15 Contoh Teks Eksposisi tentang Bencana Alam, Lengkap dengan Struktur

10 Agustus 2023 09:45 WIB
Ilustrasi contoh teks eksposisi tentang bencana alam
Ilustrasi contoh teks eksposisi tentang bencana alam ( unsplash.com)

Sonora.ID - Berikut adalah ulasan tentang 15 contoh teks eksposisi tentang bencana alam yang dilengkapi dengan struktur.

Teks Eksposisi adalah jenis teks yang berisikan tentang informasi atau pengetahuan dengan penyampaian yang singkat, padat, dan jelas terkait suatu isu, seperti bencana alam.

Untuk bisa membuat jenis teks ini dengan baik, kamu dapat menyimak beberapa contoh teks eksposisi tentang bencana alam sebagai referensi.

Selain itu, kamu juga harus mengerti tentang struktur teks eksposisi terlebih dahulu yang meliputi:

  1. Tesis, berisikan informasi umum terkait suatu isu yang dibahas dalam teks eksposisi berdasarkan sudut pandang penulis
  2. Pendapat, berisikan bukti yang digunakan untuk memperkuat pendapat atau menolak suatu ide
  3. Penegasan ulang, berisikan kesimpulan dari isu yang sudah dibahas di dalam teks eksposisi

Jika sudah memahami tentang struktur jenis teks tersebut, berikut Sonora ID bagikan 15 contoh teks eksposisi tentang bencana alam yang dapat kamu jadikan sebagai referensi belajar.

1. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam I

Baca Juga: 10 Contoh Teks Cerita Sejarah Beserta Jenis dan Strukturnya

Tsunami

Tsunami merupakan istilah yang berasal dari negeri Sakura atau Jepang. Kata tersebut merujuk pada suku kata tsu dan nami yang berarti gelombang besar yang terjadi pelabuhan. 

Tsunami yang terjadi di pesisir pantai Indonesia dikarenakan oleh berbagai faktor. Namun yang paling umum terjadi lantaran gempa tektonik di dasar laut dan pada akhirnya menyebabkan korban jiwa. 

Tsunami yang sampai menelan korban jiwa kemungkinan terjadi karena kurangnya sosialisasi. Akibatnya warga lebih cenderung gemar bermukim di daerah yang justru rawan gempa dan tsunami.

Hal tersebut diperkuat dengan belum adanya alarm tsunami di kawasan pesisir pantai. Problematika tersebut perlu diatasi dengan berbagai cara seperti menekankan kesadaran tentang bahaya tsunami.

Pada akhirnya tsunami menjadi bencana alam yang perlu diwaspadai oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini harus terjadi komunikasi dan interaksi antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi menanggulanginya.

Tsunami dapat terjadi setiap saat yang diawali dengan gempa bumi dan tanda-tanda lainnya. Oleh sebab itu penting bagi semua pihak untuk bekerja sama membangun bangunan yang kuat.

2. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam II

Manajemen Pengelolaan Sampah

Sampah, yang dipandang sebagai barang yang tidak berguna, bisa dijadikan sumber pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah merupakan sumber daya yang dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomi.

Apa yang telah dilakukan warga Pasar Ciputat, Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat berhasil mengolah sampah dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pemerintah daerah.

Contoh lain yaitu kegiatan yang dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga serta pengurus RW setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur atau sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah yang dilakukan dengan sosialisasi kepada warga agar memisahkan sampah basah dan kering. Hasil kompos yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan sekitarnya.

Di samping itu, hasil kompos dijual ke instansi pemerintah dan swasta di lingkungan setempat. Produksi kompos dari sampah lingkungan bisa memberi kegiatan bagi warga dan pemasukan yang positif. Termasuk juga produksi pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan tanah warga.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari keterlibatan warga masyarakat. Masyarakat harus diajari memilah sampah organik dan anorganik. Peranan pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan pembudayaannya. Bagaimana pun masih banyak warga yang belum tahu cara mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan. Dalam mengolah sampah diperlukan suatu teknologi.

Biaya penyediaan teknologi pengolahan sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah untuk menyiapkan dana ratusan miliar tiap tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara sampah.

Apabila pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi pengolahan sampah, biaya dapat lebih ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di dalam penyaluran dan pembelian produk-produknya. Usaha tersebut tentunya akan lebih ringan lagi.

3. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam III

Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan fenomena pembentukan ice volcanoes dan mud volcanoes. Istilah lain yang merujuk bencana tersebut adalah aliran fluida panas dari kedalaman menuju permukaan bumi. 

Gunung meletus terdiri dari beberapa tipe diantaranya stratovolcano, perisai, kaldera, dan cinder cone. Luapan letusan gunung berisi batuan kecil dan tipenya cenderung berubah-ubah sesuai kondisi alam.

Cinder cone diartikan sebagai pecahan batuan kecil dan abu yang keluar dari letusan gunung. Sementara kaldera terbentuk dari adanya ledakan atas gunung yang kemudian terlempar ke permukaan. 

Kaldera memungkinkan terbentuknya cekungan pada suatu gunung setelah meletus. Dalam hal ini sebagai contohnya adalah Gunung Bromo yang memiliki cekungan akibat letusan kaldera di dalamnya. 

Kaldera gunung meletus terdiri dari runtuhan, letusan, erosi hingga resurgent. Sementara retakan atau patahan pada tubuh gunung berapi memanjang sampai puluhan kilometer dari lokasi awal letusan.

Pada akhirnya gunung meletus terjadi karena beberapa faktor yang harus diatasi dengan persiapan matang. Peristiwa tersebut dapat terjadi setiap saat di Indonesia sebab ada banyak gunung aktif. 

4. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam IV

Introspeksi Diri di Hari Pahlawan

Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak melupakan jasa-jasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.

Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang. Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.

Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu, bangsa Indonesia mampu memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik bagi masa depan bangsanya.

Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya diri. Sementara itu, rakyat yang membutuhkan perhatian malah diabaikan.

Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif. Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat keluar dari krisis.

Jika peringatan Hari Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat. Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran pemerintahan, termasuk BUMN dan BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa. Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat.

Untuk itu, bekerjalah dengan keras, profesional, dan bertanggung jawab. Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan anggota dewan yang glamor.

Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar tidak menjadi pahlawan kesiangan.

5. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam V

Baca Juga: 3 Contoh Teks Argumentasi tentang Sagu yang Pendek dan Sesuai Struktur

Gempa Bumi

Pengertian gempa bumi diartikan sebagai goncangan dahsyat yang terjadi di permukaan bumi. Penyebabnya pelepasan energi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan gelombang seismik di permukaan bumi.

Gempa bumi yang terjadi di suatu daerah seperti Ciaruten dapat disebut sebagai gempa seisme. Namun bencana alam tersebut juga dapat disebut gempa runtuhan sebab terjadi secara tiba-tiba. 

Gempa bumi biasanya umum terjadi di area lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi biasa terjadi kemungkinan karena materi lapisan litosfer mengalami transisi fase di kedalaman lebih dari 600 km. 

Namun gempa bumi lain kemuningkan bisa terjadi akibat pergerakan magma yang ada pada gunung berapi. Bencana alam ini biasa terjadi saat adanya letusan gunung berapi yang berkekuatan besar. 

Gempa bumi pada dasarnya menyebabkan lapisan tanah menjadi bergerak, goyang dan merusak konstruksi bangunan. Jika gempa bumi terjadi dalam skala besar atau tektonisme dapat menyebabkan korban jiwa. 

Dengan demikian gempa bumi tidak dapat dicegah karena merupakan bencana alam yang datang secara tiba-tiba. Sehingga untuk mengatasi terjadinya gempa bumi perlu adanya pembangunan konstruksi yang kokoh. 

6. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VI

Pembangunan dan Bencana Lingkungan

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia. Pada tahun 2005 sampai dengan 2006, tercatat telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.

Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.

Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.

7. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VII

Fenomena Banjir

Banjir adalah fenomena alam yang umum terjadi di kawasan yang banyak dialiri aliran sungai. Secara sederhana pengertian banjir merujuk pada munculnya debit air yang besar sehingga menutupi kawasan tertentu.

Dalam pengertian yang luas banjir bisa diartikan sebagai bagian siklus hidrologi. Siklus tersebut merujuk pada bagian air yang letaknya di permukaan bumi dan bergerak ke arah laut. 

Dua paragraf contoh teks eksposisi tentang bencana alam singkat tersebut masuk dalam struktur tesis. Kemudian isi teks dilanjutkan dengan struktur argumentasi yang berisi uraian argumen tentang bencana alam berikut ini. 

Banjir bisa dikategorikan menjadi beberapa kategori jika merujuk pada mekanisme dan posisi sumber aliran air yang menuju kawasan tertentu. Dua macam mekanisme terjadi banjir berbeda diantaranya banjir regular dan irregular. 

Banjir regular terjadi akibat limpasan air berjumlah besar sehingga melampaui kapasitas existing drainage. Sementara banjir irregular terjadi lantaran adanya tsunami, dam break maupun gelombang pasang. 

Umumnya banjir terjadi di Indonesia dicermati dari mekanisme terjadinya atau yang bersifat regular. Namun tidak menutup kemungkinan di Indonesia bisa terjadi banjir irregular sebab adanya faktor pendukung lainnya. 

Terjadinya banjir di kota besar dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, panu, kudis dan lainnya. Untuk menanggulanginya diperlukan peran serta masyarakat misalnya tidak membuang sampah di sungai. 

8. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VIII

Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup

Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia.

Namun, hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?

Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya pelestarian. Upaya Rekonsiliasi Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia cenderung menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai hembusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan.

Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah. Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.

Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja, akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.

Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia tentang Alam Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek. Konsep ini memberi indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan kelestariannya.

Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban perburuan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun tidak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di dalamnya terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus menerus dieksploitasi dan dipergunakan manusia.

Berdasarkan kenyataan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru. Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai subjek berarti manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan.

Artinya, alam dilihat sebagai ibu yang darinya, manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak langsung telah merusak kehidupan itu sendiri.

9. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam IX

Banjir di Kota Jakarta

Kota Jakarta kerap kali dilanda banjir saat musim hujan tiba. Hal tersebut mengganggu aktivitas warga sebab jalanan tergenang air hujan dan ruas jalan yang macet tidak dapat dilalui.

Banjir Jakarta sering terjadi pada Bulan September hingga Desember saat musim hujan. Setidaknya banjir tersebut muncul sebanyak dua kali dalam setahun di Jakarta dan sekitarnya. 

Banjir yang sering menimpa Kota Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya seperti kurangnya kepedulian warga sekitar Jakarta terhadap kebersihan lingkungan sehingga menyebabkan banjir bandang di setiap sudut jalan.

Banjir juga terjadi akibat sampah yang menggunung di beberapa titik aliran air. Akibatnya aliran air yang mampet membuat air hujan merembet ke rumah-rumah warga hingga mengakibatkan banjir. 

Mengatasi banjir Jakarta tidak mudah karena dibutuhkan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah setempat. Perluasan drainase dan kesadaran menjaga lingkungan menjadi dua langkah yang perlu digalakkan. 

Banjir merupakan bencana alam yang bisa mengakibatkan kerugian dan korban jiwa. Sehingga penanganannya perlu dilakukan secara seksama dan diterapkan oleh masyarakat Jakarta sedari dini. 

Pada akhirnya banjir Jakarta terus menjadi salah satu problematika yang membelenggu masyarakat. Namun dampaknya dapat diredam melalui berbagai macam cara yang dilakukan pemerintah dan masyarakat sekitar. 

10. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam X

Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah

Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor terpenting untuk menciptakan kenyamanan, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekitar. Setiap sekolah selalu mengajarkan anak didiknya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Bahkan, kebersihan sekolah banyak dilombakan untuk menarik minat sekolah agar mereka peduli kebersihan. Cara untuk menjaga kebersihan sekolah, di antaranya membuang sampah pada tempatnya, menghapus papan tulis, menyapu ruang kelas, dan lain-lain.

Pembagian piket kelas menjadi salah satu cara untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Petugas piket biasanya melakukan tugas membersihkan ruang kelas. Seperti menyapu kelas, menghapus papan tulis, dan menyiapkan spidol atau kapur tulis. Selain itu, setiap hari jumat selalu digunakan untuk melakukan kerja bakti membersihkan sekolah setelah pelajaran pertama selesai. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan “Jum’at Bersih”. Selain lingkungan sekolah bersih, hubungan murid dan guru juga bisa semakin akrab dengan adanya kerja sama.

Kebersihan lingkungan sekolah adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sekolah dan merupakan faktor yang sangat penting dalam meraih keberhasilan proses belajar mengajar. Kebersihan lingkungan sekolah akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan sekolah tetap sehat terawat secara berkesinambungan.

11. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XI

Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Strukturnya

Tsunami Aceh

Pada Minggu 26 Desember 2004 terjadi gempa berkekuatan 9,8 skala richter mengguncang 15 negara. Kawasan terdampak bencana tsunami tersebut seperti Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Timur.

Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di ujung barat sehingga menjadi daerah terdampak. Gempa tersebut mengakibatkan gelombang air laut hingga tsunami yang merusak sebagian besar kawasan Aceh. 

Kerugian akibat bencana tsunami tersebut ditaksir mencapai ratusan triliun rupiah. Sementara itu banyak korban jiwa yang tidak sempat menyelamatkan diri pada saat terjadinya tsunami di Aceh.

Sarana transportasi hingga infrastruktur hancur diterjang gelombang air pasang. Sarana pendukung komunikasi di lokasi bencana terputus total sehingga menyulitkan sebagian relawan yang membantu jalannya evakuasi korban. 

Gempa yang disusul Tsunami yang terjadi secara tiba-tiba pada akhirnya membuat Aceh menjadi sunyi seperti kota mati. Kota yang dulu penuhi rumah penduduk dan bangunan telah rata.

Diperlukan waktu lama untuk membangun kembali infrastruktur Aceh sehingga menjadi asri. Selain itu untuk mencegah kerusakan di kemudian hari diperlukan teknologi pendeteksi dini bencana alam. 

12. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XII

Gunung Semeru Meletus

Gunung Semeru merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur. Puncak Mahameru memiliki ketinggian mencapai 3.676 mdpl yang menjadikannya gunung tertinggi di Indonesia. 

Gunung Semeru terbentuk dari subduksi Lempeng Indo Australia yang menurun ke Lempeng Eurasi. Semeru termasuk gunung berapi tertinggi urutan ketiga Indonesia setelah Kerinci dan Rinjani. 

Bagian argumentasi pada contoh teks eksposisi tentang bencana alam singkat dapat dilanjutkan dengan penjelasan peristiwa meletusnya Semeru. Berikut lanjutan teks singkat eksposisi tentang meletusnya Semeru.

Letusan pada akhir Desember 2021 mengakibatkan kerugian yang besar. Beberapa pemukiman penduduk di sekitar Semeru tertutup muntahan lahar dingin sehingga tidak dapat ditempati kembali.

Tenda-tenda darurat didirikan untuk menampung para korban bencana alam tersebut. Sementara itu aktivitas masyarakat di sekitar Semeru lumpuh total akibat letusan yang terjadi secara terus-menerus. 

Rute pendakian yang sebelumnya dibuka seperti Tumpang Malang ditutup lantaran kondisi yang tidak memungkinkan. Beberapa bantuan dari pemerintah setempat dan masyarakat di Indonesia mulai dinantikan.

Letusan Gunung Semeru pada akhirnya menutup semua akses masyarakat. Termasuk wisatawan yang hendak berlibur di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat itu. 

Hal tersebut membuat penduduk Semeru untuk mengungsi sementara waktu. Sembari pemerintah pusat dan setempat memastikan keamanan bagi penduduk yang ingin kembali tinggal di daerah asal. 

13. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XIII

Peristiwa Banjir

Banjir merupakan kondisi suatu daerah atau kawasan tergenang air dengan volume yang tinggi. Akibatnya pemukiman di sekitarnya dipenuhi air kotor yang menggenang sepanjang hari. 

Kondisi debit air yang tinggi tidak dapat ditampung sungai atau area resapan. Oleh sebab itu air yang seharusnya mengalir ke laut justru mengenai pemukiman penduduk.

Penyebab banjir yang menggenang di kota biasanya karena perilaku manusia. Kesadaran membuang sampah pada tempatnya yang minim juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir. 

Selain itu sungai yang mampet akibat penumpukan sampah menjadi faktor terjadinya banjir. Hal tersebut disusul macetnya saluran air seperti selokan di berbagai titik lokasi terdampak. 

Masalah tersebut semakin menumpuk saat tiba musim hujan. Intensitas hujan tinggi bersamaan dengan penumpukan sampah dan mampetnya saluran air membuat banjir semakin tidak dapat dihindari. 

Penyebab banjir yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia sangat kompleks. Dibutuhkan analisa mendalam agar pemerintah pusat, daerah dan masyarakat menemukan solusi yang tepat. 

Dengan demikian semua elemen masyarakat dan pemerintah memiliki andil besar terhadap penanggulangan banjir. Kerjasama yang baik pada akhirnya mampu menjadi jembatan solusi bagi permasalahan banjir. 

14. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XIV

Gunung Sinabung

Meski Gunung Sinabung kembali erupsi, status gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara itu tetap Siaga (Level III). Tidak naiknya status gunung karena berdasarkan data dari pos pengamatan.

Data menunjukkan guguran awan panas sejak September hingga Oktober 2014 terjadi 7-23 per hari. Sedangkan Januari dan Februari 2014 lalu erupsi bisa mencapai 80 kali per hari diiringi dengan gempa hybrid dan tremor.

Jika pembentukan kubah lava tidak stabil seperti pada Januari dan Februari 2014, maka status gunung setinggi 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu akan diubah.

Sebanyak 3 desa direkomendasikan untuk direlokasi. Ketiga desa itu adalah Suka Meriah di Kecamatan Payung, Bekerah dan Simacem di Kecamatan Naman Teran. Desa tersebut berada di radius 3 kilometer dari kawah Sinabung.

Sedangkan 4 desa lainnya, Desa Guru Kinayan, Kutatonggal, Berastepu, dan Desa Gamber warganya tetap diungsikan karena wilayah itu memang berada di luar radius 3 kilometer tetapi berada tepat di bukaan kawah sehingga berpotensi terkena gururan lava dan luncuran awan panas.

Gunung Sinabung sudah erupsi selama 1 tahun dan terkadang masih mengeluarkan lava pijar. Sampai saat ini, 3.287 ribu warga mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung.

15. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XV

Kebakaran Hutan California

Indonesia yang menjadi jantung dunia sekaligus negara yang berada pada garis khatulistiwa beriklim tropis yang memiliki hutan cukup luas menjadi perhatian dunia.

Pasalnya beberapa lahan hutan hujan di Indonesia mulai menipis karena banyaknya terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Indonesia lebih sering terjadi karena ulah manusia yang membakar pohon untuk membuka lahan baru.

Akan tetapi di beberapa daerah seperti Amerika dan Brasil, kebakaran hutan sering terjadi karena faktor alam.

Seperti contoh nya di negara bagian California yang dipenuhi hutan. Pada musim panas, tumbuhan di hutan California menjadi kering dan gersang sehingga tumbuhan tersebut sangat mudah terbakar. Belum lagi di tambah dengan cuaca panas yang dapat menyebabkan badai api di beberapa titik.

Kebakaran hutan di California menjadi bencana alam yang cukup mematikan karena beberapa titik api menyentuh pemukiman warga dan menyebabkan korban jiwa.

Selain itu, asap kebakaran hutan juga merusak kualitas lingkungan terlebih lagi kualitas oksigen sehingga menimbulkan masalah lebih besar yaitu penyakit infeksi saluran pernapasan pada masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi kebakaran.

Lahan yang terbakar juga menyebabkan tanah dan lingkungan akan sulit untuk ditanami tumbuhan lainnya.

Oleh karena itu biasanya, regenerasi penanaman pohon dilakukan pada lahan yang sudah terbakar membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya regenerasi yang lebih besar termasuk di dalamnya membersihkan dahulu sisa-sisa kebakaran yang menutupi permukaan tanah.

Demikianlah ulasan tentang 15 contoh teks eksposisi tentang bencana alam yang dapat kamu simak dan jadikan sebagai referensi dalam menulis.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm