Find Us On Social Media :
Pandangan Dokter Soal Diet Extrem Viral, dr Fanny: Ada Salah Kaprah (Freepict.com)

Pandangan Dokter Soal Diet Ekstrem yang Viral, dr. Fanny: Ada Salah Kaprah yang Harus Diluruskan

Alifia Astika - Rabu, 24 Maret 2021 | 09:00 WIB

Sonora.ID - Belakangan ini viral cara diet ala salah satu artis tanah air yang cukup kontroversi. Pasalnya diet yang dilakukan oleh artis tersebut cenderung extream dan tidak dapat dilakukan oleh semua orang.

Jika banyak orang meniru pola diet yang dilakukan si artis tanpa melakukan konsultasi dengan ahli gizi atau dokter terkait maka bisa terjadi berbagai masalah kesehatan.

Melatar belakangi masalah tersebut dokter Fanny Imannuddin mengatakan bahwa ada beberapa hal yang salah kaprah dalam diet viral yang dilakukan oleh salah satu artis di tanah air.

Meski diet yang dilkukannya berhasil menurunkan berat badan 22 kilogram dalam kurun waktu 4 bulan, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat sebelum mengikuti pola diet viral tersebut.

Baca Juga: Dokter Ungkap Hingga Saat Ini Masih Banyak yang Salah Kaprah Tentang Diet, Ternyata Ini Makna yang Sebenarnya

"Saat ini diet yang tengah viral tersebut masuk dalam katagori health Issues," ungkap Dokter Fanny Imannuddin kepada Sonora FM saat Live Talk bersama melalui instagram .

Selain itu dokter Fanny juga mengatakan bahwa metode diet tersebut telah dibahas oleh beberapa dokter seperti dokter gizi, dokter anti aging dan wellness.

"Ada salah kaprah disini, sebenarnya pemberian diet pada artis tersebut ditangani oleh dokter dan ada profesional yang mengawasi diet, otomatis dokter telah memperhitungkan apa yang dibutuhkan si artis tersebut," tambah dokter Fanny.

Dirinya juga mengatakan bahwa meski diet viral yang dilakukan oleh artis dalam mengawasan dokter namun tidak menjamin semua orang dapat melakukannya dan berhasil dengan baik.

Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan Akibat Terlalu Banyak Mengkonsumsi Kopi, Salah Satunya Heartburn

Pasalnya diet sendiri merupakan pola makan yang bersifat personal. Hal ini disebabkan lantaran perbedaan kebutuhan, tingkat aktifitas dan juga metabolisme tubuh manusia.