7 Contoh Narrative Text Legend Beserta Strukturnya, Lengkap!

3 Februari 2023 09:15 WIB
ilustrasi, Contoh Narrative Text Legend
ilustrasi, Contoh Narrative Text Legend ( Tribun)

Sangkuriang gagal menikahinya. Dia sangat marah dan menendang perahu itu. Semuanya telah berakhir dan menjadi gunung Tangkuban Perahu Bandung.

3. The Legend of Toba Lake

In one village of North Sumatera, there lived a poor farmer named Toba. One day, he went fishing. Luckily, he got a beautiful goldfish. He carried it home then planned to cook it. When he got home, the fish turned into a beautiful woman.

The woman told him that she was cursed. She asked Toba to keep it as a secret. Toba agreed it only with one condition that she would marry him. Then they got married and soon had one child named Samosir. This boy liked to eat much food.

One day, mother asked Samosir to bring lunch to father. On the way to rice field, he stopped and ate most of food. After that, he gave the rest of food to his father. Toba was very angry and shouted at Samosir “You, a fish kid, you are so greedy!” Samosir cried and ran toward his mother. He asked mother why father called him a fish kid.

The woman was really upset that Toba broke his promise. Mother and son disappeared. Soon there were springs that caused a vast lake. It’s called Toba Lake. A land in the middle of Toba Lake is called Samosir Island.

Artinya:

Danau Toba

Di salah satu desa di Sumatera Utara, hiduplah seorang petani miskin bernama Toba. Suatu hari, dia pergi memancing. Beruntung, dia mendapatkan seekor ikan mas yang cantik. Dia membawanya pulang kemudian berencana untuk memasaknya. Sesampainya di rumah, ikan itu berubah menjadi wanita cantik.

Wanita itu mengatakan kepadanya bahwa dia dikutuk. Dia meminta Toba untuk merahasiakannya. Toba menyetujuinya hanya dengan satu syarat bahwa dia akan menikah dengannya. Kemudian mereka menikah dan segera memiliki seorang anak bernama Samosir. Anak laki-laki ini suka makan banyak.

Suatu hari, ibu meminta Samosir untuk membawakan bekal untuk ayah. Dalam perjalanan ke sawah, dia berhenti dan makan sebagian besar makanan. Setelah itu, dia memberikan sisa makanannya kepada ayahnya. Toba sangat marah dan membentak Samosir “Kamu, anak ikan, kamu rakus sekali!” Samosir menangis dan berlari ke arah ibunya. Dia bertanya kepada ibu mengapa ayah memanggilnya anak ikan.

Wanita itu benar-benar kesal karena Toba mengingkari janjinya. Ibu dan anak menghilang. Segera ada mata air yang menyebabkan danau yang luas. Namanya Danau Toba. Sebuah daratan di tengah Danau Toba disebut Pulau Samosir.

4. The Legend of Kesodo Feast in Mount Bromo

Hundreds years ago, the last king of Majapahit had a young princess from one of his wives. The princess was named Roro Anteng. Later, Roro Anteng married Joko Seger, who came from Brahman caste.

Because of unfortunate situation the couple was forced to leave the kingdom. They settled in the mountain area. They ruled the area and named it Tengger, which was derived from their names, Roro Anteng and Joko Seger.

After several years of reign, the region flourished in prosperity, but Roro Anteng and Joko Seger were sad because they did not have a child. They climbed the top of mountain and prayed there night and day hoping that the God would listen. The prayer was heard and Betoro Bromo promised to give them many children. However, they had to promise that they would sacrifice their youngest child in return.

Roro Anteng gave birth to a child, then another and another. In the end, Roro Anteng and Joko Seger had 25 children. Soon it was time to sacrifice the youngest child , Kusuma, but the parents could not do it. They tried to hide him, but an eruption happened and Kusuma fell into the crater. There was silence before they heard a voice. “I have to be sacrificed so that you will all stay alive. From now on, you should arrange an annual offering ceremony on the 14th of Kesodo (the twelfth month of Tengerese calendar)”. It was Kusuma’s voice. Kusuma’s brothers and sisters held the offering ceremony every year. Instead of human being, they collected fruits, vegetables, rice, and meat to be offer to the Gods. And this has been done generation after generation until today.

Artinya:

Ratusan tahun yang lalu, raja terakhir Majapahit memiliki seorang putri muda dari salah satu istrinya. Sang putri bernama Roro Anteng. Kemudian, Roro Anteng menikahi Joko Seger, yang berasal dari kasta Brahmana.


Karena situasi yang tidak menguntungkan pasangan tersebut terpaksa meninggalkan kerajaan. Mereka menetap di daerah pegunungan. Mereka memerintah sebuah daerah dan menamakannya Tengger, yang berasal dari nama mereka, Roro Anteng dan Joko Seger.

Setelah beberapa tahun mengelolahnya, wilayah ini berkembang menjadi makmur, tapi Roro Anteng dan Joko Seger masih merasa sedih karena mereka tidak memiliki anak. Mereka naik ke puncak gunung dan berdoa di sana pada malam hari, berharap bahwa tuhan akan mendengarkan. Doa terdengar dan Betoro Bromo berjanji akan memberi mereka banyak anak. Namun, mereka harus berjanji bahwa mereka akan mengorbankan anak bungsu mereka sebagai imbalan.

Roro Anteng melahirkan seorang anak, kdisusul dengan anak lainnya. Pada akhirnya, Roro Anteng dan Joko Seger memiliki 25 anak. Segera itu asalah waktu untuk mengorbankan anak bungsunya, Kusuma, tetapi sebagai orang tua, mereka tidak bisa melakukannya. Mereka mencoba untuk menyembunyikannya, tapi letusan terjadi dan Kusuma jatuh ke kawah. Ada keheningan sebelum mereka mendengar suara. “Saya harus dikorbankan sehingga kalian semua akan tetap hidup. Mulai sekarang, kalian harus mengatur persembahan upacara tahunan pada tanggal 14 Kesodo (bulan kedua belas kalender Tengger) “. Itu suara Kusuma. Saudara-saudara Kusuma mengadakan upacara pengorbanan setiap tahun. Bukan manusia, tetapi mereka mengumpulkan buah-buahan, sayuran, beras, dan daging untuk dipersembahkan kepada dewa. Upacara ini telah dilakukan dari generasi ke generasi berikutnya, hingga saat sekarang.

Baca Juga: 7 Contoh Review Text Bahasa Inggris Beserta Pengertian dan Strukturnya, Lengkap!

Contoh Narrative Text Legend

5. The legend of Philippines

Many thousands of years ago, a man and his wife lived in the Philippines, they were called Angngalo and Angngarab.

One morning, they went to gather some shellfish. Inside one, they found a pearl. It was an unusual yellow colour and very large.

Angngalo gave it to Angngarab. “Oh!” she said, “I can find many more pearls than you!”

Soon they were quarrelling and shouting at each other. They ran along the seashore looking for shellfish. Before, they had a big pile in front of them. They pulled open the shells and looked in them for pearls.

“I’ve go more pearls than you!” shouted Angngalo.

“No, you haven’t!” answered Angngarab. “Anyway, my pearls are bigger than yours!”

Soon, they were fighting. They threw the shells and pearls at each other. (That is why there are so many shells and pearls in the Philippines) They rolled on the ground and stamped their feet.

There was aloud “Boom!” and “Crack!”. The mountains and hills began to split. The water in the rivers and lakes flooded the land.

They still continued fighting. Suddenly, there was a great storm, with thunder lighting. The land broke into several parts. Luzon was in the north, the Visayan Islands were in the middle, and Mindanao in the south.

Because of this, there are now over seven thousand islands in the Philippines.

Artinya:

Ribuan tahun yang lalu, seorang pria dan istrinya tinggal di Filipina, mereka bernama Angngalo dan Angngarab.

Suatu pagi, mereka pergi untuk mengumpulkan beberapa kerang. Di dalam salah satu kerang itu, mereka menemukan mutiara. Warnnyaa kuning yang tidak biasa dan sangat besar.

Angngalo memberikannya kepada Angngarab. “Oh!” Katanya, “Aku bisa menemukan lebih banyak mutiara dari kamu!”

Segera mereka bertengkar dan berteriak pada satu sama lain. Mereka berlari sepanjang pantai mencari kerang. Sebelum, mereka memiliki tumpukan besar kerang di depan mereka. Mereka menarik dan terbukalah kerang itu dan tampak di dalamnya, mutiara.

“Aku sudah mendapatkan mutiara melebihi kamu!” Teriak Angngalo.

“Tidak, kamu belum!” Jawab Angngarab. “Pokoknya, mutiaraku lebih besar dari kamu!”

Mereka pun berkelahi. Mereka melemparkan kerang dan mutiara satu sama lain. (Itulah mengapa ada begitu banyak kerang dan mutiara di Filipina) Mereka berguling-guling di tanah.

Kemudian “Boom!” dan “Crack!”. Gunung dan bukit mulai pecah. Air di sungai dan danau membanjiri tanah.

Mereka masih terus berkelahi. Tiba-tiba, ada badai besar, dengan kilat dan guntur. Tanah pecah menjadi beberapa bagian. Luzon ada di utara, Kepulauan Visayan ada di tengah, dan Mindanao di selatan.

Karena itu, sekarang ada lebih dari tujuh ribu pulau di Filipina.

6. The Legend of Rawa Pening

Once upon a time, there was a little poor boy came into a little village. He was very hungry and weak. He knocked at every door and asked for some food, but nobody cared about him. Nobody wanted to help the little boy.

Finally, a generous woman helped him. She gave him shelter and a meal. When the boy wanted to leave, this old woman gave him a lesung, a big wooden mortar for pounding rice. She reminded him; “Please remember, if there is a flood you must save yourself. Use this lesung; as a boat!”

The little boy was happy and thanked the old woman.He continued his journey. While he was passing through the village, he saw many people gathering on the field. The boy came closer and saw a stick stuck in the ground. People challenged each other to pull out that stick. Everybody tried, but nobody succeeded. “Can I try?” asked the little boy. The crowd laughed mockingly. The boy wanted to try his luck so he stepped forward and pulled out the stick. He could do it very easily. Everybody was dumbfounded.

Suddenly, from the hole left by stick, water spouted out. It did not stop until it flooded the village. And no one was saved from the water except the little boy and the generous old woman who gave him shelter and meal. As she told him, he used the lesung, as a boat and picked up the old woman. The whole village became a huge lake. It is now known as Rawa Pening Lake in Salatiga, Central Java, Indonesia.

Artinya:

Suatu waktu, ada seorang anak kecil yang malang. Ia tiba di sebuah desa kecil. Dia sangat lapar dan lemah. Dia mengetuk setiap pintu dan meminta beberapa makanan, tetapi tidak ada yang peduli dengan dia. Tidak ada yang ingin membantu si anak kecil tersebut.

Akhirnya, seorang wanita yang murah hati mau membantunya. Dia memberi anak kecil itu tempat tinggal dan makanan. Ketika anak itu ingin pergi, wanita tua ini memberinya lesung , sebuah kayu besar untuk menumbuk padi. Dia mengingatkan, “Ingatlah, jika ada banjir, kamu harus menyelamatkan diri. Gunakan lesung ini sebagai perahu!”. Anak itu senang dan berterima kasih kepada wantita tersebut. Anak itu melanjutkan perjalanannya. Ketika ia melewati sebuah desa, anak itu melihat banyak orang berkumpul di lapangan. Anak itu mendekat dan melihat ada sebuah tongkat tertancap di tanah. Orang menantang satu sama lain untuk menarik keluar tongkat itu. Semua orang mencoba, tapi tidak ada yang berhasil. “Bisakah saya mencoba?” tanya anak kecil itu. Kerumunan orang orang itupun tertawa mengejek. Anak itu ingin mencoba peruntungannya. Dia melangkah maju dan mencabut tongkat tersebut. Dia bisa melakukannya dengan sangat mudah. Semua orang tercengang.

Tiba-tiba, dari lubang yang dicabut tongkatnya tadi, air menyembur keluar. Semburan air itu tidak berhenti sampai membanjiri desa. Dan tidak ada yang selamat dari banjir air tersebut kecuali anak kecil dan wanita tua yang murah hati yang telah memberinya tempat tinggal dan makanan. Sebagaiman orang tua itu katakan sebelumnya kepadanya, ia menggunakan lesung tersebut sebagai perahu dan menghampiri si wanita tua tersebut. Akhirnyas seluruh desa berubah menjadi sebuah danau yang besar. Tempat ini sekarang dikenal sebagai Danau Rawa Pening di Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.

7.The legend of Nyi Roro Kidul story

Once upon a time, there was a beautiful princess named Dewi Kadita. Because of her beauty, she was called Dewi Srengenge. It means the goddess of the sun. Her father was King Munding Wangi. Although he had a beautiful daughter, he was unhappy because he always expected to have a son.

The king decided to marry Dewi Mutiara. He had a son from her. Dewi Mutiara wanted hor son to became a king in the future. She asked the King to send his daughter away. The King did not agree.

Dewi Mutiara called a black wizard tor curse Kadita. She wanted kadita’s beautiful body full of ulcer. Then, Kadita’s body was full of ulcer. It smelled bad. The beautiful princess cried.
The King was very sad. No one could cure the illness of his daughter. The King did not want her daughter to be a rumour, so he sent his daughter away.

The poor princess did not know where to go. However, she had a noble heart. She did not have any bad feelings about her stepmother. She walked for almost seven days and seven nights. Then, she came to the south Ocean. The ocean was so clean and clear. She jumped into the water and swam.

Suddenly, there was a miracle. The ocean water cured her illness. She became more beautiful than before. She also had a power to command the whole South Ocean. She became a fairy called Nyi Roro Kidul or the Queen of South Ocean.

Artinya:

Alkisah, ada seorang putri cantik bernama Dewi Kadita. Karena kecantikannya, dia dipanggil Dewi Srengenge. Artinya dewi matahari. Ayahnya adalah Raja Munding Wangi. Meskipun dia memiliki seorang putri yang cantik, dia tidak bahagia karena dia selalu berharap untuk memiliki seorang putra.

Raja memutuskan untuk menikahi Dewi Mutiara. Dia memiliki seorang putra darinya. Dewi Mutiara menginginkan agar hor son menjadi raja di kemudian hari. Dia meminta Raja untuk mengirim putrinya pergi. Raja tidak setuju.

Dewi Mutiara memanggil seorang penyihir hitam untuk mengutuk Kadita. Ia menginginkan tubuh indah kadita yang penuh dengan maag. Kemudian, tubuh Kadita penuh dengan maag. Baunya tidak enak. Putri cantik itu menangis.

Raja sangat sedih. Tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit putrinya. Raja tidak ingin putrinya menjadi rumor, jadi dia mengirim putrinya pergi.

Putri malang itu tidak tahu harus ke mana. Namun, dia memiliki hati yang mulia. Dia tidak memiliki perasaan buruk tentang ibu tirinya. Dia berjalan selama hampir tujuh hari tujuh malam. Kemudian, dia datang ke Samudera selatan. Lautnya begitu bersih dan jernih. Dia melompat ke air dan berenang.

Tiba-tiba, ada keajaiban. Air laut menyembuhkan penyakitnya. Dia menjadi lebih cantik dari sebelumnya. Dia juga memiliki kekuatan untuk memerintah seluruh Samudra Selatan. Ia menjadi bidadari bernama Nyi Roro Kidul atau Ratu Samudera Selatan.

Demikian contoh narrative text legend beserta strukturnya. 

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm