Potensi Ekonomi Tinggi, Tanaman Porang akan Jadi Komoditi Ekspor Sulsel

23 Juni 2020 07:10 WIB
Tanaman Porang
Tanaman Porang ( Sonora/Dian Mega S)

Makassar, Sonora.ID - Masyarakat Sulawesi Selatan mungkin belum terlalu familiar dengan tanaman porang, karena memang tanaman sejenis umbi-umbian tersebut kalah populer dengan talas maupun umbi lainnya.

Namun siapa sangka, tanaman porang nyatanya punya nilai ekonomis yang tinggi. Terbukti, tanaman yang juga lazim disebut iles-iles ini berhasil menjadikan Paidi, salah seorang petani asal Desa Kepel, Jawa Timur sebagai miliader lantaran berbisnis ekspor porang.

Fakta terkait tanaman porang tersebut diakui Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin yang mengungkapkan, tanaman porang sangat bermanfaat dan harganya cukup mahal. Sayangnya, sebagian masyarakat belum mengetahui jenis tanaman ini.

Baca Juga: Lelang Jabatan Pemkot Makassar Terkendala Job Fit

"Porang ini banyak diminati Cina dan Jepang. Makanan yang low karbohidrat, sehingga sangat bagus untuk penderita diabetes," kata Lies kepada Smart FM, belum lama ini.

Sadar akan potensi tanaman porang, Lies menginisiasi budidaya porang di Sulawesi Selatan, Pusat pengembangan tanaman porang di Sulsel berlokasi di Baddoka, Kecamatan Biringkanayya, Makassar.

Sebelumnya, Lies bersama PKK Sulsel juga telah memulai budidaya talas satoimo asal Jepang di sebuah lahan dalam kompleks GOR Sudiang Makassar.

Sementara, Kepala Dinas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo menjelaskan, talas satoimo dan porang akan dikembangkan menjadi komoditi ekspor, selain itu, juga bisa menjadi sumber ketahanan pangan keluarga.

Baca Juga: Mengenal Tanaman Porang, Umbi yang Bikin Mantan Pemulung Jadi Miliarder

Saat ini, menurut Andi Ardin, produksi talas satoimo dan porang sudah cukup bagus. Namun, masih perlu dikembangkan secara lebih luas. Khusus porang, sentranya ada di 10 kabupaten di Sulsel, diantaranya Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang, dan hampir semua daerah di Luwu.

"Untuk talas satoimo produksinya belum besar. Baru sekitar 20 hingga 30 hektare per kabupatennya. Sedangkan porang sudah berkembang baik, karena hampir semua kabupaten sudah menanam," jelasnya.

Menurut Andi Ardin, harga porang cukup kompetitif yakni sekira Rp 9 ribu per kilogram. Jika populasinya dalam satu hektare 40 ribu, dan satu tanaman menghasilkan 2 kilogram, maka hasilnya Rp 720 juta diperoleh dalam delapan bulan.

Baca Juga: Polda Sulsel Berlakukan 3 Huruf di Belakang Nopol Kendaraan

Di lain pihak, Direktur PT Satoimo, Arifuddin, selaku pihak yang mengembangkan tanaman porang, menilai tanaman ini akan menjadi komoditi primadona. Alasannya, pemeliharaan porang tidak serumit komoditi lain dan harganya cukup bagus. Walaupun masa panennya cukup lama, bisa setahun hingga dua tahun.

Lebih jauh Arifuddin mengatakan, tidak perlu ada kekhawatiran mengenai pangsa pasar porang, sebab, khusus di Makassar, sudah ada empat hingga lima pabrik yang siap membeli porang.

"Kita berharap pemerintah bisa membuat produk yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat kita sendiri. Jangan hanya di ekspor ke Cina, Korea, dan Jepang. Porang memiliki serat yang sangat tinggi, dan karbohidratnya rendah. Beras porang itu namanya siratake, harganya seratus ribu rupiah per kilo," tandas Arifuddin.

Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Ekonomi Sulsel Turun saat Pandemi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm