Dewan Pakar IDI Minta Menkes Terawan Cek Data Transito WNI & WNA

21 April 2020 16:16 WIB
Dewan Pakar IDI Minta Menkes Terawan Cek Data Transito WNI & WNA
Dewan Pakar IDI Minta Menkes Terawan Cek Data Transito WNI & WNA ( )

Sonora.ID - Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia dan Mantan Pejabat Senior Kemenkes & BKKBN dr. Abidinsyah Siregar, melayangkan surat terbuka kedua kepada Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, prihal usulan paska pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar di beberapa daerah.

Dalam suratnya Abidin menyarankan metode penetapannya lebih aktif dan cepat dengan memanfaatkan kemampuan IT dengan melakukan pemetaan kepadatan dan resiko kasus (red zone).

Dengan melakukan langkah total case finding yaitu mengutamakan pendekatan pencegahan dengan melakukan penemuan kasus secara total dan faktual, kemudian dilakukan tracing yang cermat.

Baca Juga: Supir Angkot di Banjarmasin Dapat Suntikan Dana Segar Selama 3 Bulan

Abidin meminta Menkes untuk berkoordinasi dengan Menkumhan atau Ditjen Imigrasi untuk mengeluarkan semua data transito (passport) orang dan barang baik WNI maupun WNA ke Indonesia.

Dewan Pakar IDI tersebut juga menegaskan bahwa pengeluaran data passport dapat melalui 135 pintu masuk, sejak 1 Februari hingga orang terakhir masuk sebelum 135 pintu masuk resmi ditutup.

Baca Juga: Usai Jalani Operasi Kardiovaskular, Kim Jong Un Dikabarkan Kritis

“Saya minta kepada bapak Menteri untuk tidak menunggu sebab sudah banyak tempat rawannya. Perlu case finding total sebab penyakit ini dari luar negeri dan bukan buatan Indonesia. cara mengetahunya, lihat cek 135 pintu gerbang transito orang dari luar negeri, buka paspor yang masuk. cek nomernya telpon dan tanyakaan alamatnya sehingga kita bisa melakukan pemetaan. Dari data epitemologi lebih dari 50% banyak pasien covid tanpa keluhan” ujar Abidin saat wawancara dengan Radio SmartFm (20/4)

Abidin menambahkan sebagai Langkah berikutnya agar pemerintah membuat obat dan vaccine sebagai upaya melindungi masyarakat Indonesia.

Abidin mengatakan, membangun industry vaccine sudah mendesak, sebab wabah virus sangat merepotkan karena mengenai jumlah orang yang banyak dalam wilayah yang luas, dan berdampak keberbagai aspek kehidupan mendasar, sehingga menimbulkan goncangan ekonomi, sosial, dan tata kehidupan.

“seperti kita ketahui virus ini belum ada obatnya dan belum ada vaksinya, kita hanya menduga duga, dan saat ini ada pasien otg (orang tanpa gejala), itu sangat bahaya” ujar Abidin.

Baca Juga: Update Corona 21 April: 7.135 Positif, 616 Meninggal, dan 842 Sembuh

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm