Bukan Cuma Hamil, Ternyata Ada Banyak Penyebab Menstruasi Tidak Lancar

19 September 2020 18:35 WIB
Ilustrasi menstruasi
Ilustrasi menstruasi ( https://www.freepik.com)

Sonora.ID – Bagi para wanita yang sudah menikah, ketika mereka mengalami telat datang bulan atau menstruasi seringkali dianggap sebagai tanda kehamilan.

Padahal sesungguhnya, telat datang bulan bisa disebabkan oleh beragam hal, dan bisa saja tanda dari sebuah penyakit serius.

Menstruasi yang tidak teratur misalnya menjadi telat datang bulan atau terlalu cepat datang bulan dan bahkan lewat beberapa bulan ini bisa menandai beberapa kondisi medis.

Lalu apa saja penyebab menstruasi tidak teratur? Simal ulasan berikut ini:

Baca Juga: Masturbasi Saat Menstruasi, Amankah? Begini Penjelasannya

Gangguan tiroid

Di dalam tubuh, kelenjar ini berperan dalam mengatur metabolisme tubuh. Apabila kelenjar tiroid terganggu dan tak bekerja dengan baik, salah satu imbasnya siklus menstruasi bisa terganggu.

Gejalanya bisa beragam, mulai dari kerontokan rambut, mudah lelah, berat naik-turun drastis, hingga menstruasi yang lebih banyak dari biasanya.

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS juga bisa memicu siklus menstruasi terlambat. Masih asing dengan penyakit ini? Menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus, PCOS merupakan adanya kelainan pada hormon dan sistem metabolisme tubuh, sehingga fungsi indung telur terganggu.

Baca Juga: Gampang Ngambek Pada Saat Menstruasi? dr. Boyke Ungkap Penyebabnya

Kondisi inilah ujung-ujungnya bisa membuat periode menstruasi tidak teratur. Sayangnya sampai kini penyebab PCOS belum diketahui pasti.

Tetapi, ada dugaan kuat kalau penyakit ini berkaitan dengan kondisi lain. Contohnya, sindrom metabolik atau resistensi insulin.

Pemakaian alat kontrasepsi

Selain dua hal di atas, penyebab haid tidak teratur juga bisa disebabkan oleh pengunaan alat kontrasepsi. Contohnya, IUD (spiral) atau pil KB.

Kedua alat kontrasepsi ini bisa mengakibatkan perubahan berupa flek di antara siklus menstruasi. Bahkan dalam beberapa kasus, pengunaan spiral bisa menyebabkan darah yang keluar lebih banyak ketimbang saat menstruasi.

Ketidakseimbangan hormon

Ada dua hormon yang memainkan peran di sini. Pertama, hormon estrogen yang memengaruhi kesuburan dan siklus haid.

Baca Juga: Haid Sebabkan Rasa Nyeri? Wanita Patut Hindari 5 Makanan Ini

Lalu, kedua ada hormon progesteron yang membantu mengatur sistem reproduksi dalam mempersiapkan terjadinya kehamilan, termasuk siklus haid.

Nah, jika salah satu hormon tersebut bermasalah, maka siklus haid dan kesuburan akan terpengaruh.

Macam-macam faktor pendorongnya itu seperti stres, kegemukan, atau terlalu kurus. 

Khusus untuk wanita yang masih terbilang muda (20-an tahun atau di bawah), telat datang bulan bisa dipicu oleh kurang matangnya jalur hormonal dari otak ke indung telur.

Meskipun demikian, seiring bergulirnya waktu hal ini akan membaik. Dengan kata lain, makin dewasa seorang wanita, maka menstruasi akan semakin teratur.

Baca Juga: Jerawat Seringkali Timbul Sebelum Menstruasi? Berikut 5 Cara Cegah Jerawat

Amenorrhea

Amenorrhea merupakan salah satu gangguan reproduksi pada wanita. Gejalanya ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi pada suatu periode atau masa menstruasi.

Amenorrhea terdiri dari dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Primer ini merupakan kondisi ketika seseorang belum pernah mengalami menstruasi ketika usia sudah lewat dari 16 tahun.

Sedangkan sekunder bila seorang wanita di usia subur (tidak sedang hamil), tetapi tak mendapatkankan haid kemali setelah 3-6 bulan dari haid terakhir.

Apabila dirimu mengalami kondisi ini, segeralah tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Tidak Boleh Minum Air Es Saat sedang Menstruasi, Mitos atau Fakta?

Pola Hidup Sehari-hari

Pola hidup tertentu juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur. Contohnya, jika seseorang melakukan olahraga yang berlebihan atau mengalami penurunan berat badan yang drastis, hal ini bisa mengakibatkan mestruasi tidak teratur. Tak cuma itu saja, penyebab haid tidak teratur juga bisa dipicu oleh obesitas, stres, hingga kurang tidur.

Kanker Rahim

Gejala kanker rahim pada stadium awal aalah satunya bisa ditandai dengan terhambatnya siklus menstruasi. Namun, lain lagi ceritanya bila memasuki stadium lanjut.

Pengidapnya, justru bisa mengalami perdarahan yang amat banyak. Bahkan, lebih banyak dari pada perdarahan menstruasi normal.

Namun, gejala stadium awal kanker rahim buka cuma ditandai dengan telat datang bulan saja. Masih ada mual, tubuh mudah lelah, berat badan menurun, hingga nyeri saat berkemih atau berhubungan seksual.

Baca Juga: Menstruasi Saya Tidak Lancar, Apakah Dapat Sebabkan Sulit Punya Anak?

Penyakit kronis

Penyakit kronis seperti diabetes juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur.

Alasannya jelas, gula darah yang tidak stabil bisa memengarui perubahan hormon. Kondisi inilah yang bisa membuat menstruasi jadi tidak teratur atau terlambat.

Penyakit Celiac

Penyakit celiac merupakan penyakit autoimun karena mengonsumsi guleten. Ketika tubuh mengonsumsi gluten, maka sistem imun akan memberikan reaksi, sehinnga merusak lapisan usus halus.

Nah, ketika usus halus rusak, penyerapan nutrisi pun akan terhambat (malabsorpsi nutrisi) hingga menyebabkan menstruasi terhambat.

Baca Juga: Hati-Hati! Inilah Minuman yang Harus Dihindari Saat Menstruasi

Kista

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlambat juga bisa disebabkan oleh kista, lebih tepatnya kista ovarium.

Tumor jinak ini bisa menimbulkan gejala lainnya, seperti rasa nyeri yang berlebihan pada menstruasi.

Siklus Haid yang Perlu Diwaspadai

Sebenarnya penting untuk setiap wanita mencatat siklus haid secara rutin. Tujuannya jelas, untuk mengetahui pola haid yang normal.

Sebab, ada beberapa siklus haid tertentu perlu diwaspadai. Misalnya:

  • Darah haid lebih banyak dari biasanya, sehingga kamu harus sering mengganti pembalut.
  • Haid berubah menjadi tidak teratur setelah sekian lama teratur.
  • Mengalami nyeri perut bawah selama haid.
  • Perdarahan haid lebih dari tujuh hari.
  • Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
  • Terjadi perdarahan di antara dua siklus haid.
  • Tidak haid selama lebih dari tiga bulan meskipun tidak sedang hamil.

Baca Juga: Sering Nyeri Parah Saat Haid? Waspadai 7 Gejala Endometriosis Ini

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm