10 Cerita Dongeng Sebelum Tidur Anak: Bahasa Indonesia dan Inggris

22 Mei 2023 18:00 WIB
Contoh dongeng sebelum tidur untuk anak.
Contoh dongeng sebelum tidur untuk anak. ( freepik.com/FaustFoto)

Sejak lahir hingga usianya menginjak remaja, beruang kecil selalu bersama ibunya. Ia selalu menerima ejekan dari beruang lain ataupun hewan hutan yang lain.

“Hai beruang tanpa tangan, bisakah sekali saja kulihat kau berjalan tanpa ibumu?” tanya anak harimau, ibu beruang memperingatkan anaknya untuk tidak menggubris ejekan hewan lain.

Ibu beruang khawatir jika anaknya sendiri, ia tidak akan bisa melindungi dirinya jika ada hewan yang ingin memangsa. Namun, beruang yang dikucilkan merasa sedih karena setiap hari ia harus mendengar ejekan teman-temannya.

Saat asik berjalan-jalan di hutan, beruang kecil menemukan sebilah pisau yang ditinggalkan seorang pemburu. Ia pun mengambil pisau itu dan meminta ibunya mengikatkan pisau itu pada tangannya. Dengan menggunakan akar pohon, pisau itu melekat kuat di tangan beruang.

Saat teman-temannya mengejek beruang, ia lalu menunjukkan pisau tajam yang berada di tangannya. Beruang juga menunjukkan dengan pisau itu ia dapat mencakar pohon di hadapannya, kulit pohon yang ia cakar tercabik-cabik. Hewan-hewan yang semula mengejeknya kini membisu, walaupun beruang tidak memiliki telapak tangan, ia merupakan beruang yang hebat.

“Maafkan kami, Beruang, tak seharusnya kami berlaku buruk padamu“ ujar anak harimau.

“Kau beruang yang hebat, maukah kau menjadi teman kami?” tanya anak singa.

“Kami semua memiliki kekurangan,” ujar anak serigala.

“Aku tidak membenci kalian semua, aku juga sudah menganggap kalian adalah teman-temanku. Namun. aku ingin selalu bersama Ibu agar kami dapat saling menjaga. Kita semua sama, memiliki kelebihan dan kekurangan. Aku mohon pada kalian, teman-temanku. Berhentilah menghina hewan lain.”

Semua terdiam mendengar perkataan beruang, ia pun berlalu bersama ibunya.

Contoh 4

Pohon Apel

Dahulu kala, hidup sebuah pohon apel yang besar, kokoh dan rimbun daunnya. Buahnya juga banyak, berwarna merah segar dan selalu manis. Saking rimbunnya, ada seorang anak yang sangat suka bermain dan berteduh di bawah pohon apel itu.

Tetapi sayangnya, si anak mulai jarang mengunjungi pohon tersebut saat usianya menginjak dewasa. Si Pohon Apel pun merasa kesepian dan sedih. Tetapi suatu hari, si Anak datang menemui si Pohon Apel. Si Pohon Apel menyapanya dengan ramah.

“Halo anak muda, kemarilah duduk dan bermainlah di sekelilingku,” kata si Pohon Apel.

“Tidak. Aku tidak ada waktu untuk bermain. Aku kelaparan tapi tidak punya uang sepeserpun. Aku juga tidak punya pekerjaan. Aku tidak tahu harus melakukan apa,” jawab si anak.

“Jangan khawatir, ambillah semua buahku. Kau boleh memakannya atau menjualnya di pasar,” tawar si Pohon Apel.

Si Anak tentu saja merasa senang dan beruntung. Ia langsung memetik semua apel yang ada di pohon dan menjualnya ke pasar. Setelah itu, si Anak tidak kembali lagi dalam waktu lama dan membuat si Pohon Apel kembali kesepian.

Namun, beberapa tahun kemudian, si Anak kembali. Merasa senang, si Pohon Apel mengajaknya bermain.

“Hai anak muda, kemarilah. Bermainlah bersama denganku di sini,” kata si Pohon Apel.

“Aku tidak punya waktu untuk bermain. Aku sangat sibuk. Rumahku baru saja habis kebakaran. Aku dan keluargaku sudah tak punya rumah untuk ditinggali sekarang,” jawab si Anak dengan muram.

“Tidak usah risau, kalau begitu potong saja batangku dan jadikanlah rumah,” ucap Si Pohon Apel.

Si Anak sangat gembira dan langsung memotong habis seluruh batang Pohon Apel lalu hanya menyisakan akarnya dan tak pernah kembali lagi selama bertahun-tahun.

Namun suatu hari si anak kembali lagi. Berbeda dengan keadaan sebelumnya, kini ia sudah sangat tua, tubuhnya bungkuk dan wajahnya keriput. Meskipun begitu, si Pohon Apel masih tetap mengenalinya.

“Sekarang apa lagi yang kau butuhkan, Nak? Aku sudah tidak punya apapun. Buahku sudah habis, batangku pun sudah kau tebang habis seluruhnya. Aku hanya punya akar untuk aku hidup saat ini,” ucap si Pohon Apel.

“Tidak, aku tak butuh apapun. Aku hanya ingin istirahat di sampingmu dan menjadikan tempat ini sebagai tempat tinggalku selamanya sampai maut menjemput. Karena kamu adalah teman terbaikku” ucap si Anak.

Mendengar hal itu, si Pohon Apel sangat gembira karena si Anak ternyata tidak melupakannya. Si Anak yang sudah berubah menjadi seorang kakek tua renta itu akhirnya meninggal dan dikuburkan dekat si Pohon Apel.

Contoh 5

Kisah Belalang dan Semut

Pada suatu hari musim panas yang cerah di sebuah lapangan, seekor belalang sedang melompat-lompat.

Seekor semut pun lewat dengan susah payah membawa sebatang jagung yang dibawa ke sarangnya. Belalang mengundang semut untuk duduk mengobrol dengannya.

Tetapi semut menolak dan mengatakan, "Saya menyimpan makanan untuk musim dingin. Kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama?" tanya semut kepada belalang.

Belalang pun menjawab, "Hah?! Mengapa repot-repot tentang musim dingin?" kata belalang. Belalang merasa yakin jika dirinya punya cukup makanan saat ini.

Tapi semut terus berjalan dan bekerja keras mengumpulkan makanan.  Akhirnya, ketika musim dingin tiba, belalang sekarat karena kelaparan. Sementara itu, ia melihat semut membagikan jagung dan biji-bijian dari gudang mereka. Kemudian belalang mengerti bahwa hal yang seharusnya dilakukan adalah mempersiapkan diri dengan baik.

Baca Juga: Dongeng Bawang Merah Bawang Putih: Cerita Rakyat yang Penuh Pesan Moral

Bahasa Inggris

Contoh 6

The Ugly Duckling

This is one of the classic bedtime stories for kids. The story starts on a farm, where a duck sits on a clutch of eggs to make them hatch. The eggs hatch one by one, and soon, there are six yellow-feathered ducklings chirping excitedly. The last egg takes longer to hatch, and from it emerges a strange-looking duckling with grey feathers.

Everybody finds the grey duckling ugly, including its mother. The dejected duckling runs away and lives alone in a swamp until winter comes. Seeing the duckling starving in winter, a farmer takes pity on the ugly duckling and gives it food and shelter at home. However, the duckling is afraid of the farmer’s noisy children and flees to a cave by a frozen lake.

Halaman Berikutnya
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm