Banjarmasin, Sonora.ID - Sebanyak 27 ekor bekantan yang berasal dari kawasan hutan di Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, diserahterimakan kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan oleh Ketua DPRD Provinsi, Supian HK, pada Selasa (01/11) siang.
Penyerahan dilakukan secara simbolis sebanyak 5 ekor, sebagai salah satu upaya untuk mendukung konservasi satwa endemik yang juga maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan itu.
Terpantau, kelima primata itu dalam kondisi sehat, bahkan dua di antaranya masih terbilang balita dan sisanya bekantan dewasa.
Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Supian HK, mengungkapkan bahwa bekantan tersebut awalnya tinggal di habitat alaminya di Desa Paminggir, di lahan seluas 22 hektar sejak tahun 1980-an.
Namun karena meningkatnya jumlah penduduk yang berdampak pada kebutuhan lahan yang turut bertambah, lahan yang ada saat ini hanya tersisa 8 hektar.
"Kita khawatir, kalau tetap dipertahankan di kawasan itu, justru nanti akan berimbas pada populasinya yang semakin sedikit. Sulit berkembang biak karena kawasan itu berdekatan dengan habitat kerbau rawa," tuturnya kepada awak media.
Ia menambahkan, proses untuk evakuasi kawanan bekantan yang bernama latin Nasalis larvatus itu cukup mudah. Apalagi pihaknya juga mengedepankan cara yang humanis tanpa perlu mengikat atau melukai satwa tersebut.
Terbukti, selama perjalanan pasca evakuasi dari Desa Paminggir ke Kota Banjarmasin lewat jalur sungai, kelima bekantan tidak mengalami stres tinggi yang dapat memengaruhi kondisi psikis dan kesehatan fisiknya.
"Saat evakuasi, kita pancing dengan makanan menuju speed boat, sebelum masuk ke kandang kayu. Semua dilakukan tanpa kekerasan," tambah Supian, sembari menunjukkan kondisi salah satu bekantan yang dievakuasi.
Rencananya, 27 ekor bekantan tersebut akan dilepasliarkan di kawasan konservasi PT. Antang Gunung Meratus (AGM) di Kabupaten Tapin, yang sudah sejak lama juga dikenal sebagai salah satu habitat alami mereka.
Baca Juga: Penyelidikan Jalan, Pengerjaan Jalan Jembatan Sulawesi II Dilanjutkan
Sementara itu, Cecep Budiarto, Kepala Seksi Wilayah Konservasi II Banjarbaru BKSDA Kalimantan Selatan, mengapresiasi penyerahan puluhan ekor bekantan untuk dipindahkan ke habitat baru yang lebih representatif.
"Lahan konservasi milik PT. AGM luasnya 72 hektar dan memang sudah lama jadi kawasan untuk pelepasliaran dan pengembangbiakan secara alami," jelasnya.
Ketersediaan pakan dan kondisi lahan juga diakuinya sudah sangat baik sehingga diharapkan dapat mendukung pengembangbiakan untuk menekan risiko kepunahan.
Seperti diketahui, selama ini konservasi bekantan di Kalimantan Selatan terus dilakukan oleh berbagai pihak.
Data terbaru dari BKSDA Kalimantan Selatan, pada tahun ini terjadi peningkatan populasi bekantan hingga 10 persen. Dari yang sebelumnya 3 ribu ekor menjadi sekitar 4 ribu ekor.
Selain perambahan hutan dan alih fungsi lahan yang tergolong masif, ancaman kepunahan bekantan juga dilatarbelakangi sifat satwa tersebut yang pemalu dan sulit berkembangbiak di habitat yang terganggu.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Bangun Usaha di Banjarmasin! Cek Dulu SIMTARU