Irene Sukandar dan Pelajaran Hidup dari Permainan Catur

16 November 2021 12:50 WIB
Irene Sukandar saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam BEGINU S2 E13: Irene Sukandar, Dewa Kipas, Menjadi Atlet, dan Pelajaran Hidup dari Catur.
Irene Sukandar saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam BEGINU S2 E13: Irene Sukandar, Dewa Kipas, Menjadi Atlet, dan Pelajaran Hidup dari Catur. ( BEGINU by Kompas.com)

Sonora.ID Irene Sukandar, pecatur Indonesia yang menyandang gelar Woman Grandmaster (WGM) sempat mendapat perhatian besar pada pertengahan tahun ini sebagai buntut dari kishruhnya kasus “Dewa Kipas”.

Walau sempat disorot oleh warganet akibat surat terbukanya kepada Deddy Corbuzier terkait siniarnya yang mengundang Dadang Subur (Dewa Kipas), Irene senantiasa merespons segala hal dengan tenang.

Ketenangan ini turut tercermin dalam pertarungannya dengan Dadang sebagai kelanjutan dari surat terbuka tersebut. Pertandingan itu disaksikan oleh 1,5 juta pasang mata melalui siaran langsung (live streaming).

Setelah diulik, sikap tenang ini nyatanya telah lama tertanam dalam diri Irene. Dalam wawancaranya dengan Pimpinan Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho dalam siniar BEGINU, wanita kelahiran 7 April 1992 ini mengungkap tentang alasan di balik sikapnya.

Belajar dari catur

Kendati menghadapi ramainya komentar sebagian warganet yang terkesan menyudutkan kala kasus tersebut melambung, Irene memegang keyakinan bahwa dirinya dikuatkan oleh Tuhan.

Selama merasa bahwa apa yang disuarakan adalah benar, maka ia akan berteguh untuk menghadapinya.

Irene menyadari bahwa dalam hidup, akan selalu ada badai yang menghadang di waktu-waktu tertentu. Atlet yang mengaku sangat mencintai buku ini mengutip salah satu buku karangan Paulo Coelho yang menurutnya relevan dengan kehidupan.

“Badai itu datang bukan hanya untuk mengganggu kamu, tapi itu bisa untuk clear your path atau membersihkan jalan kamu. Jadi bagaimana kita melihat suatu masalah jangan dari satu sisi, jangan negatifnya aja, tapi dari dua sisi,” ucap Irene.

Baca Juga: Percasi Kota Palembang Targetkan 3 Emas di Porprov November 2021

Badai dalam kehidupan, apapun bentuknya, pasti akan menghantam tanpa bisa dihindari. Apa yang perlu dipersiapkan setiap orang adalah cara untuk menyikapinya dengan bijak.

Selain melalui alkitab, buku, atau referensi bacaannya, Irene menyadari bahwa catur adalah salah satu sarana untuk belajar mengenai hidup.

Dalam pertandingan catur yang terselenggara hingga sembilan babak atau lebih, seorang pemain yang kalah di babak sebelumnya sangat jarang untuk digugurkan.

Pemain akan tetap bertanding di babak-babak lain untuk mendapat akumulasi skor akhir. Jika kalah di babak tertentu, terang Irene, pemain harus tetap menghadapi lawan di babak lainnya.

Bagaimana menghadapi permainan baru tanpa berlarut-larut dalam kegagalan di babak sebelumnya adalah hal yang patut dikuasai setiap pemain, setidaknya Irene. Inilah yang membuat ia dapat segera bangkit (comeback) di babak-babak setelah kekalahannya.

“Apa yang sudah selesai, ya sudah. Kita fokus ke babak yang baru dan nanti kalau pertandingan ini sudah selesai, baru kita analisa apa yang terjadi di kekalahan tersebut,” sebut Irene.

Atlet yang juga mengantongi gelar pecatur laki-laki “Master International” ini beranggapan bahwa dalam hidup tidak semua upaya akan selalu mencapai keberhasilan. Jika terlalu sibuk dengan kegagalan di masa lalu, maka akan sulit untuk menghadapi masa depan.

Berpikir sebelum bertindak

Suatu pelajaran yang juga diperoleh dari catur, bagi Irene, adalah bagaimana berpikir sebelum berbicara atau bertindak; berpikir secara terstruktur. Melalui catur, ia menanamkan pada dirinya untuk selalu bervisi ke depan.

“Di belakang buah catur itu kita manajer. Membawahi beberapa buah-buah tersebut yang cara jalannya beda, karakteristiknya beda, tapi harus sinkron seperti itu,” ucap Irene, yang dilanjut dengan mengamini perkataan bahwa seorang pecatur adalah sosok yang cocok untuk menjadi pemimpin dan perencana.

Akan sangat baik bagi seorang pemain catur untuk memiliki kemampuan dalam memahami atau merekognisi pola (pattern recognition). Ada begitu banyak cara untuk menguasai catur, tetapi bagi Irene, pattern recognition adalah salah satu kepiawaiannya.

Baca Juga: Giring Ganesha: dari Musisi, Kini Bergelut di Politik

Pattern recognition, dikutip dari van de Oudeweetering (2014), adalah salah satu mekanisme paling penting dalam peningkatan permainan catur. Dengan menyadari bahwa posisi-posisi di papan memiliki kemiripan dengan posisi yang pernah disaksikan sebelumnya, akan membantu pemain untuk menemukan taktik atau kelanjutan langkah yang paling menjanjikan.

“Waktu kita latihan, apa yang kita latih itu kemungkinan besar tidak akan terjadi di pertandingan, tapi pattern-nya itu, polanya yang kita ambil, dan ini sering terjadi di pertandingan-pertandingan. Maka dari itu kita harus identifikasi pola tersebut,” jelas Irene.

Irene menyebut, sebelum menghadapi seorang lawan, ia biasanya akan melakukan riset mendalam yang menekankan pada pola-pola lawannya tersebut. Baik dari pembuka (opening) yang biasa digunakan, karakter, ‘senjata’ dominan, kekuatan, hingga kelemahannya. Tidak hanya perang otak, catur adalah layaknya perang psikologis (psychological battle) di antara kedua pemain.

Kebiasaan dalam memahami pola-pola tertentu dalam permainan caturlah yang kemudian membawa Irene Sukandar untuk mengenali pola pada kehidupan sehari-hari hingga hal serius seperti politik. Dalam benaknya, ia selalu membuat perumpamaan atas kejadian yang ia saksikan dan menemukan pola menarik di baliknya.

Cerita ini dikutip dari episode ke-13 siniar BEGINU season dua yang bertajuk Irene Sukandar, Dewa Kipas, Menjadi Atlet, dan Pelajaran Hidup dari Catur. Selengkapnya, Irene berbincang dengan Pimpinan Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho tentang awal perjalanan ketertarikannya terhadap catur hingga relasi dengan Dadang Subur.

Dengarkan episodenya di Spotify dengan cara klik ikon di bawah atau mengunjungi https://bit.ly/S2E13Beginu_A.

 

Penulis: Intania Ayumirza

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm