10 Contoh Cerita Inspiratif tentang Ibu yang Kaya Akan Pesan Moral

3 Februari 2023 09:25 WIB
Contoh cerita inspiratif tentang ibu.
Contoh cerita inspiratif tentang ibu. ( Freepik)

Sonora.ID - Mengutip dari buku Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII & IX, teks cerita inspiratif merupakan salah satu bahan tertulis yang digunakan sebagai media guna mendapatkan ilham, ide, gagasan yang dapat menambah semangat dalam mencapai tujuan.

Teks ini biasanya diciptakan dengan tujuan untuk meningkatkan serta menggugah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri dalam menghadapi segala tantangan.

Sebuah teks cerita inspiratif pun memiliki unsur atau struktur yang membangunnya di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Orientasi: Bagian yang berisi pengenalan tokoh dan latar belakangnya.
  • Rangkaian peristiwa: Bagian yang menceritakan tentang awal terjadinya peristiwa sampai pada puncak masalahnya.
  • Komplikasi: Bagian puncak dari peristiwa yang ada dan kerumitan sampai pada akhirnya menemukan jalan keluar.
  • Resolusi: Tahap penyelesaian masalah.
  • Koda: Penutup dari latar cerita inspiratif bisa berupa simpulan dan pesan moral.

Untuk memudahkanmu mempelajari hakikat cerita inspiratif ini berikut kami sajikan beberapa contoh cerita inspiratif tentang ibu yang sesuai dengan struktur.

Baca Juga: 6 Contoh Dongeng Bahasa Sunda Singkat, Lucu Lengkap dengan Artinya

Contoh Cerita Inspiratif tentang Ibu

Contoh 1

Bunga untuk Ibu

Gerai bunga milik Pak Mulham tengah ramai dikunjungi oleh pembeli. Ia pun sibuk memindahkan ratusan karangan bunga ke atas mobil pikap miliknya. Di tengah kesibukannya, seorang bocah laki-menghampirinya, dan berkata, "Maaf, Pak, kalau harga karangan bunga yang kecil itu berapa?"

Pak Mulham menghiraukannya untuk beberapa saat, kemudian menjawab "lima puluh ribu, dik", jawabnya.

"Maaf, Pak, apakah ada yang tiga puluh ribu saja?" balas bocah itu.

Kali ini pak Mulham menatap wajah bocah itu dan tersadar tampaknya bocah itu masih duduk di bangku SD. Pak Mulham kemudian melanjutkan percakapan,

"Untuk siapa bunganya, Dik? Bunganya boleh diambil dengan tiga puluh ribu saja," jawabnya sambil tersenyum.

"Terima kasih, Pak, untuk Ibu saya".

"Adik ke sini jalan kaki? Pulangnya ke mana?"

"Ke arah Samata, Pak", jawab gadis itu.

"Saya juga kebetulan menuju ke arah sana, kalau mau sekalian bapak antar saja".

Awalnya, bocah itu tampak ragu, namun akhirnya menerima tawaran Pak Mulham.

Pak Mulham lantas berangkat bersama dengan bocah yang membeli satu karangan bunga tersebut.

"Adik nanti bilang aja berhentinya di mana ya".

"Iya, Pak, sebentar lagi juga sampai". jawab si bocah.

Tak lama, dari kejauhan Pak Mulham melihat kerumunan di dekat gapura pemakaman umum.

"Inalillahi, sepertinya ada yang sedang dimakamkan, Dik", ucap Pak Mulham sambil memelankan laju kendaraannya.

Bocah itu tidak menggubrisnya dan malah meminta pak Mulham untuk menghentikan mobilnya.

"Saya turun di depan, Pak".

Pak Mulham kemudian menepikan mobilnya tepat di depan gapura pemakaman umum yang telah ia lihat dari kejauhan. Bocah lelaki itu lalu turun dan mengucapkan terima kasih kepada Pak Mulham dengan senyum yang menutupi air matanya.

Pak Mulham terdiam sejenak sambil melihat bocah itu memasuki gerbang pemakaman.

Ia lantas memutarbalikkan mobilnya dan menancap gas sekencang-kencangnya. Ia sudah tidak memedulikan pesanan bunga yang harus diantarkannya. Pikirannya hanya tertuju pada rumah orang tuanya yang berjarak cukup jauh dari kota itu.

Sudah dua tahun lebih Pak Mulham belum sempat pulang untuk menjenguk ibunya. Melihat peristiwa tadi, ia sadar betapa beruntungnya bahwa ibunya masih diberi kesehatan sehingga masih mampu menginjakkan kakinya di dunia ini. Padahal, perempuan tadi tampak masih sangat muda dan kemungkinan besar ibunya pun meninggal di usia yang jauh lebih belia dibandingkan dengan orangtua Pak Mulham. Terkadang apa yang kita miliki baru terasa ketika cerminan pahitnya berdiri di depan kita.

Contoh 2

Selamat Hari Ibu!

Aku ingat, saat usia belasan, teman-temanku sangat sibuk membuat pernak-pernik atau hadiah saat hari ibu tiba. Tetapi, aku hanya melihat mereka membungkus kado warna warni dan menuliskan kalimat-kalimat manis untuk ibu mereka masing-masing. Sementara aku, lelaki yang sejak umur belasan sudah memiliki sifat dingin rasanya tak punya waktu untuk menbuat hal remeh seperti itu. Ya, karena aku tak punya waktu.

Sejak subuh, aku membantu ibuku di pasar untuk menjual sayuran. Pukul tujuh aku harus berangkat sekolah dan Ibu masih sempat masak dan memberiku bekal makan siang. Ya walaupun Cuma sayur kangkung dan telor aja setiap harinya. Setelah pulang sekolah, aku mengerjakan PR dan langsung membantu ibuku kembali di ladang. Ladang yang tak seberapa itu emang peninggalan almarhum ayah dan menjadi sumber pendapatan kami. Sore tiba Ibu masih mengajarkan aku dan teman-temanku mengaji. Jadi, setiap hari, aku selalu bareng Ibu.

Pernah suatu ketika aku berbicara pada Ibu, bahwa aku tidak memberikan hadiah apa-apa di Hari Ibu. Lalu, ibuku pun menjawab,

“Ibu nggak perlu hadiah apa-apa. Kamu selalu sehat dan berbakti sama Ibu aja itu juga hadiah” entah mengapa aku merasakan ucapan Ibu sangat tulus. Apalagi sambil mengelus-elus kepalaku yang waktu itu aku sedang tiduran di pangkuannya.

Barulah, setelah dewasa, aku mengerti maksudnya. Karena berasal dari sumber harapan Ibu, aku pun berhasil memberikan hadiah yang belasan tahun lalu aku tak mampu membelinya. Setelah mendapatkan gaji pertama setelah lulus kuliah, aku langsung membelikan kalung emas s bermata yang sangat cocok dipakai Ibu. Bagiku, Ibu adalah sumber inspirasi pertama yang sangat dekat denganku. Di hari ibu ini, aku akhirnya melakukan apa yang ingin kulakukan dari dulu: memasangkan kalung emas tersebut di leher Ibu sambil mengucapkan ‘Selamat hari ibu, Bu.”

Contoh 3

Contoh 3 cerita inspiratif tentang ibu.

Contoh 4

Si Penjual Tempe

Cerita ini tentang kisah seorang penjual tempe, sebut saja dia dengan nama Hasan. Dia memiliki keluarga kecil yang sederhana dan tinggal bersamanya di kota.

Sedangkan ibunya tinggal di pedesaan yang jauh dari kota tempat ia tingga, jaraknya sekitar 2 hari perjalanan jika menggunakan sepeda.

Biasanya, sesekali, Hasan akan mengunjungi ibunya tersebut meskipun harus melewati perjalanan yang sangat jauh.

Suatu hari, Hasan mendapatkan kabar bahwa ibunya sedang terbaring sakit.

Ia pun segera mencari cara supaya ia tetap bisa bekerja mencari nafkah untuk anak dan istrinya, namun tetap bisa merawat ibunya yang sedang sakit tersebut.

Akhirnya, Hasan memilih untuk berjualan tempe yang ia buat dari rumahnya yang berada di kota, namun menjualnya di pasar desa tempat ibu Hasan tinggal.

Hasan akan membuat tempe mentah dari rumahnya, kemudian bersepeda sepanjang 2 hari menuju desa tempat ibunya tinggal.

Maka, apabila ia sudah sampai di desa ibunya, tempe-tempe yang sudah dibuat tersebut akan matang dan siap dijual.

Meskipun melelahkan, Hasan menjalani hari-harinya tersebut dengan senang hati sambil merawat ibunya yang sedang sakit.

Suatu ketika, tempe yang ia bawa dari kota tidak kunjung matang. Bahkan sampai di pasar desa pun, tempe-tempe tersebut masih belum matang.

Mendapati hal ini, Hasan pun merasa sedih dan sang ibu yang melihatnya sedang murung berkata, “Tidak apa-apa nak. Rezeki itu sudah diatur oleh Allah SWT. Ibu akan selalu mendoakan kamu”.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba seseorang dengan mobil yang mewah datang ke rumah Hasan.

Ternyata orang tersebut adalah pengusaha kaya raya yang hendak berpergian ke luar negeri dan membutuhkan tempe-tempe yang belum matang untuk di bawa ke sana.

Ternyata, Allah menjawab doa ibu Hasan yang tulus dan memberinya rezeki saat hari itu juga.

Ingatlah bahwa di balik setiap kesuksesan seorang anak, ada satu do’a ibunya telah dikabulkan oleh Tuhan.

Contoh 5

Ibu Pemberani di Wilayah Konflik

Wilayah Palestina memang sering mengalami konflik akibat Israel yang semakin agresif. Banyak dari warga sipil yang mengalami penyerangan secara brutal. Salah satunya adalah keluarga dari ibu bernama Neveen. Berusia muda dan sempat terkena imbas dari perang di jalur Gaza Utara.

Putrinya bernama Rosol masih berusia 6 tahun. Namun sang putri tidak bisa tumbuh bersama kasih sayang ayahnya.

Suami Neveen sudah meninggal akibat ledakan bom yang sekolahannya ada di jalur Gaza. Tak hanya meninggal tetapi bom tersebut juga membuat anaknya alami luka-luka sampai cacar permanen. Rosol mengalami cacat permanen tersebut.

Anak-anak di negara Neveen sejak kecil sudah terbiasa melihat orang-orang terluka di bagian kaki dan tangannya, termasuk Rosol. Sang anak melihat orang-orang di sekitarnya harus kehilangan bagian tubuh akibat terkena bom. Tentu saja semua itu berpengaruh terhadap psikologis mereka karena anak-anak tersebut sempat melihat ayahnya terbunuh juga akibat ledakan bom.

Sebagai seorang ibu yang baik dan penuh kasih sayang maka Neveen mencari bantuan psikologis untuk anaknya. Beruntungnya ada konselor UNICEF yang sedang bertugas dan bisa membimbing anak-anak. Rosol pun mengikuti bimbingan tersebut dengan rutin.

Bersyukurlah bagi seluruh ibu yang tinggal di negara aman seperti Indonesia. Kita tidak perlu hidup ketakutan akibat mendengar banyak ledakan yang sewaktu-waktu bisa mengenai diri. Andaikata hidup di negara konflik dan mengalami kemalangan seperti Ibu Neveen tetap tidak boleh menyerah untuk mengasuh anak-anak. Kesabaran seorang ibu pasti akan ada hasilnya kelak di akhirat.

Baca Juga: 8 Contoh Cerita Inspiratif dan Pesan Moralnya, Lengkap!

Contoh 6

Nafas Terakhir

Aku tidak pernah menginginkan jadi seorang ibu. Setelah kejadian masa kecil yang selalu membayangi hari-hariku sampai saat ini. Aku menangis, menangis, dan terus menangis jika mengingat luka itu. Kejadian itu bermula saat usiaku menginjak 7 tahun. Bunda yang kukenal selalu tersenyum, bahkan di saat Ayah tak pernah pulang ke rumah lagi dan meninggalkan beberapa bekas luka di tubuh Bunda.

Bunda memutuskan menjadi seorang single parents. Kini, Ayah rela meninggalkan segala yang ia punya hanya demi kegilaan sesaat bersama kekasih barunya.

Bunda yang hanya guru SMP honorer dengan gaji standar harus berjualan camilan kacang di sekolah. Terkadang juga ia titipkan ke warung-warung sekitar rumah. Sering kulihat ia menangis malam-malam di kamar sambil mencium satu-satunya kemeja Ayah yang tertinggal.

Sampai tubuhnya yang dulu berisi, kulihat ia semakin kurus. Seringkali kudengar batuknya pun tak kunjung berhenti, walaupun berkali-kali obat telah ia minum. Di tengah rasa sakitnya itu, ia selalu mengajariku belajar. Ia tak pernah letih walaupun siang dan malam ia harus mencari uang untuk kebutuhan kami berdua. Yang selalu kuingat adalah perkataannya di kala ia tidur berdua di ranjang yang sudah reot.

“Kau harus tau Raya, kita harus selalu bisa mandiri apapun yang terjadi. Uhuk uhuk” batuk tetap mengiringi ucapannya. “Semua yang Bunda lakukan untuk kamu, karena cuma kamu yang Bunda punya” lanjutnya lagi dengan lemas.

“Aku juga cuma punya Bunda”

Tak ada tanggapan lagi darinya. Tak kudengar juga hela nafasnya yang berat. Di pelukanku, Bunda sudah menjadi seonggok mayat.

Contoh 7

Satu Roti

Ibuku dahulu cuma punya satu roti setiap sore. Roti tersebut ia dapat dari majikannya karena sudah tidak bernafsu makan roti lagi. Lalu satu roti isi tersebut ia bagi tiga, untukku, Ria adikku yang beda satu tahun, dan Hara adikku yang berusia 6 tahun. Kala itu aku masih remaja dan egois menguasaiku. Aku terkadang tidak mau berbagi dengan kedua adikku. Namun, ibu selalu berkata,

“Bimo, Ibu janji nanti Ibu akan mempunyai banyak roti dan kamu tidak perlu berbagi dengan adikmu. Tapi, untuk saat ini, tolong bagi tiga dengan adik-adikmu, ya.”

Aku terpaksa mengangguk kala itu. Usiaku 12 tahun dan selalu diajarkan untuk menjadi dewasa. Aku membantu ibuku di rumah majikan  seperti memotong rumput atau mencuci pakaian. Aku melihat ibu selalu terlihat keletihan, namun ia tidak pernah mengeluh.

Sampai suatu hari, Ibu memutuskan untuk berhenti kerja. Padahal, aku tahu, gaji yang diberikan majikan sangatlah besar dan cukup untuk makan sehari-hari serta ditabung. Ibu mempunyai rencana yang baru kuketahui beberapa hari setelahnya. Ia membeli beberapa loyang, dua karung terigu, ragi, dan coklat. Ia pun membeli oven baru, karena sebelumnya oven di rumah sudah menjadi bangkai.

Ia belajar membuat roti dari majikannya. Ternyata, beberapa tahun kerja di sana, membuat Ibu memiliki keahlian dalam bidang bakery. Awalnya ia gagal berkali-gali dan tak ada yang ingin membeli rotinya. Tetapi ia terus berusaha tanpa pantang menyerah. Lalu ketekunan Ibu membuahkan hasil. Ia berhasil mendapatkan orderan yang sangat banyak. Bahkan, kini orderan kue dan rotinya terus membanjiri. Aku dan Ria sering membantunya di dapur.

Satu tahun ibu menjadi pengusaha kue dan roti, ternyata mampu meningkatkan kualitas hidup kami. Aku tak lagi belajar di meja reot yang sudah dimakan rayap, Ria bisa membeli buku kesukaannya, dan Hara bisa memakan buah apapun yang dia mau. Dan kami, tak perlu lagi memakan roti yang harus dibagi tiga. Itu semua berkat Ibu dan kesuksesannya yang besar.

Contoh 8

Contoh 8 cerita inspiratif tentang ibu

Contoh 9

Kantor Polisi di Pagi Hari

Saat suara burung gereja mengalun dan orang-orang sedang menyeduh kopi, kantor lebih sepi dari biasanya. Tiba-tiba ada seorang ibu yang datang dengan tergesa, menanyakan siapa polisi yang sedang bertugas.

Rambut sebahunya terlihat kusut, pakaian blouse warna putih bercampur dengan peluh sehingga memperlihatkan warna kecokelatan. Ia sangat panik sampai-sampai kalimatnya selalu menggantung.

“Tolong pak. Tolong anak.. saya anak saya..”

Pak Toro, yang sedang bertugas dengan sigap menghampiri ibu tersebut. Ia memberikan segelas air putih dan berusaha menenangkan si Ibu

Setelah Pak Toro berhasil membuat si Ibu tenang, ia pun menulis laporan seperti biasa. Tentu saja si ibu tetap bercerita dengan berurai air mata. Pukul 11 siang kemarin, saat jam anaknya pulang sekolah, ibu hendak menjemput anaknya. Namun, karena ia harus menyelesaikan tugas rumah, ia menjemput anaknya telat 30 menit. Saat sesampainya di sekolah, anaknya sudah tidak ada dan tidak ada jejak apapun.

Alhasil, kasus tersebut menjadi kasus anak hilang. Pak Toro menyarankan agar ibu tersebut tetap tenang dan pulang ke rumah. Sementara kasus ini akan ditangani polisi sebaik mungkin. Namun, ia tetap menyebarkan pamflet foto anaknya ke setiap sudut kota  dan menghubungi beberapa teman dekatnya untuk sama-sama mencari. Siang dan malam matanya tak pernah Lelah untuk mencari anak semata wayangnya. Padahal, tak sedikit orang yang menganggap anaknya sudah meninggal dan tak bisa ditemukan.

Lima hari berlalu, si Ibu tetap duduk di depan kantor polisi. Sampai saat si Ibu hendak pulang karena putus asa, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

“Mama….!!” Anak lelaki berusia 8 tahun itu berlari menghampiri ibunya. Lalu disusul Pak Toro yang bernapas lega karena si anak berhasil ditemukan dari segerombolan penculik. Untungnya, penculik telah berhasil diringkus.

“Nak, Mamamu luar biasa, ia rela begadang semalaman di kantor polisi dan mencarimu kemana-mana” ujar Pak Toro sambil mengelus pelan anak tersebut.

Pak Toro tersenyum puas. Kisah antara ibu dan anak memang selalu mengharukan. Namun, ia baru melihat keyakinan seorang ibu bahwa anaknya tetap hidup dan tetap selamat.

Contoh 10

Jalan Sabar Terpanjang

Aku hendak turun di terminal Rambutan saat seorang Wanita paruh baya tiba-tiba duduk di jok bus sebelahku yang kosong. Ternyata ia sejak tadi duduk tepat di belakangku, namun baru memberanikan diri bertanya.

“Permisi, Dek. Kalau daerah Kebayoran di mana ya?”

“Oh ibu nanti naik taksi atau transjakarta saja. Karena masih jauh dari terminal ini.” Iya hanya mengangguk terus tersenyum. Wajahnya sangat terlihat letih tapi ia berusaha untuk sembunyikan, memang perjalanan 12 jam ini juga membuatku Lelah padahal masih berusia 20 tahunan.

“Ibu mau ke rumah siapa kah?”

“Ke rumah anak, Dek”

“Tau alamat rumahnya, Bu?” Tanyaku lagi namun ia hanya menggeleng.

Karena tak mungkin aku meninggalkannya, aku pun inisiatif untuk menelepon si anak ibu ini. Tetapi, teleponnya tak kunjung diangkat. Perut sudah berbunyi, aku baru teringat belum sarapan, sementara waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Akhirnya aku pun mengajak si Ibu untuk mencari warteg di sekitaran terminal.

Ibu yang Bernama Bu Asih itu sudah lama pengen menemui anak sulungnya yang tinggal di Jakarta. Ia bercerita tentang kehidupan keluarga kecilnya di pedalaman Jawa Tengah sana. Sejak usia 20 tahun, anak sulungnya sudah meninggalkan rumah dan memutuskan untuk merantau. Si Ibu juga bercerita dengan antusias, kalua tiap bulan selalu dikirimkan uang yang cukup dari hasil usaha tekstil. Dulu, ia harus memeras tebu dan dijual untuk membiayai anak-anaknya. Tapi, aku meragukan kebaikan anaknya. Buktinya, anaknya itu tidak menelpon si ibu yang kebingungan di terminal saat ini.

Hampir pukul empat sore, tak ada tanda-tanda anaknya menelpon balik. Sementara aku harus segera pulang ke rumah. Saat hendak berpamitan, mobil Pajero hitam bertengger di depan kami. Kulihat pria berusia tiga puluh tahunan akhir menyapa kami dan mencium tangan si Ibu. Kulihat juga airmata ibu yang menetes di ujung matanya.

Ternyata, si anak sulung yang si Ibu bangga-banggakan ini adalah seorang entrepreneur terkenal yang pernah jadi narasumber di kampusku, Pak Doni. Pak Doni baru sempat menjemput Sang Ibu karena ada hal yang harus diurus dulu. Aku termenung, si Ibu tetap sabar. Ia bahkan tetap memeluk anaknya lama, walaupun si anak sudah membuat si Ibu menunggu. Memang, menjadi seorang ibu adalah jalan sabar terpanjang.

Baca Juga: 7 Contoh Cerpen Bahasa Bali Lengkap dengan Berbagai Tema dan Genre

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm