjadi jebakan yang merugikan. Konsumsi konten ringan yang sering dikaitkan dengan brain rot ternyata memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental, terutama pada remaja dan anak-anak.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini merupakan berbagai dampak negatif brain rot terhadap kesehatan mental:
Penurunan Konsentrasi
Penggunaan layar secara berlebihan, khususnya untuk bermain media sosial dapat mengganggu perhatian dan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi pada tugas yang memerlukan konsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya, kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan tingkat produktivitas yang dimiliki dapat menurun.
Sifat Adiktif
Kebiasaan mengakses media sosial secara berlebihan dapat menimbulkan perilaku adiktif, yang akan mendorong seseorang untuk terus menggunakan platform tersebut meskipun tanpa tujuan yang jelas. Pola ini terus berlangsung karena adanya pelepasan dopamin di otak yang serupa dengan mekanisme yang terjadi pada kasus kecanduan zat tertentu.
Baca Juga: Masalah Keuangan Bisa Jadi Sumber Utama Keretakan dalam Pernikahan
Terciptanya Doomscrolling
Doomscrolling, yaitu kebiasaan mencari dan mengonsumsi berita negatif secara berlebihan di internet, merupakan salah satu fenomena yang timbul akibat tingginya intensitas penggunaan media sosial. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa kewalahan akibat terlalu banyak menerima informasi, meningkatkan stres, dan dapat memperburuk kesehatan mental.
Kejenuhan Pikiran
Tingginya paparan konten yang diterima oleh tubuh secara terus-menerus dapat menyebabkan kejenuhan pikiran, kelelahan mental, dan berkurangnya motivasi. Dalam kondisi yang lebih parah, kejenuhan ini dapat berujung pada penurunan fungsi kognitif seseorang.
Terputusnya Interaksi Sosial
Semakin seseorang merasa nyaman dengan dunia digital yang diciptakan, kemampuan kognitifnya akan berangsur menurun. Hal ini dapat mendorong kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan sosial, yang berdampak pada meningkatnya rasa kesepian dan munculnya kesalahpahaman.
Untuk menghindari dampak negatif brain rot, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih dan mengonsumsi konten digital. Penerapan kebiasaan seperti membatasi waktu di media sosial dan memastikan keseimbangan antara dunia maya dan kehidupan nyata juga dapat membantu kita menjaga kesehatan mental.
Dengan kesadaran yang lebih tinggi terhadap kebiasaan digital kita, kita dapat melindungi diri dari dampak buruk brain rot dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.
Oleh: Princessa Marchelinda