Pentingnya Big Data dalam Mengambil Keputusan di Perusahaan

21 September 2020 07:32 WIB
Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro.
Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro. ( Sonora.ID/Indra Gunawan)

Bandung, Sonora.ID - Dalam sebuah Webinar yang digelar SBM ITB, Sabtu (19/9/2020) bertema "Improving Decision Making Process with Data", terungkap bahwa perusahaan dihadapkan pada perubahan konstan dan cepat yang membutuhkan tindakan dan keputusan strategis yang juga harus cepat di masa serba digital ini.

Banyak tekanan yang dihadapi perusahaan akibat kemajuan teknologi ini. Pada sisi lain, kemajuan teknologi juga dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif. Untuk itu, perusahaan perlu meningkatkan cara mereka membuat keputusan, didukung bukti dan memanfaatkan keahlian manusia dan data dengan baik.

"Pada era digital ini, data harus menjadi inti pengambilan keputusan strategis dalam bisnis, apakah itu perusahaan multinasional besar atau kecil bahkan yang hanya berupa bisnis keluarga. Data dapat memberikan wawasan (insight) yang membantu perusahaan menjawab pertanyaan bisnis utamanya seperti 'Bagaimana saya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan? Data mengarah ke pembentukan wawasan; pemilik dan manajer bisnis dapat mengubah wawasan tersebut menjadi keputusan dan tindakan yang menumbuhkan bisnis," ucap Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro dalam webinar tersebut.

Baca Juga: Muhammad Syarif: Pemotongan Anggaran Perpusnas Berimbas Pada Anggaran Rancangan Big Data dan Konten Digital Bagi Perguran Tinggi

Sementara Director Big Data & Business Analytics Lab SBM ITB, Manahan Siallagan mengungkapkan, tantangan selanjutnya yang dimiliki banyak perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat bekerja dengan data. Era digital membawakan perubahan yang sangat berarti terhadap keberadaan data. Jumlah data yang dihasilkan bukan hanya lebih besar, tetapi juga lebih kompleks. Hal ini mempersulit perusahaan untuk mengelola dan menganalisis data mereka.

"Faktanya, baru-baru ini dilaporkan, 98,6 persen eksekutif menunjukkan bahwa perusahaan mereka menginginkan budaya yang berbasis data, tetapi hanya 32,4 persen yang melaporkan keberhasilannya," kata Manahan.

Webinar ini juga menghadirkan para pembicara lain seperti Muhamad Fajrin Rasyid Direktur Digital Business Telkom; Heru Wiryanto People Analytics and HR Data Science Enthusiast; Nugraha Priya Utama Lecturer of KK Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB).

Dalam pemaparannya, Direktur Digital Business Telkom, Muhamad Fajrin Rasyid menjelaskan bagaimana big data bisa dimanfaatkan untuk menavigasi perubahan bisnis yang sangat cepat.
Fajrin mengungkapkan, umumnya ada tiga karakter Big Data yang dikenal dengan 3V, yaitu variety, velacity, dan volume. Yakni selama ini data begitu beragam, perubahannya cepat, dan banyak.

Salah satu industri yang sudah memanfaatkan big data adalah perbankan. Seperti fintech di China. Ketika ia meng-apply aplikasi fintech tersebut, hanya membutuhkan waktu proses 7 detik untuk approval. Bila di-approve, uang akan langsung masuk ke rekening. Big data juga bisa merekam perilaku atau behaviour yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan kredit skoring dan mengambil keputusan terbaik.

Di Indonesia, bank bekerjasama dengan e-commerce untuk melihat kinerja UMKM dengan big data. Pemanfaatan big data juga membantu merekrut pelanggan dengan digital hingga tercipta open banking atau digital banking.

Baca Juga: Digitalisasi Transaksi UMKM Upaya Mendukung Pemulihan Sektor Perdagangan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

“Anda tidak harus datang ke bank untuk membuka rekening baru. Proses validasi, memanfaatkan big data. Perbankan adalah industri yang cukup maju dalam big data,” ungkapnya.

Sementara itu, People Analytics and HR Data Science Enthusiast, Heru Wiryanto menjelaskan bagaimana peranan people analytics saat ini. Seperti beberapa waktu lalu, pihaknya mengembangkan alat untuk merekam the human brain dan nervous system. Bahkan di salah satu kementerian, pihaknya mengukur integritas para pembuat komitmen.

“Misalnya sistem ini bisa mengidentifikasi kecenderungan pornografi dan tindakan asosial lainnya,” tutur dia.

Heru mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus dimiliki jika ingin bergerak di people analytics. Di antaranya harus miliki big data, kemampuan story telling, visualisasi, dan psicological skill. Sebab percuma jika memiliki data tapi tidak bisa menceritakan dan menggambarkannya.

 

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm