Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan “Diktisaintek Berdampak”. (
Humas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)
Sonora.ID - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan “Diktisaintek Berdampak” sebagai langkah strategis dan transformatif untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, pendidikan tinggi tidak hanya berperan sebagai penyedia ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai penggerak utama perubahan sosial dan ekonomi bangsa.
“Kita perlu membangun sistem pendidikan tinggi yang berkeadilan, relevan, dan berdampak. Transformasi ini harus mampu membuka akses seluas mungkin dengan kualitas yang setara di seluruh Indonesia. Diktisaintek Berdampak adalah gerakan nasional untuk mewujudkan hal itu,” ungkap Menteri Brian di Graha Diktisaintek, Jumat (2/5).
Peluncuran “Diktisaintek Berdampak” menjadi simbol transformasi yang ingin memastikan bahwa seluruh aktivitas pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak hanya menghasilkan output akademik, tetapi juga outcome yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Brian juga menyampaikan bahwa “Diktisaintek Berdampak” adalah sebuah gerakan bersama yang berakar pada semangat kolaborasi.
“Tentu, program ini adalah gerakan bersama, inspirasi, refleksi kita ketika berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan mitra-mitra kami. Ini merupakan gerakan bersama yang menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat transformasi, mahasiswa sebagai penggerak utama perubahan, dan riset sebagai arah pembangunan,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong kemajuan daerah secara menyeluruh.
“Harapannya, perguruan tinggi di Indonesia bisa bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, industri, masyarakat, dan UMKM, berkolaborasi mendorong terjadinya kemajuan-kemajuan sehingga kampus bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang ada di daerah,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang menyampaikan bahwa “Diktisaintek Berdampak” tidak sekadar slogan, melainkan juga semangat transformasi ekosistem pendidikan tinggi agar lebih ilmiah, sosial, dan nasional dalam dampaknya.
“Melalui semangat Diktisaintek Berdampak, mari kita lanjutkan perjuangan untuk membentuk masa depan pendidikan yang menjangkau lebih banyak, melayani lebih dalam, dan berdampak lebih luas bagi generasi penerus bangsa,” ujar Sesjen Togar.
Slogan ini diterjemahkan dalam berbagai kebijakan, program, dan gerakan konkret, antara lain Kampus Berdampak, SMA Unggul Garuda, Beasiswa ADik, skema Riset Diktisaintek Berdampak melalui Pendanaan LPDP, Program Kosabangsa untuk masyarakat 3T, serta penguatan kerja sama riset luar negeri yang relevan dengan tantangan pembangunan nasional Hardiknas 2025 menjadi titik tolak komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai lokomotif perubahan menuju Indonesia maju, berilmu, dan bermartabat.
Program ini diluncurkan Brian dalam acara yang berlangsung khidmat dan dihadiri hingga 300 peserta dari kalangan pimpinan perguruan tinggi, Perwakilan Komisi X DPR RI, Perwakilan Komite III DPD RI, LLDikti, mitra kerja, Gabungan Aliansi BEM se-Indonesia antara lain BEM PTMA-BEM PTNU-BEM KSI-BEM Nusantara-DEMA PTKIN, serta rekan media.