Inseminasi Buatan Solusi Tingkatkan Populasi Ternak di Sulsel

16 Oktober 2023 11:39 WIB
Pj Gubernur Sulsel meninjau UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen (PIBPS) dan UPT Pembibitan Ternak dan Hujan Pakan Ternak di Pucak, Maros
Pj Gubernur Sulsel meninjau UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen (PIBPS) dan UPT Pembibitan Ternak dan Hujan Pakan Ternak di Pucak, Maros ( Dok Humas Pemprov Sulsel)

Maros, Sonora.ID - Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mendorong program inseminasi buatan untuk meningkatkan populasi sapi unggulan.

Hal itu disampaikan Bahtiar saat melakukan kunjungan kerja ke Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Minggu, 15 Oktober 2023.

Ia mengunjungi UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen (PIBPS) dan UPT Pembibitan Ternak dan Hujan Pakan Ternak milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel.

Menurut Bahtiar, sektor peternakan tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sulsel, selain pertanian dan perikanan.

Ia menilai, Pucak adalah kawasan tepat untuk melakukan inseminasi buatan karena jauh dari pemukiman penduduk.

Dengan laboratorium yang dimiliki, pembibitan hewan ternak dalam jumlah banyak melalui metode inseminasi buatan dapat dimaksimalkan.

"Ini kita pemerintahan fungsi layanan, ini dibuat dalam jumlah banyak, bibitnya dapat diberikan secara gratis ke peternak," ujarnya.

Ia mengatakan, melalui inseminasi buatan, satu sapi yang menghasilkan sperma dapat disuntikan ke-200 ekor sapi betina.

Sehingga lebih murah dan efektif jika dibandingkan dikawinkan secara manual.

Namun, hal yang perlu diperhatikan juga termasuk pendukung lainnya seperti ketersedian air, pakan, listrik, alat teknologi dan SDM untuk UPT ini.

"Saya juga dorong kawan kita di sini banyak peneliti hebat, kita harus punya komoditi ternak unggulan yang membedakan Provinsi Sulsel dengan 37 provinsi lainnya," terangnya.

Baca Juga: 13 Contoh Simbiosis Komensalisme Makhluk Hidup dengan Penjelasannya

Tak hanya untuk sapi, kata Bahtiar, inseminasi buatan juga memungkinkan dilakukan untuk ternak lain seperti kuda.

Apalagi, Sulsel secara kultural mengonsumsi daging kuda sebagai menu khas. Seperti di Kabupaten Jeneponto.

"Jadi kita mengembangkan ternak yang secara kultural, yang puluhan bahkan ratusan tahun sudah dikerjakan oleh masyarakat. Misalnya, kita di Sulsel ada yang namanya kuda Jeneponto," jelasnya.

Berdasarkan laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam sebulan sebanyak 900 ekor kuda dipotong di Jeneponto dengan nilai Rp9 miliar.

Karena itu, ia mendorong agar inseminasi buatan untuk kuda juga bisa diprogramkan.

Ia juga menekankan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jangan hanya fokus pada ternak besar, seperti sapi, kambing dan kuda. Tetapi juga ternak kecil seperti unggas. "Jadi harus ada juga, misalnya khas kita itu cawiwi (belibis), itu khas kita juga. Hari ini masih ada, tapi ini perlu kita kembangkan," imbuhnya.

Lainnya, seperti ayam ketawa juga khas. Ayam ketawa memiliki nilai intrinsik yang dapat dijual.

Sama seperti lukisan, orang bersedia membeli dengan harga lebih karena nilai yang dimiliki. Saat ini populasinya tidak lebih dari 5000-an ekor.

"Ini jangan sampai punah. Jangan sampai milik negara lain lebih baik dari kita. Kalau perlu ini kita sertifikasi dan didaftarkan sebagai plasma nutfah Sulsel," harapnya.

Adapun konsep peternakan yang dikembangkan berkaitan dengan konsep pertanian untuk pakan, misalnya dapat diambil dari hasil pertanian untuk konsumsi ternak.

Seperti daun dan batang padi, jagung dan pisang. "Pengembangan peternakan di Sulsel juga harus kita bangun ekosistem ekonomi, ekosistem lingkungan dan lainnya," jelasnya.

Sementar itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Sulsel, Nurlina Saking, menjelaskan, luas lahan yang tersedia di Pucak mencapai 86 hektar. Di lokasi tersebut, belum ada pembibitan kambing serta kuda.

"Tempat ini untuk memproduksi semen beku teknologi inseminasi buatan dalam upaya mempercepat populasi," jelasnya.

Saat ini, populasi sapi di Sulsel 1,4 juta dan kambing 800 ribu. "Saya pikir ini inovasi mengembalikan kejayaan kita dan punya keunikan, ada suatu produk inklusif dan apalagi ada nilai intrinsiknya," pungkasnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Didukung KLHK, Pertamina DPPU Hasanuddin Berdayakan Masyarakat Dusun Cindakko

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm