Pemkab Sleman Kick Off Implementasi Teknologi Wolbachia dalam Pengendalian DBD

16 Februari 2021 17:30 WIB
Pemerintah Kabupaten Sleman Kick Off Implementasi Teknologi Wolbachia dalam Pengendalian DBD
Pemerintah Kabupaten Sleman Kick Off Implementasi Teknologi Wolbachia dalam Pengendalian DBD ( Sonora FM Yogyakarta/ Benni Listiyo)

Yogyakarta, Sonora.ID - Kabupaten Sleman sebagai daerah dengan tingkat Demam Berdarah Dengue (DBD) tinggi, akan mengimplementasikan teknologi Wolbachia sebagai strategi pelengkap pengendalian DBD.

Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dengan didukung oleh WMP Yogyakarta dan Yayasan Tahija untuk menjalankan program ‘SI WOLLY NYAMAN’, Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman, pada hari ini 16 Februari 2021.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Jelaskan Penyebab Bupati Sleman Terinfeksi Covid-19, Meski Telah Divaksinasi

Memberikan sambutan saat acara kick off atau soft launching implementasi teknologi Wolbachia tersebut, Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. menyampaikan bahwa program SI WOLLY NYAMAN ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengendalian DBD, dan meningkatkan sumber daya kesehatan melalui penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sebagai salah satu strategi  dalam program pengendalian DBD.

Mengingat efikasi tinggi Wolbachia dalam menurunkan 77% kasus DBD di Kota Yogyakarta.

Nantinya, implementasi teknologi Wolbachia ini akan diterapkan di 13 Kapanewon, 39 Kalurahan, dan kurang lebih 588 padukuhan.

Mengingat data kasus tahun 2020 ditemukan sebanyak 810 dengan kematian 1 (satu) di Rumah Sakit, kasus ini meningkat cukup tinggi dibandingkan kasus yang ditemukan pada tahun 2019 yaitu sebanyak 728 kasus.

Baca Juga: Baru Minggu Lalu Disuntik Vaksin, Bupati Sleman Terinfeksi Covid-19

Sehingga program ini diharapkan menjadi salah satu solusi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Ditambahkan oleh dr. Joko Hastaryo, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, pelepasan nyamuk ber-Wolbachia akan dilakukan dalam bentuk telur yang tersimpan dalam ember nyamuk. Ember nyamuk ini nantinya akan dititipkan di rumah warga yang menjadi orang tua asuh nyamuk.

Nyamuk ber-Wolbachia diharapkan kawin dengan nyamuk lokal, sehingga semua keturunan nyamuk ber-Wolbachia dan mengurangi penularan DBD di Sleman. 

Baca Juga: GKR Hemas Meninjau Langsung Droping Air Bersih di Gardu Pandang Merapi

Prof. Adi Utarini, Peneliti Utama WMP Yogyakarta, menyampaikan bahwa Kabupaten Sleman menjadi daerah pertama yang menjadi area implementasi, setelah tahapan penelitian selesai.

Sejalan dengan yang diusung program ‘SI WOLLY NYAMAN’, Prof. Adi menyoroti aspek keamanan teknologi ini.

Menurutnya, teknologi Wolbachia ini aman, karena bakteri alami yang dapat ditemukan pada 50% serangga ini hanya dapat hidup di dalam sel serangga. Dan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang disebarkan sudah dipastikan bebas dari DBD dan Chikungunya, sehingga efektif menurunkan penyebaran DBD dan penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk. 

Selain itu, menurut guru besar UGM yang biasa disapa Uut ini, berdasarkan kajian risiko yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kemenristek bersama Balitbangkes Kemenkes pada 2016 lalu terhadap teknologi Wolbachia, hasilnya menunjukkan bahwa risiko penerapan teknologi Wolbachia dalam kurun waktu 30 tahun ke depan dapat diabaikan.  

Uut menambahkan, WMP Yogyakarta juga melakukan serangkaian penelitian hingga dapat menyimpulkan bahwa Wolbachia di dalam tubuh Aedes aegypti tidak mempengaruhi karakter nyamuk di populasi alami dan tidak mempengaruhi resistensi nyamuk terhadap insektisida.

Baca Juga: Launching Program Vaksinasi Covid-19 Kabupaten Sleman

Wolbachia dari Aedes aegypti juga tidak menyebar ke serangga lain. Dan yang paling penting bahwa Wolbachia tidak menyebabkan penyakit pada manusia.

Untuk implementasi di Kabupaten Sleman tersebut, nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ini diproduksi oleh WMP Yogyakarta, yang sejak tahun 2011 sudah melakukan penelitian pengendalian DBD.

Penelitian Aplikasi Wolbachia dalam Eliminasi Dengue (AWED) yang dilakukan sepanjang tahun 2017-2020, menunjukkan bahwa Wolbachia efektif menurunkan 77% kasus DBD di area intervensi dibandingkan dengan di area pembanding di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Randomized Controlled Trial (RCT) sebuah standar tertinggi dalam penelitian medis, sama halnya dengan penelitian pengembangan obat baru.  

Baca Juga: Status Gunung Api Meningkat, Kapolda DIY Kunjungi Pusdalops BPBD Sleman

Sebagai informasi, pada tahun 2014 lalu di Kabupaten Sleman pernah dilakukan pelepasan nyamuk dewasa dalam skala terbatas di 2 area yaitu di Desa Nogotirto (Dusun Karangtengah dan Ponowaren), dan di Desa Trihanggo (Dusun Kronggahan 1 dan 2). Herman Budi Pramono, SE, Kepala Desa Trihanggo, menyampaikan bahwa teknologi Wolbachia merupakan inovasi dalam pengendalian DBD.

Menurutnya, di Desa Trihanggo saat ini sudah tidak ditemukan lagi kasus DBD.

Di akhir acara kick off, Joko menambahkan, bahwa program ini terintegrasi dengan program pengendalian DBD yang sudah berjalan.

Ia mengingatkan masyarakat, walaupun di Sleman akan dilepaskan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia, masyarakat perlu tetap menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 4M Plus yaitu Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau, serta menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.  

Baca Juga: Polda DIY Bagikan 200 Ribu masker Kepada Masyarakat Yogyakarta

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm