Sukarno Warga Karangmalang Sragen, Membuat Alternatif Minyak Goreng dari Biji Kapas

18 Maret 2022 19:30 WIB
Biji Kapuk Randu
Biji Kapuk Randu ( Tribun Solo)

Sragen, Sonora.ID - Sragen memiliki seorang warga bernama Sukarno yang bisa membuat minyak goreng alternatif.

Sukarno adalah warga  Dukuh Bunder Rt15 di desa Kedungwaduk di kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Tidak seperti yang lain, Sukarno tidak peduli dengan harga minyak yang tinggi.

Sukarno dapat menggunakan bahan alam lain sebagai  alternatif dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit.

Ia mengolah biji kapuk, yang disebut biji klenteng, menjadi minyak goreng alternatif.

Sukarno awalnya mengatakan dia memiliki toko yang menjual kasur berisi kapuk yang  digunakan oleh warga Sragen.

Dia hanya memilih kapas putih kecoklatan dari buahnya dan  kemudian membuang bijinya.

"Dulunya dibuang, termasuk limbah, lalu ada orang yang beli, waktu itu saya masih belum tahu manfaatnya untuk apa bijinya ini," katanya, Rabu (16/3/2022). 

Lagi pula, karena penasaran, dia mencari di internet tentang manfaat  biji Klenten dan  ternyata bisa diminyaki.

Kemudian, juga melalui internet, ia membeli mesin press benih khusus untuk produksi minyak yang diimpor dari China. Setelah mesin datang, Soekarno mulai berproduksi.

Baca Juga: HET Migor Dicabut, Ridwan Kamil Perintahkan Kepala Daerah Cari Cara Jaga Ketahanan Pangan

"Pertamanya buah kapuk randu dijemur dulu, kemudian diayak yang pertama menggunakan mesin blower, karena masih ada sisa kapasnya, diayak kedua kalinya hingga benar-benar terpisah," jelasnya.

Setelah memisahkan biji menara, jemur di bawah sinar matahari. Sebuah kilan dapat digunakan untuk proses pengeringan, namun karena kendala biaya kilan, belum digunakan oleh Sukarno.

Setelah dipastikan kering, habbatussauda ditempatkan pada mesin  press minyak khusus.

Cairan bening berwarna kuning kecoklatan keluar dari mesin. Disebut juga  ampas atau kue, biasa digunakan sebagai pakan ternak.

"Bungkilnya saya kirim ke pabrik pakan ternak di Boyolali dan Klaten, per kilogramnya saya jual Rp 3.500," singkatnya. 

kesehariannya Sukarno mampu menggiling hingga 2 ton benih menara dengan bantuan delapan karyawan.

Ini memiliki potensi untuk menghasilkan 20% minyak. Sukarno menjual minyak pagoda dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

Menurut Sukarno,  minyak yang bocor itu sebenarnya bisa langsung digunakan. Dia mencobanya sendiri, tetapi hasilnya agak pahit karena tidak bersih saat menyaring.

Minyak klenten harus melalui tahapan lagi, sehingga ia menjualnya ke sebuah perusahaan di Jakarta.

Baca Juga: Ketahuan Dijual Kembali: Kini Toko Swalayan di Klaten Jual Minyak Goreng Murah dengan Syarat

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm