Bagikan :
Sonora.ID - Operasi angkat rahim atau yang dalam istilah medisnya adalah histerektomi biasa dilakukan bagi perempuan yang mengidap kanker di organ-organ reproduksinya.
Penyakit-penyakit tersebut diantaranya adalah endometriosis, turun peranakan, kanker serviks, miom, radang panggul, dan menstruasi yang tidak normal.
Jika pernah mengidap salah satu penyakit tersebut, maka sangat disarankan bagi perempuan untuk melakukan operasi angkat rahim.
Namun perlu adanya tindakan-tindakan spesifik yang dilakukan dan disesuaikan dengan kondisinya atau tindakan lanjutan pasca operasi.
Dokter Jerio Wijaya, Sp. OG dalam siaran Konsultasi Kesehatan Sonora (14/10/21) mengatakan kalau perempuan yang sudah melalui operasi ini perlu mengontrol ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah.
Namun, beda kondisi beda langkah.
Perlu diketahui kalau operasi angkat rahim ini bisa dilakukan dengan mengangkat rahim saja atau diangkat dengan kedua indung telur.
Baca Juga: Lakukan 5 Gerakan Simpel Ini Secara Rutin, Dalam Waktu Singkat Perut Langsung Sixpack Seketika
"Kalau mendekati usia menopause, biasanya yang diangkat keduanya hingga bersih," ujar dokter.
Jika operasi ini mengangkat semua organnya, maka tidak perlu ada kontrol.
Terlebih jika tidak ada keluhan apa-apa yang menyertainya.
Pun jika ada keluhan, dokter memastikan keluhannya tidak berpusat di organ reproduksi.
Tetapi terdapat kondisi lainnya yang perlu diperhatikan.
"Jika yang diangkat hanya rahim dan indung telur masih ada, kemungkinan kista masih ada," jelas dokter.
Lebih lanjut dokter menyarankan jika memiliki keluhan seputar daerah reproduksi, perut bagian bawah setelah operasi, sebaiknya kamu melakukan kontrol.
Pun jika kondisinya sudah memasuki masa menopause, baik rahim maupun indung telur juga mengalami penyusutan sehingga kemungkinan kistanya akan kecil.
Baca Juga: Udara Malam Bikin Pilek? Terbukti Sembuh dengan 5 Makanan Rumahan Ini
