Yadnya Kasada untuk Indonesia, Bromo Jadi Panggung Budaya dan Harapan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal

13 Juni 2025 12:18 WIB
Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara langsung mendatangi acara yang digelar di Pendopo Agung Desa Ngadisari.
Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara langsung mendatangi acara yang digelar di Pendopo Agung Desa Ngadisari. ( )

 

Probolinggo, Sonora.ID - Yadnya Kasada untuk Indonesia, Bromo jadi panggung budaya dan harapan pariwisata berbasis kearifan lokal. Resepsi Sembah Kasad Bhumi Hila-Hila Tengger menjadi puncak penguatan identitas budaya masyarakat Tengger sekaligus momentum sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelestarian tradisi leluhur. 

Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara langsung hadir mendatangi acara yang digelar di Pendopo Agung Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo. Resepsi menjadi rangkaian dari ritual adat Yadnya Kasada yang diadakan selama dua hari pada 10-11 Juni 2025. 

Masyarakat Tengger telah mewariskan rangkaian ritual tersebut secara turun temurun di kawasan Gunung Bromo. Dengan bangga Emil menyebut bahwa Yadnya Kasada tidak sebatas ritual lokal, tetapi juga menjadi lambang budaya Jawa Timur. Yadnya Kasada merefleksikan keunggulan nilai spiritual, makna persatuan, dan kearifan lokal sebagai kekuatan Indonesia sebagai negara  Bhinneka Tunggal Ika.

“Ini aset besar, comparative advantage bangsa Indonesia adalah sejarah warisan budaya. Tidak bisa direbut atau diklaim bangsa manapun,” ungkapnya pada Selasa (10/6). 

Penyerahan Surat Keputusan (SK) tentang pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat Tengger oleh Bupati Probolinggo juga menyertai  momen representasi budaya luhur. Menurut Emil, langkah ini dianggap sebagai pencapaian bersejarah yang memperkokoh ekosistem budaya dan komitmen Pemda dalam menjaga warisan leluhur.  

Pemprov Jatim akan terus mendukung pelestarian budaya Tengger secara konkret, baik dari sisi infrastruktur melalui Program Hibah Jalan Daerah (PHJD) maupun dari sisi nilai, melalui program pemberdayaan dan pariwisata desa adat. Ia menyebut Desa Ngadisari sebagai salah satu wilayah yang disiapkan menjadi destinasi desa budaya unggulan, sekelas Desa Penglipuran di Bali.

Keberadaan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di tengah-tengah kultur masyarakat Tengger menyertai pentingnya peran Kasada dalam dinamika nasional. Fadli menyebut, budaya Indonesia—dengan kekayaan ekspresi dan ragamnya—merupakan kekuatan utama bangsa. Ia pun menyatakan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya melalui kebijakan kebudayaan yang lebih terarah dan berkelanjutan.

Nawa Bhakti Satya melalui pilar Jatim Harmoni juga terus menunjukkan keseriusan Pemprov Jawa Timur terhadap integrasi budaya dalam kebijakan pembangunan. Upaya pelestarian Yadnya Kasada, pengakuan masyarakat adat, serta pengembangan desa budaya menjadi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian identitas lokal. (rhl/lnis)

Oleh: Rahil Kamilia Sa’idah

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm